RSUD Dr. Soetomo Surabaya dan Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Menur berbagi informasi tentang langkah-langkah inovatif yang diambil untuk meningkatkan layanan kesehatan kepada masyarakat.
Dr. Damayanti Tinduh Wakil Direktur Pendidikan Profesi, Penelitian, dan Sumber Daya Manusia (SDM) RSUD Dr. Soetomo menjelaskan, rumah sakit telah berkomitmen untuk mengikuti perkembangan teknologi dengan mengimplementasikan sistem digitalisasi di berbagai lini.
“Kami sudah memulai pendaftaran online yang memungkinkan pasien untuk memantau pengeluaran obat dan perkembangan layanan kesehatan melalui aplikasi,” ungkapnya dalam talkshow “Merawat Bumi Majapahit” di Radio Suara Surabaya pada Kamis (24/10/2024) pagi. Ini merupakan bagian dari upaya untuk membuat layanan kesehatan lebih transparan dan efisien.
Dengan adanya Electronic Medical Record (EMR) yang telah didigitalisasi, seluruh proses pelayanan dapat diakses secara real-time oleh pasien.
“Indeks mutu layanan pun bisa dipantau secara digital, termasuk perkembangan pelayanan unggulan yang kami tawarkan,” tambah Maya, sapaan akrabnya.
Hal ini memberikan kemudahan bagi pasien untuk tidak hanya mendapatkan informasi tentang layanan yang mereka terima, tetapi juga untuk melihat hasil lab dan melakukan pembayaran secara online melalui sistem Digipay dan Sistem Informasi Pasien Soetomo (SIPS).
Inovasi ini tidak hanya mempercepat proses layanan tetapi juga memberikan rasa aman dan nyaman kepada pasien. “Kami terus mengembangkan fitur-fitur dalam aplikasi ini untuk memastikan bahwa pasien dapat dengan mudah mengakses semua informasi yang mereka butuhkan,” jelasnya.
Sementara itu, dr. Mouli Edward, Kepala Bidang Pelayanan Medis RSUD Dr. Soetomo mengungkapkan pentingnya program Sistem Rujukan Terpadu (SISRUTE) dalam manajemen rujukan pasien.
“Dengan SISRUTE, kami memastikan setiap rujukan pasien ditangani dengan baik, sehingga kondisi pasien dapat dipantau dari rumah sakit pengirim hingga penerima,” katanya.
Program ini memungkinkan rumah sakit untuk berkolaborasi dan berkomunikasi secara efektif, memastikan bahwa setiap pasien menerima perhatian yang diperlukan selama proses rujukan.
Namun, dr. Mouli mengakui bahwa penerapan aplikasi mobile bagi pasien bukanlah hal yang mudah.
“Kami menyadari bahwa tidak semua pasien memiliki smartphone. Oleh karena itu, kami menyediakan pelatihan di rumah sakit bagi pasien yang belum terbiasa menggunakan teknologi,” tuturnya.
Upaya ini bertujuan untuk mendidik masyarakat agar dapat memanfaatkan teknologi dengan baik, sehingga mengurangi antrean di poli dan memberikan pelayanan yang lebih cepat.
Di sisi lain, dr. Rifatul Hasna Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RSJ Menur menyoroti pentingnya kesehatan mental dalam konteks yang lebih luas.
“Kami berusaha untuk menjadi pusat layanan kesehatan mental yang unggul. Ketika Gubernur meluncurkan gedung Prof. Mulyono tahun lalu, kami berkomitmen untuk menghilangkan stigma negatif yang sering menghinggapi rumah sakit jiwa,” jelasnya.
RSJ Menur mengambil langkah strategis dengan memperkenalkan Klinik Gangguan Belajar yang sebelumnya dikenal sebagai Klinik Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja.
“Dengan branding yang lebih positif, kami berharap masyarakat tidak merasa takut untuk mencari bantuan ketika anak mereka mengalami kesulitan belajar,” tambah Husna, sapaannya.
Lebih lanjut, RSJ Menur juga meluncurkan layanan telekonsultasi bernama “Ojo Bingung,” yang dirancang untuk mendekatkan layanan kesehatan mental kepada masyarakat, terutama generasi muda yang akrab dengan teknologi.
“Kami menggunakan platform seperti WhatsApp untuk memberikan konsultasi gratis dengan psikolog klinis,” ungkapnya.
Melalui telekonsultasi ini, masyarakat dapat dengan mudah mengakses layanan kesehatan mental tanpa merasa stigma.
Dia juga mengungkapkan bahwa rumah sakit baru saja meluncurkan beberapa layanan baru, termasuk klinik memori, klinik gangguan tidur, dan klinik medical checkup anak.
“Klinik memori ini sangat penting untuk deteksi dini terhadap demensia. Kami berharap dengan adanya klinik ini, masyarakat menjadi lebih sadar akan kesehatan mental dan memori mereka seiring bertambahnya usia,” katanya.
Melalui berbagai inovasi dan pengembangan ini, kedua rumah sakit menunjukkan komitmen yang kuat dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Jawa Timur.
Upaya mereka tidak hanya berfokus pada penyediaan layanan medis yang lebih baik tetapi juga pada pembentukan ekosistem kesehatan yang ramah dan terbuka bagi masyarakat.
Dengan mengintegrasikan teknologi modern dan menciptakan layanan yang lebih dekat dengan kebutuhan masyarakat, mereka berharap dapat mendorong lebih banyak orang untuk mencari bantuan dan memperhatikan kesehatan mereka, baik fisik maupun mental. (saf/ipg)
Sumber: suarasurabaya.net