SALATIGA, suaramerdeka.com– Lamanya antrean obat di apotek RSUD Kota Salatiga, karena jumlah pasien yang cukup banyak sekitar 500-600 orang per hari, membuat rumah sakit berinovasi.
Salah satunya dalah sistem pengantaran obat (Sigab) bagi pasien dengan biaya relatif murah.
Direktur RSUD Kota Salatiga dr Riani Isyana Pramasanthi MKes mengatakan, Sigab merupakan inovasi agar pasien setelah diperiksa tidak perlu menunggu obat, tetapi bisa langsung pulang.
Obat pasien akan diantarkan oleh pihek ketiga langsung ke rumah pasien.
”Layanan ini sudah disiapkan sejak tahun lalu. Obat akan diantarkan oleh JNE, Kantor Pos, dan ojak lokal Jeggboy,” kata Riana Isyana.
Riana mengakui bila jam sibuk pelayanan rumah sakit sejak pagi dan siang hari sangat padat pasien yang berobat.
Hal itu membuat antrean pelayanan obat di apotek RSUD Kota Salatiga.
Layanan inovasi Sigab ini sangat mudah dan banyak minatnya, sehingga JNE dan Kantor Pos pun kewalahan.
Tingginya permintaan layanan itu dari pasien, membuat jasa Sigab juga dilaksanakan oleh managemen Jeggboy.
Riani menjelaskan RSUD juga telah meluncurkan Layanan Selaras atau sistem pelayanan akta gratis.
Seorang ibu yang melahirkan akan langsung mendapatkan layanan kartu akte kelahiran gratis, pergantian KK (kartu keluarga) dan pembuatan kartu KIA (kartu identitas anak), pendaftaran BPJS bagi bayi dan bonus lainnya.
Sementara itu, pengelola Jeggboy & Girl Salatiga, Sri Sahono mengungkapkan, berdasarkan penggalamanya untuk antre obat dan resep membutuhkan waktu beberapa jam.
Inovasi layanan ini sangat memudahkan pasien di RSUD Salatiga.
Jeggboy & Girl Salatiga memberikan pelayanan antar obat dengan biaya Rp 10 ribu bagi pasien dalam kota.
Untuk jasa antar obat ke pasien di luar Salatiga terkena tarif Rp 2.250 per km.
Ada juga layanan menemani pasien yang keluarganya tidak di Salatiga, mengantar pemeriksaan kesehatan ke RSUD dengan biaya Rp 20 ribu/jam.***
Sumber: suaramerdeka.com