Jakarta : Mendekati masa pemilihan umum, baik itu di Daerah dan Nasional, banyak calon pemimpin yang mulai mengumbar-umbar janjinya jika kelak ia terpilih menjadi pemimpin. Salah satu janji calon pemimpin yang paling populer adalah ‘Pengobatan Gratis’.
Karena janji calon pemimpin yang seperti itulah yang membuat sistem di rumah sakit di Indonesia ‘rusak’.
Menurut Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI), DR. Dr. Sutoto. M. Kes, janji-janji itu masuk ke dalam sistem politik di Indonesia yang membuat situasi Perumahsakitan di Indonesia berantakan.
“Iming-iming dari calon pemimpin yang mengatakan akan memberikan pengobatan gratis jika orang memilih-nya lah yang membuat sistem di rumah sakit Indonesia berantakan,” kata Sutoto, di Hotel Mulia, Jakarta Selatan, Rabu (27/3/2013)
Sutoto menambahkan, para calon pemimpin yang tidak mengetahui soal sistem yang berlaku di rumah sakit itu sangat berbahaya untuk sistem di rumah sakit yang ada di Indonesia.
Untuk pengobatan gratis, pada dasarnya tidak semua bisa mendapatkan pengobatan secara cuma-cuma. Kalau pun memang ada pengobatan gratis, biasanya didapati oleh orang yang memilih calon pemimpin tersebut.
“Ketika orang milih si pemimpin yang menjanjikan itu, maka orang tersebut akan mendapatkan kartu jaminannya. Yang tidak memilihnya, tidak dapat,” jelas Sutoto.
Sebagai contoh, Sutoto mengambil kasus yang terjadi pada beberapa Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) yang ada di Garut. Gara-gara calon pemimpinnya yang mengiming-imingkan pengobatan gratis jika memilihnya, banyak RSUD yang terancam bangkrut dan berutang banyak.
“Kita ambil contoh RSUD Garut. Rumah Sakit itu berutang sampai 14 miliar dan terancam bangkrut,” kata Sutoto.
“Kalau sudah seperti ini, sistem politik sangat berpengaruh sekali terhadap situasi perumah sakitan di Indonesia,” tambahnya.
Sumber: health.liputan6.com