Seiring dengan meningkatnya kebutuhan tenaga kesehatan global, Jepang menjadi salah satu negara yang aktif merekrut perawat dari luar negeri, termasuk Indonesia. Namun, di balik proses perekrutan tersebut, ada satu isu penting yang jarang disorot: bagaimana mempertahankan perawat migran agar tetap bekerja dan berkembang di negara tujuan?
Sebuah studi yang dipublikasikan di International Journal of Nursing Sciences (Volume 12, 2025) oleh Ferry Efendi dan tim menyoroti suara 22 perawat Indonesia yang bekerja di berbagai fasilitas kesehatan di Jepang. Studi ini menggali alasan-alasan yang mendorong mereka untuk bertahan dan terus mengabdi di negeri Sakura.
Faktor Retensi yang Kompleks dan Terintegrasi
Penelitian ini mengungkap enam tema utama yang mempengaruhi retensi perawat Indonesia di Jepang:
- Faktor Organisasi
Pemimpin yang peduli, keterlibatan perawat dalam pengambilan keputusan, peluang pengembangan karier, dan akses terhadap pelatihan membuat para perawat merasa dihargai dan berkembang secara profesional. - Sistem Dukungan Sosial
Dukungan dari komunitas, rekan kerja, dan teman-teman — baik sesama orang Indonesia maupun warga Jepang — menjadi pondasi penting dalam membangun kenyamanan emosional di lingkungan kerja yang asing. - Dorongan Individu
Semangat untuk terus belajar dan tekad yang kuat menjadi kekuatan utama yang membuat mereka bertahan, bahkan dalam situasi sulit. - Kebijakan Nasional di Jepang
Fasilitas publik yang efisien, kemudahan dalam memilih tempat kerja yang nyaman, serta subsidi pendidikan dan kesehatan bagi keluarga turut memperkuat keputusan mereka untuk tetap tinggal. - Faktor Keluarga
Pendidikan anak dan keberadaan pasangan menjadi pertimbangan utama dalam menentukan lokasi kerja dan keputusan untuk bertahan di Jepang. - Faktor Ekonomi
Gaji yang tinggi dan peluang untuk menambah penghasilan melalui shift malam atau pekerjaan tambahan menjadi insentif signifikan.
Implikasi untuk Kebijakan
Temuan ini memberikan masukan penting bagi pemerintah dan pemangku kepentingan di sektor kesehatan, baik di Indonesia maupun Jepang. Retensi perawat migran tidak cukup hanya dengan memberi peluang kerja; dukungan menyeluruh — dari kebijakan yang inklusif, lingkungan kerja yang suportif, hingga fasilitas bagi keluarga — sangat menentukan keberlangsungan kontribusi mereka.
Dengan memahami kebutuhan dan aspirasi para perawat migran, diharapkan kedua negara dapat membangun sistem yang tidak hanya menarik tenaga kerja, tetapi juga mempertahankannya dalam jangka Panjang (SMR).
Sumber: Efendi, F., Has, E. M. M., Pradipta, R. O., Houghty, G. S., Oda, H., & Tsujita, Y. (2025). Retention of international nurses in receiving country: Voices of Indonesian nurses in Japanese healthcare facilities. International Journal of Nursing Sciences, 12, 3–11. https://doi.org/10.1016/j.ijnss.2024.12.008