Kerangka Acuan Kesehatan
Diskusi Strategi Mengembangkan Pelayanan Kesehatan Mata Dengan Standar Global Terbaik
Kasus: Klinik Mata Nusantara
Rabu, 3 April 2024
Pukul 14.00-15.00 WIB
Latar Belakang
Indonesia dapat dikatakan cukup berhasil dalam menerapkan JKN, khususnya dalam hal coverage peserta. Namun, hal ini mendatangkan dilema karena luasnya paket manfaat yang dijamin dalam JKN berdasarkan tarif INA-CBGs, sedangkan jumlah fasilitas pelayanan kesehatan yang cukup banyak namun menumpuk di kota-kota besar. Pada satu sisi, situasi ini menyebabkan utilisasi JKN tinggi di lokasi yang populasi faskesnya tinggi sehingga nilai klaim ke BPJS menjadi sangat tinggi. Masyarakat di daerah dengan populasi fasyankes rendah mengalami kesulitan akses ke faskes sehingga daerah-daerah ini didorong untuk meningkatkan akses dengan menambah jumlah serta kapasitas faskesnya, yang pada akhirnya akan meningkatkan utilisasi dan klaim ke BPJS.
Pemerataan akses ke fasilitas pelayanan kesehatan merupakan salah satu tujuan transformasi kesehatan. Namun dalam jangka menengah-panjang, kondisi ini akan menyebabkan APBN sebagai sumber utama dalam pembiayaan kesehatan nasional mengalami defisit yang semakin besar. UU Nomor 17 Tahun 2023 tentang kesehatan mendorong masyarakat yang mampu agar menggunakan asuransi komersial dan sumber lain untuk mengakses pelayanan kesehatan untuk mengurangi beban APBN.
Mungkinkah fasilitas pelayanan kesehatan dapat menciptakan ekosistem yang sehat? Dimana fasyanes yang tidak bekerjasama dengan BPJS dapat hidup dan berkembang karena demand masyarakat untuk pelayanan non-BPJS juga tinggi? Contoh kasus menarik yang dapat dibahas adalah Klinik Mata Nusantara yang merupakan jejaring RS/ klinik mata terbesar di Indonesia. KMN menggunakan bahan medis habis pakai (BMHP) berkualitas tinggi, didukung oleh SDM dang peralatan yang canggih untuk menghasilkan outcome klinik yang tinggi pada berbagai kasus mata seperti katarak, dry eye, hingga starbismus. KMN menggunakan standar internasional sebagai benchmark untuk pencapaian indikator klinisnya. Input berbiaya tinggi namun dengan standar tarif INA-CBGs sehingga KMN menyediakan layanannya untuk pasien dengan private insurance. Pertumbuhan laba yang terus membaik menunjukkan bahwa KMN mampu tumbuh dan berkembang dengan produk-produk pelayanan untuk segmen pasar non-BPJS.
Tujuan
Diskusi ini bertujuan untuk membuka wawasan para pengelola fasilitas kesehatan mengenai bagaimana menciptakan peluang melalui penerapan strategi diferensiasi untuk meraih segmen pasar non-BPJS, dengan membahas kasus Klinik Mata Nusantara.
Narasumber
Diskusi ini akan menghadirkan narasumber utama yaitu dr. Rudy C. Susilo, CEO KMN EyeCare.
Peserta
Diskusi ini dapat diikuti oleh:
- Pemilik dan pengelola fasyankes
- Dosen dan mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat
- Peneliti dan konsultan fasilitas pelayanan kesehatan
- Pembuat kebijakan di pusat maupun daerah
Waktu dan Lokasi
Diskusi ini akan diselenggarakan secara daring pada:
Hari, Tanggal : Rabu, 3 April 2024
Waktu : 14.00 – 15.00 WIB
Daring
Link : https://us02web.zoom.us/j/86024650881?pwd=OHdzSnFRZHVpOER2Nm5MT0xYK1JQdz09
Meeting ID : 860 2465 0881
Passcode : 690999
Streaming Youtube : PKMK FK-KMK UGM
Rundown Kegiatan
Waktu (WIB) | Agenda | PIC |
13.45 – 14.00 | Pra Broadcasting | Tim Teknis |
14.00 – 14.05 | Pembukaan |
Moderator: dr. Haryo Bismantara, MPH |
14.05 – 14.15 | Pengantar Diskusi |
Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., PhD. Guru Besar FK KMK UGM |
14.15 – 14.35 | Strategi Mengembangkan Pelayanan Kesehatan Mata dengan Standar Global Terbaik |
dr. Rudi C. Susilo (CEO KMN, EyeCare) |
14.35 – 14.55 | Diskusi |
Moderator: dr. Haryo Bismantara, MPH |
14.55 – 15.00 | Kesimpulan diskusi dan penutup |
Biaya Investasi
Seluruh peserta dapat mengikuti diskusi ini secara gratis.
Narahubung
PKMK 0822-2137-7408