BLITAR – Manajemen RSUD Mardi Waluyo memastikan kebijakan efisiensi yang dijalankan sepanjang tahun ini tidak berdampak pada kualitas pelayanan kepada masyarakat. Langkah itu disebut sebagai bagian dari penataan internal rumah sakit dalam persiapan menghadapi reakreditasi pada tahun mendatang.
Hal itu diungkapkan Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RSUD Mardi Waluyo, dr Bernard Theodore Ratulangi. Menurutnya, efisiensi dilakukan dengan menyesuaikan penempatan sumber daya manusia sesuai kebutuhan operasional. “Penataan ini bertujuan agar layanan tetap berjalan optimal meski dilakukan penghitungan ulang terhadap jumlah dan fungsi tenaga kerja,” terangnya.
Dia meluruskan isu yang berkembang terkait kekurangan dokter spesialis. Bernard menyatakan bahwa kondisi terjadi sebenarnya karena ada beberapa dokter yang memasuki masa purnatugas. Karena itu, manajemen telah menyiapkan sejumlah langkah untuk mencukupi kebutuhan dokter spesialis agar pelayanan kepada masyarakat tetap maksimal.
”Perlu kami tegaskan bahwa ini bukan karena kekurangan dokter spesialis, tetapi ada beberapa yang memang purna tugas. Kami sudah menyiapkan skema seleksi internal untuk mengisi kebutuhan tersebut dengan tenaga spesialis yang berpengalaman,” ujarnya.
Selain melakukan penataan SDM, RSUD Mardi Waluyo juga terus memperkuat kualitas pelayanan melalui peningkatan kompetensi karyawan. Berbagai program pelatihan digelar secara berkelanjutan untuk memastikan kemampuan tenaga medis dan nonmedis tetap terjaga.
Pengembangan kapasitas dilakukan dengan mengirim karyawan untuk mengikuti pelatihan di rumah sakit lain, serta menyelenggarakan pelatihan internal bersama narasumber yang kompeten.
”Dengan pelatihan ini diharapkan kompetensi tenaga medis kami meningkat dan siap untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, khususnya pasien rumah sakit,” tandasnya.(mg2/c1/sub)
Sumber: blitarkawentar.jawapos.com







