Pasuruan (beritajatim.com) – RSUD Grati kembali mencuri perhatian setelah inovasi pelayanan lansia bertajuk Sister Peri Si Plus berhasil masuk jajaran Top 90 Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KOVABLIK) Jawa Timur 2025. Program ini dinilai mampu meningkatkan kemudahan layanan kesehatan bagi warga lanjut usia di Kabupaten Pasuruan.
Keunggulan dan implementasi program tersebut dipaparkan secara langsung oleh Bupati Pasuruan Rusdi Sutejo di hadapan para juri dalam presentasi di Command Center Kabupaten Pasuruan. Presentasi digelar untuk menjelaskan manfaat dan perkembangan layanan sejak program pertama kali diluncurkan.
Bupati Rusdi menyampaikan bahwa inovasi Sister Peri Si Plus lahir dari analisa terhadap rendahnya kunjungan pasien lansia ke RSUD Grati yang hanya 2 persen dari total lansia di Kabupaten Pasuruan. “Banyak masalah yang dihadapi sampai akhirnya membuat inovasi Sister Peri dan berlanjut Sister Peri Si Plus,” katanya.
Program Sister Peri Si Plus merupakan pengembangan dari layanan geriatri yang sebelumnya belum memiliki sistem khusus bagi pasien lansia. Beragam kendala seperti alur pelayanan rumit, pemeriksaan berulang, hingga antrean pengambilan obat kini dapat diatasi melalui sistem satu pintu.
Pelayanan ini terus berkembang melalui penerapan lima strategi inovatif mulai Klinik One Stop Service tanpa antrean, Home Visit Dokter Spesialis, Antar Jemput Gratis, Avenger (Quick Response Emergency), hingga High Acces yang menyasar aktivitas produktif lansia. Pendekatan tersebut membuat lansia lebih nyaman, terpantau, serta aktif secara fisik dan mental.
Bupati Rusdi menegaskan bahwa inovasi tersebut terbukti memberi dampak signifikan terhadap kesadaran lansia untuk menjaga kesehatan. “Sejak awal dicetus sampai hari ini, alhamdulillah pelayanan kesehatan kepada para lansia usia di atas 60 tahun terbukti berhasil,” ungkapnya.
Inovasi ini melibatkan kolaborasi berbagai dinas dengan kegiatan pertanian dan perikanan untuk menjaga produktivitas lansia. Mereka diajak berkebun, membudidayakan ikan, hingga mengikuti program edukatif dan keagamaan secara rutin.
Direktur RSUD Grati, drg Dyah Retno Lestari memastikan pelatihan dan fasilitas pendukung terus diberikan, termasuk bibit tanaman dan bibit ikan dari dinas terkait. “Selain itu ada pertemuan dan pengajian lansia hingga pembuatan produk dari hasil panen untuk dijual di kafetaria RSUD Grati,” imbuhnya.
Saat ini inovasi Sister Peri Si Plus telah merangkul hampir 200 lansia dan menjadikan mereka lebih mandiri serta berdaya. Para peserta program menunjukkan peningkatan produktivitas dan kesejahteraan dibanding sebelum inovasi diterapkan.
Retno juga berharap cakupan dan fasilitas inovasi terus berkembang demi meningkatkan kualitas hidup para lansia ke depannya. Harapan tersebut diiringi optimisme agar Sister Peri Si Plus dapat menjadi standar layanan kesehatan lansia hingga jangka panjang.
Sumber: beritajatim.com







