KBRN, Singaraja: Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Buleleng secara perdana melaksanakan tindakan Diagnosis Intervensi Non Bedah (DINB) Cardio. Layanan inovatif ini hadir sebagai langkah besar dalam memperkuat fasilitas kesehatan di wilayah Bali Utara, khususnya dalam menangani pasien dengan gangguan jantung.
Pelaksanaan tindakan perdana ini dilakukan terhadap 3 pasien RSUD Buleleng dengan pendampingan dari Tim Proctorship dari Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Jakarta serta RSUP Prof. Ngoerah Denpasar, Jumat (18/10/2024).
Direktur RSUD Kabupaten Buleleng, dr. Arya Nugraha, mengungkapkan bahwa DINB menjadi solusi bagi pasien-pasien yang membutuhkan intervensi koroner, yang sebelumnya harus dirujuk ke Denpasar akibat keterbatasan fasilitas di Buleleng. Sepanjang tahun 2024, RSUD Buleleng telah menangani 8 pasien rawat inap dan 16 pasien rawat jalan yang memerlukan tindakan tersebut.
Tindakan perdana ini menjadi bagian penting bagi RSUD Kabupaten Buleleng. Dengan adanya fasilitas Catheterization Laboratory (Cath Lab) yang baru, pasien serangan jantung kini dapat ditangani dengan lebih optimal, bahkan sejajar dengan standar internasional.
“Dengan adanya layanan ini, kita mampu mengurangi rujukan ke Denpasar dan memberikan akses yang lebih cepat serta dekat kepada masyarakat yang membutuhkan,” ujar dr. Arya.
Sementara, Ketua tim Proctorship RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, dr. Doni Firman, menyampaikan bahwa keberadaan layanan ini sangat penting, mengingat serangan jantung berat di Indonesia mencapai 33.000 kasus per tahun dengan angka kematian 10 persen.
Menurutnya, hadirnya layanan Cath Lab di RSUD Buleleng telah memberikan penanganan yang cepat dan berkualitas bagi pasien dengan gangguan jantung. Mengingat masalah kesehatan jantung merupakan kondisi yang sangat krusial dan memerlukan penanganan cepat dalam mencegah komplikasi serius serta menurunkan angka kematian.
“Dengan fasilitas yang sudah tersedia di Buleleng, kita dapat memberikan penanganan yang sama cepat dan berkualitas seperti di Jakarta atau kota besar lainnya. Intervensi segera setelah serangan jantung sangat krusial, terutama dalam 3 jam pertama, atau yang disebut ‘golden hour’,”ujar dr. Firman.
Ia mengatakan, tindakan perdana DINB ini menandai langkah awal menuju peningkatan layanan kesehatan di Bali Utara, serta harapan besar bagi penurunan angka kematian akibat serangan jantung. Dengan dukungan dari ahli dan kerjasama dengan BPJS Kesehatan, RSUD Buleleng kini siap memberikan layanan intervensi koroner kepada masyarakat sekitar tanpa harus melakukan rujukan keluar daerah.
Sumber: rri.co.id