Penerapan Aturan Kamar Rawat Inap Standar di Salah Satu Rumah Sakit Swasta kelas B di Jawa Tengah

Penerapan Aturan Kamar Rawat Inap Standar di Salah Satu

Rumah Sakit Swasta kelas B di Jawa Tengah

Semenjak Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Perumahsakitan diberlakukan, ada perubahan-perubahan terkait desain dan pengelolaan ruang rawat inap dibandingkan dengan regulasi sebelumnya. Merespon regulasi baru ini, banyak rumah sakit yang segera menyusun rencana perubahan standar sarana dan prasarana kamar rawat inap. Tidak terkecuali RS A di pulau Jawa. Sebagian besar komponen dari bangunan rumah sakit ini cagar budaya yang tidak boleh diubah sehingga harus menjadi pertimbangan dalam merenovasi agar sesuai dengan regulasi yang baru. RS A memberikan penugasan kepada kami sebagai perencana rumah sakit untuk melaksanakan aturan tentang kamar rawat inap standar ini dengan tetap mempertimbangkan kondisi bangunan cagar budaya.

Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor HK.02.02/I/1811/2022 tentang Petunjuk Teknis Kesiapan Sarana Prasarana Rumah Sakit dalam Penerapan Kelas Rawat Inap Standar Jaminan Kesehatan Nasional mengatur tentang kriteria kamar rawat inap standar di rumah sakit. Terdapat 12 kriteria yang harus dilaksanakan oleh rumah sakit, yaitu:

1. Komponen bangunan yang digunakan tidak boleh memiliki tingkat porositas yang tinggi
2. Ventilasi udara
3. Pencahayaan ruangan
4. Kelengkapan tempat tidur
5. Nakas per tempat tidur
6. Suhu dan kelembaban ruangan
7. Ruang rawat dibagi berdasarkan jenis kelamin, usia, penyakit (infeksi, non-infeksi), dan ruang rawat gabung
8. Kepadatan ruang rawat (kamar) dan kualitas tempat tidur (TT)
9. Tirai/partisi antar tempat tidur
10. Kamar mandi dalam ruangan rawat inap
11. Kamar mandi sesuai dengan standar aksesabilitas
12. Outlet oksigen

Pekerjaan ini diawali dengan melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk melihat bagian bagian bangunan mana yang masih dapat dilakukan pembongkaran. Selanjutnya dilakukan survei awal untuk melihat aspek mana dari 12 kriteria tersebut di atas yang telah dipenuhi oleh rumah sakit ini dan mana yang belum. Dari koordinasi dengan pihak terkait diperoleh data bahwa bangunan cagar budaya tidak boleh dibongkar secara keseluruhan. Dari survei awal diketahui bahwa aspek nomer 8, 10, 11 dan 12 belum diterapkan pada setiap ruang perawatan RS A ini, sehingga perlu dilakukan survei lebih jauh dan analisis khusus pada ke 4 kriteria tersebut.

Sebelum surveyor melakukan pengamatan lapangan secara lebih spesifik, tim terlebih dahulu menyusun hal-hal yang harus diamati seperti jarak antar tempat tidur, jumlah tempat tidur perkamar, ketersediaan outlet oksigen dan stop kontak serta dimensi kamar mandi pada setiap kamar. Setelah survei selesai dilakukan, maka disusunlah laporan survei dan resume hasil yang selanjutnya menjadi bahan untuk melakukan desain penyesuaian kamar rawat inap standar ini. Hasilnya sebagai berikut.

Gambar 1. Contoh gambar hasil survey

Selain gambar-gambar layout kamar seperti di atas, juga disusun resume hasil seperti terlihat di bawah ini.

Tabel 1. Resume hasil survey

Gedung M

Gedung K

Gedung Y

Gedung F

Gedung A

Dari data di atas, diketahui bahwa terdapat beberapa kamar yang jarak antar-tempat tidur dan dimensi kamar mandinya tidak sesuai aturan, yaitu antara lain memiliki lebar pintu setidaknya 90 cm. Untuk jarak antar-tempat tidur yang belum sesuai, ada dua alternatif yang dapat dilakukan yaitu: 1) mengurangi jumlah tempat tidur atau 2) mereposisi tempat tidur ke sisi yang lain. Untuk masalah dimensi kamar mandi satu-satunya solusi adalah melakukan renovasi.

Penyesuaian jarak antar-tempat tidur agar sesuai dengan standar yang berlaku di RS A ini membawa pada konsekuensi jumlah tempat tidur dikurangi, sebagaimana terlihat pada tabel berikut.

Tabel 2. Jumlah Tempat Tidur Setelah Disesuaikan

Gedung M

Gedung K

Gedung Y

Gedung F

Gedung A

Hasil dari penyesuaian dengan regulasi yaitu RS A harus mengurangi jumlah tempat tidur sebanyak 11 buah.

Penulis

Dyah Dewi.,ST.,M.Kes adalah konsultan arsitektur rumah sakit

sekaligus pemilik sebuah rumah sakit khusus bedah di DI Yogyakarta.