SIDOARJO (RadarJatim.id) – Pemutusan hubungan kerjasama antara BPJS Kesehatan dengan Rumah Sakit (RS) Anwar Medika per tanggal 1 Januari 2023 lalu, berdampak pada melonjaknya jumlah kunjungan pasien di Rumak Sakit Umum Daerah (RSUD) Sidoarjo Barat.
Direktur RSUD Sidoarjo Barat, dr. Abdillah Segaf Al Hadad mengatakan bahwa lonjakan pasien ditempatnya sudah terasa sejak akhir Desember 2023 lalu. Antrian rawat inap maupun pasien kontrol rutin terus mengalami kenaikan.
“Paling banyak pasien yang masuk ruang operasi. Dari biasanya 20 pasien, sekarang bisa 40 pasien setiap harinya. Pasien dengan penyakit jantung dan saraf juga dominan,” kata Abdillah saat dikonfirmasi awak media, Senin (15/1/2024).
Lonjakan kunjungan pasien sudah terlihat jelas. Ketika awak media memasuki area RSUD Sidoarjo Barat, sepeda motor maupun mobil terlihat penuh mengelilingi gedung yang baru diresmikan pada tahun 2022 lalu itu.
Diruang farmasi dan ruang poli pelayanan pasien penuh sesak yang membuat managemen RSUD Sidoarjo Barat harus menambah kursi tunggu, agar pasien yang hendak berobat tetap bisa antri dengan nyaman.
Pihak RSUD Sidoarjo Barat juga membuat kebijakan terhadap pasien rawat inap yang kondisinya sudah mulai membaik atau dimungkinkan rawat jalan dipersilahkan pulang, agar pasien yang lain bisa mendapatkan kamar.
“Kami tidak bisa menolak pasien, sebisa mungkin pasien datang kesini tetap kami layani dengan baik,” katanya.
Kebijakan lain yang dibuat oleh RSUD Sidoarjo Barat, yaitu dengan memfungsikan ruang managemen sebagai kamar inap pasien. Sedangkan ruang managemen dipindah ke gedung belakang yang baru selesai dibangun.
Selain itu, pihaknya juga meminta bantuan ke beberapa perguruan tinggi meminta dokter spesialis untuk diperbantukan sebagai dokter tamu di RSUD Sidoarjo Barat.
“Kalau menunggu dokter spesialis berstatus ASN (Aparatur Sipil Negara, red) butuh waktu lama,” ungkapnya.
Selain itu kekurangan dokter, RSUD Sidoarjo Barat juga kekurangan jumlah perawat dalam menangani lonjakan pasien yang terus mengalami peningkatan setiap harinya. Perawat yang direkrut dari Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) juga tidak cukup.
Untuk itu, RSUD Sidoarjo Barat telah melaporkan ke Bupati Sidoarjo terkait kekurangan jumlah perawat. Dalam waktu dekat akan dibahas dengan Asisten 1 Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten (Setda Pemkab) Sidoarjo. “Jika langsung merekrut honorer, itu tidak bisa. Terhalang aturan. Dimungkinkan nanti menggunakan Peraturan Bupati (Perbup, red) khusus rekrutmen tenaga perawat melalui BLUD (Badan Layanan Umum Daerah, red). Jadi tidak akan membebani APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, red) Sidoarjo,” terangnya. (mams)
Sumber: radarjatim.id