Reportase Webinar Serial ke 2 “Hospital Cost Management System untuk Implementasi Renstra Rumah Sakit”
“Penerjemahan Renstra dengan Low-Cost Leadership Strategy menggunakan Sistem Programming Rumah Sakit”
21 Desember 2023
PKMK FK-KMK UGM bekerjasama dengan PPAMRSI mengadakan webinar serial dengan tema “Hospital Cost Management System untuk Implementasi Renstra Rumah Sakit”. Webinar series ini diisi oleh narasumber yaitu Drs. Johny Setyawan, MBA., Akt. Sementara Prof. dr. Laksono Trisnantoro MPH., Ph.D. selaku fasilitator. Pada penyelenggaraan kedua (21/12/2023) pukul 10.00-12.00 WIB, webinar ini mengangkat judul “Penerjemahan Renstra dengan Low-Cost Leadership Strategy menggunakan sistem Programming Rumah Sakit”. Webinar ini diikuti oleh kurang lebih 287 perserta dari berbagai rumah sakit di seluruh Indonesia.
Laksono membuka webinar ini dengan mennyampaikan pengantar dengan judul “Mengapa Renstra kita memilih Low-Cost Strategy?”. Memilih strategi dipengaruhi adanya berbagai faktor antara lain perubahan lingkungan rumah sakit, pendanaan RS dan BPJS dan proyeksi masa depannya. Manajer rumah sakit dituntut memiliki sense making untuk merespon adanya perubahan-perubahan lingkungan rumah sakit.
Di Indonesia sistem pajak yang belum efektif dalam ekonomi, penerimaan pajak tidak linear dengan peningkatan GDP. Sektor belanja kesehatan indonesia stagnan dari 2011-2019, peningkatan signifikan terjadi pada saat terjadi pandemi COVID-19. Jika dibandingkan dengan negara lain belanja kesehatan di Indonesia masih sangat rendah.
Penetapan Undang-undang Kesehatan Nomor 17 Tahun 2023 mendorong sumber-sumber dana baru untuk mendukung pelayanan kesehatan termasuk untuk asuransi swasta. Sehingga pendanaan rumah sakit dapat bersumber dari banyak pihak. Sementara itu, kita juga harus memahami sumber pendanaan pelayanan kesehatan saat ini adalah dari BPJS. Kemana tujuan BPJS? Apakah sebagai social safety net? Atau akan menjamin semua pelayanan termasuk untuk pelayanan.
BPJS bisa hidup karena kurangnya pemerataan pelayanan kesehatan. Jika ke depan pemerataan pelayanan kesehatan akan terjadi maka tekanan terhadap keuangan BPJS akan semakin tinggi. Bagaimana antisipasi rumah sakit dalam mengahadapi hal ini? Dengan keterbatasan dana BPJS ini ke depan tentunya rumah sakit dituntut untuk lebih efisien dan efektif. Sehingga strategy low-cost leadership inilah yang perlu untuk dipilih oleh rumah sakit di Indonesia.
Q&A dari Webinar #1 Materi Video
Johny menyampaikan saat ini RS selalu mengutamakan akses pelayanan dan mutu pelayanan, sementara biaya baru dihitung terakhir. Sehingga berdampak pada sektor keuangan rumah sakit yang babak belur. Selain itu, rumah sakit harus mampu untuk menghitung unit cost dengan benar dan tersistem, agar dapat dimanfaatkan lebih luas tidak hanya untuk dasar penyusunan tarif saja.
Ada 15 manfaat dari unit cost yang dapat dioptimalkan yang saat ini masih belum banyak dilakukan. Unit cost untuk penyusunan tarif sebenarnya tidak terlalu signifikan pengaruhnya bagi pendapatan rumah sakit, karena rata-rata 90% pasien rumah sakit menggunakan tarif JKN. Hanya 10% saja yang merupakan pasien non JKN yang menggunakan tarif rumah sakit.
Pemanfaatan unit cost salah satunya sebagai penerjemahan rencana strategis. Rencana strategis jangka panjang akan diterjemahkan ke dalam program-program yang di dalamnya terdapat produk dari rumah sakit. Sehingga data-data unit cost dapat dimanfaatkan sebagai dasar penghitungan biaya dari produk-produk penyusun program-program yang ada di dalam rencana strategis.
Dengan penggunaan data unit cost, rumah sakit dapat mengetahui mana produk yang bleeding dan mana yang dapat menghasilkan profit bagi rumah sakit. Penerapatan strategi low cost leadership akan sangat terbantu dengan aplikasi excel unit cost, karena rumah sakit dapat menyusun strategi bagaimana menurunkan angka bleeding dari suatu produk, apakah dengan mengurangi biaya variabelnya atau dari sisi biaya overhead-nya. Jika bleeding produk sampai muncul cash cost maka manajemen dan DPJP harus bekerjasama untuk menghindari hal tersebut terjadi.
Manajemen di era JKN dituntut juga untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian tools dalam mendukung penyusunan rencana strategis. Sebelum era JKN, rumah sakit dapat mempergunakan tools balance score card (BSC) dengan optimal. Akan tetapi, perubahan di era JKN rumah sakit harus mampu menggabungkan BSC dengan Evidence Based Medicine (EBM) dan Hospital Cost Management (HCM) dan mengarah kepada Lean Management.
Pemilihan strategi low-cost leadership didukung dengan berbagai pilihan alternatif taktik. Rumah sakit yang memiliki analisis unit cost yang baik dan tersistem dapat mempergunakan strategi-strategi dalam tabel diatas untuk menjadikan rumah sakit dapat mencapai reasonable quality dan effective cost atau kendali mutu dan kendali biaya yang optimal.
Reporter: Barkah W Prasetyo (Divisi Manajemen Rumah Sakit PKMK UGM)