MOMEN pertambahan usia ke-19 menambah semangat komitmen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) RA Basoeni Kabupaten Mojokerto dalam menjadikan rumah sakit favorit atau pilihan utama masyarakat.
Khususnya terkait pelayanan kesehatan dan prioritas kesembuhan pasien. Hal itulah yang disampaikan Bupati Ikfina Fahmawati dalam seminar kesehatan yang digelar dalam rangka memperingati HUT ke-19 RSUD RA Basoeni, pada Sabtu (22/6).
Acara bertajuk Current Update on Comprehensive Management of Head Trauma Emergency and Rehabilitation, tersebut diisi dua narasumber. Yaitu, dr Muhammad Irfan dan dr Ula Firdausi.
”Kita berharap, RSUD RA Basoeni akan menjadi rumah sakit umum daerah yang betul-betul menjadi pusat rujukan atau pilihan utama masyarakat untuk mendapatkan kesembuhan,” kata Ikfina Fahmawati saat memberikan sambutan di ballroom Raden Wijaya Hotel and Covention Kota Mojokerto.
Untuk mewujudkan harapan tersebut, Ikfina menegaskan, RSUD RA Basoeni harus memberikan pelayanan dengan sepenuh hati. Itu sejalan dengan tagline, RSUD RA Basoeni selalu dihati.
”Kalau kita melayani dengan segenap hati dan penuh cinta, maka kita juga akan mendapatkan kembali cinta dari orang-orang yang kita sayangi. Mudah-mudahan ini bisa dipertahankan dan semakin dikembangkan oleh teman-teman keluarga besar RSUD RA Basoeni,” ujarnya.
Ikfina Fahmawati turut mengucapkan apresiasi kepada RSUD RA Basoeni yang telah memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat Kabupaten Mojokerto. Ia juga mengharapkan pelaksanaan seminar ini dapat memberikan kemanfaatan bagi seluruh masyarakat di bumi Majapahit.
”Mudah-mudahan kegiatan ini diberikan kelancaran oleh Allah SWT. Sehingga kegiatan ini tidak hanya memperingati HUT RSUD RA Basoeni yang ke-19, tetapi juga mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang positif dan produktif dan bisa bermanfaat,” tandasnya.
Direktur RSUD RA Basoeni dr Rasyid Salim, Sp. KJ menyatakan kesiapan komitmennya dalam memberikan pelayanan yang berkualitas bagi masyarakat. Termasuk pelayanan di RSUD RA Basoeni harus dilakukan secara menyeluruh .
Di samping mengantisipasi dampak dari suatu trauma atau penyakit kepala terhadap kondisi ekonomi dan sosial dari keluarga, serta kondisi sosial masyarakat di sekitarnya.
”Yang dipriroritaskan dalam seminar ini fokus pada keterlibatan berbagai pihak yang khususnya pasca trauma kepala. Karena ini berhubungan dengan jaringan otak yang tidak punya kemampuan untuk beregenerasi. Sehingga pasti akan membawa pengaruh yang luar biasa,” tandas dia. (oce/ris/adv)
Sumber: radarmojokerto.jawapos.com