Reportase
Webinar Kepemimpinan dalam Penyusunan Renstra Rumah Sakit Daerah
Sabtu, 17 Mei 2025
PKMK-Yogyakarta. Webinar kepemimpinan ini merupakan bagian dari pelatihan jarak jauh yang bekerja sama dengan Asosiasi Rumah Sakit Daerah (ARSADA). Kutipan berikut menggambarkan tema webinar yang dibahas kali ini, “Management is doing things right, while leadership is doing the right things” (Peter Drucker). Sebagai seorang pemimpin rumah sakit daerah, menguasai seluruh manajemen rumah sakit merupakan tanggung jawab, namun kemampuan untuk memimpin di tengah dinamika ketidakpastian dan perubahan yang terjadi adalah tantangan yang harus dihadapi.
dr.Zainoel Arifin, M.Kes., Ketua Umum ARSADA dalam pengantar menyampaikan pentingnya webinar kali ini guna memberi pemantapan kepada para direktur beserta jajarannya dalam hal kepemimpinan yang outputnya berupa produk renstra yang bukan hanya baik melainkan juga realistis dan applicable. Buah dari kepemimpinan yang baik akan tercermin dari bagaimana rumah sakit daerah ini dapat menyelesaikan renstranya hingga tahap akhir pengumpulan nanti. Harapannya para direktur RS dapat menularkan ambisi positif melalui jiwa leadership yang membara kepada jajaran manajemen yang dipimpinnya.
Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D., selaku dosen FK-KMK UGM dalam pengantarnya menyampaikan metode mengukur kemampuan leadership direktur RSUD. Kepemimpinan seorang direktur sangat berpengaruh terhadap bagaimana dia akan membawa rumah sakit mencapai visi dan misinya. Penyusunan renstra rumah sakit daerah membutuhkan kemampuan leadership yang tangguh dari seorang direktur untuk membawa peningkatan kinerja rumah sakit secara berkelanjutan. Terlebih situasi lingkungan rumah sakit saat ini cukup kompleks, rumah sakit kini telah berkembang menjadi sektor industri dimana kancah persaingan telah meningkat hingga tahap internasional. Persaingan kali ini cukup membawa tantangan karena terjadi kesulitan dalam keberlanjutan keuangan BPJS dan proyeksi ke depan yang berat, serta sistem pendanaan di luar BPJS masih belum siap untuk menambah pendanaan. Dalam menjawab tantangan ini maka proses penyusunan renstra harus dipimpin oleh direktur rumah sakit, selaku pihak yang sensitif terhadap dinamika perubahan.
Dr. dr. Andreasta Meliala, M.Kes., MARS., selaku Ketua PKMK UGM menyampaikan materinya terkait Meta Leadership. Ada satu fase yang sangat penting setelah penyusunan renstra yaitu proses eksekusi setelah renstra tersebut telah jadi, selanjutnya bagaimana renstra tersebut dapat dimanfaatkan oleh pihak lain di luar rumah sakit. Konsep meta leadership digunakan untuk mengembangkan kepemimpinan yang sesuai dengan dinamika organisasi pelayanan kesehatan, dengan situasi yang sedang tidak stabil seperti di era saat ini. Leader di rumah sakit harus bisa menyeimbangkan aspek klinis, administrasi, dan tanggung jawab strategis sembari memastikan keselamatan pasien, kualitas pelayanan, dan kepuasan pegawai. Misi utama direktur adalah membawa renstra kepada para pemangku kepentingan dan membuat mereka mau untuk mendanai program yang direncanakan. Semakin banyak manajer yang berasal dari klinisi yang terlibat, maka penerapan management practice akan semakin mudah diterapkan. Terdapat tiga komponen besar dalam meta leadership, meliputi person selaku leader dan bagaimana kemampuannya dalam mempengaruhi orang lain, connectivity yaitu bagaimana seorang leader menempatkan rumah sakit sebagai suatu sistem secara keseluruhan yang bersinergi dalam pengembangan, situation adalah bagaimana seorang meta leader membayangkan bagaimana rumah sakitnya akan dibawa 5-10 tahun kedepan.
Seorang meta leader mempengaruhi pihak lain melalui 2 pendekatan, yaitu melalui framing, suatu pendekatan melalui kemampuan komunikasi dan menjelaskan situasi yang ingin diubah tanpa menggunakan power, sehingga pihak lain akan menyadari bahwa jika perintah tersebut tidak dilaksanakan maka akan terjadi suatu implikasi. Pendekatan kedua adalah melalui sumber daya internal dan eksternal organisasi.
Sesi berikutnya ialah pemaparan hasil angket leadership para direktur rumah sakit daerah, terdapat 2 hal yang masih menjadi kelemahan para direktur rumah sakit, yakni kemampuan membaca trend yang terjadi, dan mengajak yang dipimpinnya untuk bergairah mengembangkan rumah sakit. Perlu adanya peningkatan dalam hal kemampuan identifikasi, analisis situasi, dan mendiagnosis masalah.
Kinik Darsono, M.Med., Ed., FISQua., dari ARSADA membahas bahwa konsep meta leadership banyak digunakan dalam keadaan krisis, seperti era saat ini. Berdasarkan evaluasi hasil survei, banyak para leader yang belum percaya diri dalam membawa instansinya untuk menjawab tantangan global. Kelemahan para leader menurut penelitian adalah ketidakmampuan dalam menggerakkan, karena tidak tahu arah yang jelas, waktu, dan aba-aba yang tepat. Kepemimpinan yang berhasil adalah yang mampu melihat potensi dan membentuk tim, dengan begitu lahirlah calon leader baru, dengan memberdayakan para kepala departemen atau divisi yang potensial. Dalam konteks ini, tujuan dari leadership ialah meningkatkan setiap aset mencapai ketaqwaan atau nilai tertingginya masing masing.
Theryoto, M.Kes., Sp.OK., MARS., dari ARSADA menganalogikan leadership dalam konteks kedokteran, sebagai seorang direktur harus mengetahui anatomi fisiologinya dahulu sebelum melakukan identifikasi akan masuk dalam cabang ilmu yang lain. Direktur harus bisa mengarahkan anak yang dipimpinnya pada setiap potensi yang dimilikinya. Renstra merupakan alat yang digunakan untuk menuju pada rencana yang akan direalisasikan. Strategi yang dapat dilakukan untuk memprediksi situasi yang akan terjadi di masa depan adalah dengan mengeksplorasi data, melakukan identifikasi masalah melalui survei komplain, serta memanfaatkan teknologi.
Reporter: Firda Alya (PKMK UGM)