KOTA PEKALONGAN – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bendan Kota Pekalongan bersiap untuk menjadi Rumah Sakit Pendidikan Satelit. Terlebih, RSUD Bendan sudah menjalin kerja sama dengan beberapa Fakultas Kedokteran (FK), dari universitas terkemuka di Indonesia.
Hal itu disampaikan Wali Kota Pekalongan, Achmad Afzan Arslan Djunaid, pada kunjungan Tim Verifikasi Lapangan (Verlap) dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia, di RSUD Brebes, Jumat (18/7/2025).
Ia merinci, universitas yang sudah diajak kerja sama oleh RSUD Bendan di antaranya Universitas Gunadarma, Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Universitas Dian Nuswantoro (Udinus).
“Dengan status ini, RSUD Bendan diharapkan bisa mencetak dokter-dokter berkualitas, khususnya spesialis, yang akan menjadi kebanggaan Kota Pekalongan. Transformasi RSUD Bendan sejak 2021 sampai 2025 ini juga sangat luar biasa, baik dari segi pelayanan, transparansi, maupun inovasi berbasis teknologi,” tambah Aaf.
Direktur RSUD Bendan Kota Pekalongan, Dwi Heri Wibawa, menjelaskan, tahapan menuju status RS Pendidikan telah berlangsung sejak 2023. Dimulai dari pengajuan visitasi ke Kemenkes untuk menjadi RS Satelit dari RSAU Antariksa Jakarta, kemudian pengiriman peserta didik FK Universitas Gunadarma untuk kepaniteraan klinik, lalu tahap verifikasi lapangan pada tahun ini.
“Kami tidak menutup kemungkinan untuk menjalin kerja sama, dengan lebih banyak Fakultas Kedokteran dari universitas-universitas lain. Kami telah mengirimkan seluruh dokumen yang disyaratkan sejak tahun lalu, dan sekarang sedang menjalani tahap akhir verifikasi,” jelasnya.
Sejauh ini, ujarnya, RSUD Bendan telah menerima dua gelombang mahasiswa FK Gunadarma, yang menjalani praktikum sebagai dokter muda, yakni pada Desember 2024 sebanyak 10 orang, dan Mei 2025 sebanyak 23 orang. Mereka menjalani pendidikan selama lima hingga sepuluh minggu, tergantung dari bidang spesialisasi yang diambil, seperti penyakit dalam, anak, kandungan, dan kebidanan.
Lebih lanjut, sejak awal tahun ini, RSUD Bendan juga bekerja sama dengan FK Undip yang mengirimkan dokter residen spesialis anestesi. Sebelumnya, RS ini juga menerima dokter residen mata dari FK UGM, serta menjadi tempat praktik bagi dokter muda Udinus, sebagai bagian dari persiapan pembukaan Fakultas Kedokteran.
“Mohon doa agar semua proses ini lancar, dan RSUD Bendan bisa segera ditetapkan sebagai Rumah Sakit Pendidikan oleh Kemenkes. Pengumuman hasilnya dijadwalkan dua minggu ke depan. SK penetapan berlaku selama RS menjalin kerja sama aktif dengan FK Universitas yang ditunjuk,” tambah dr Dwi Heri, sapaan akrabnya.
Ketua Tim Verifikasi Kemenkes RI, Indra Rachmad Dharmawan, mengungkapkan, timnya bertugas melakukan pengecekan kondisi lapangan, dan mencocokkannya dengan dokumen persyaratan yang sudah diterima sebelumnya.
“Fungsi Rumah Sakit Pendidikan mencakup pelayanan, pendidikan, dan penelitian. Kami fokus memverifikasi kesiapan dalam aspek pendidikan, karena ini menyangkut keberlangsungan dan mutu pendidikan kedokteran,” terangnya.
Ia menyebut, saat ini, terdapat 487 rumah sakit pendidikan di Indonesia, baik RS Pendidikan Utama maupun RS Satelit. Di Jawa Tengah, terdapat 70 rumah sakit, baik rumah sakit pemerintah maupun swasta. Menurutnya, hal ini disebabkan tingging kebutuhan Fakultas Kedokteran terhadap wahana praktik bagi dokter-dokter muda, dan pendidikan spesialis.
“Regulasinya jelas, penetapan RS Pendidikan harus melalui SK Menkes dan hanya dilakukan satu kali, selama kerja sama antara RS dan fakultas kedokteran masih berjalan. Dalam verlap ini, kami dibantu oleh Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan Indonesia dan Asosiasi Institut Pendidikan Dokter Indonesia,” katanya.
Indra menjelaskan, ada lima standar penilaian yang dijadikan acuan dalam verifikasi lapangan, yaitu legalitas, manajemen, administrasi, sumber daya manusia, dan sarana prasarana.
“Kami ingin kerja sama ini tidak hanya simbolik, tetapi juga saling menguatkan kontribusi untuk kualitas pelayanan dan pendidikan,” tutupnya.
Sumber: jatengprov.go.id