BANJARMASIN- Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ulin Banjarmasin meluncurkan Pelayanan Kateterisasi Otak (Neurointervensi) sebagai tindakan pencegahan terhadap penyakit stroke.
Rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan ini menjadi rumah sakit satu-satunya yang memberikan pelayanan Neurointervensi di Kalsel.
“Kita satu-satunya rumah sakit di Kalimantan Selatan yang bisa memberikan pelayanan kateterisasi otak. Ada 100 dokter Spesialis Ahli Neurologi Intervensi di Indonesia, dan salah satunya ada di RSUD Ulin Banjarmasin,” ucap Direktur RSUD Ulin Banjarmasin, Diauddin.
Pemprov Kalsel melalui RSUD Ulin Banjarmasin dipercaya oleh Pemerintah Pusat untuk bisa memberikan salah satu pelayanan stroke tingkat lanjut yang setara dengan rumah sakit nasional, bahkan internasional.
dr Diauddin menjelaskan, dari awal dibuka pada Mei 2023 hingga saat ini, sudah ada 281 tindakan dilakukan dalam mengurangi angka penyakit stroke terjadi di masyarakat. Semua biaya ditanggung BPJS Kesehatan.
Pihaknya mengatakan tindakan ini memiliki tingkat keberhasilan yang sangat tinggi, mengingat pengerjaannya tidak membutuhkan waktu lama seperti operasi terbuka pada umumnya. “Ini merupakan rangkaian transformasi pelayanan kesehatan rujukan dari kementerian di antaranya kanker, jantung, stroke, uronefrologi, serta kesehatan ibu dan anak,” ungkapnya.
Pihaknya berkomitmen sebagai Rumah Sakit Umum Daerah bisa memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat di Indonesia, khususnya di Banua tercinta. “Ini merupakan amanah dari pusat bahwa rumah sakit yang ada di daerah harus bisa memberikan pelayanan kesehatan secara prima,” tuturnya.
Dokter Spesialis Saraf & Ahli Neurologi Intervensi Staf KSM (Kelompok Staf Medis) Ilmu Penyakit Saraf RSUD Ulin Banjarmasin, Muhammad Welly Dafif mengungkapkan kateterisasi ini merupakan teknik terbaru untuk mendiagnosis, pencegahan stroke, dan terapi stroke dengan menggunakan suatu kateter dan peralatan khusus.
“Layanan ini hampir sama dengan pemeriksaan kateterisasi jantung. Jika di jantung umumnya melalui lengan, sedangkan kateterisasi otak umumnya dilakukan melalui paha.
Ia menerangkan, pelayanan ini memiliki angka komplikasi kurang dari 2 persen, dengan tindakan yang dilakukan hanya sayatan kecil 2-3 milimeter, serta masa penyembuhan rata-rata 2 hari. “Alat yang dipasang pun hanya seukuran jarum kecil saja. Alat kateter tersebut untuk melihat apakah di otak terdapat sumbatan atau tidak. Sehingga dari hasil tersebut maka dapat dilakukan evaluasi dan diagnosis, penyembuhan, serta dapat mencegah kecacatan pasien stroke,” pungkasnya.
Sumber: radarbanjarmasin.jawapos.com