Sebuah rumah sakit khusus jiwa kelas A yang merupakan kelas tertinggi pada kelas rumah sakit jiwa akan mengembangkan IGD-nya, sebagai penjelasan rumah sakit ini selama masa pandemi juga di tunjuk menjadi rumah sakit rujukan utama penanganan COVID-19, dari mandatori tersebut pihak manajemen rumah sakit dan para user di rumah sakit memutuskan bahwa di IGD harus ada zona yang cukup representatif sebagai IGD rujukan infeksius. Di sisi lain rumah sakit ini juga tetap menjadi rujukan utama kasus Jiwa dan penyelenggara layanan IGD pada umumnya. Sehingga di IGD ini direncanakan akan ada 3 zona yaitu zona umum, zona Jiwa dan zona infeksius.
Setelah berdiskusi dan menentukan 3 zona yang ada di IGD, maka disusunlah program ruang yang akan ada di zona tersebut. Serta menentukan mana ruangan- ruangan yang harus bersebelahan. Antara zona umum dengan infeksius terhubung dengan anteroom. Program ruang yang akan di jadikan pedoman dalam mendesain adalah di bawah ini
Tabel 1. Program ruang Zona IGD Umum
No | Nama Ruang |
1 | Ruang pendaftaran |
2 | Ruang dekontaminasi |
3 | Ruang triase |
4 | Ruang pemeriksaan |
5 | Ruang observasi |
6 | Ruang resusitasi |
7 | Ruang tindakan bedah |
8 | Ruang tindakan non bedah |
9 | Ruang farmasi |
10 | Ruang linen steril |
11 | Ruang alat medis |
12 | Ruang dokter konsulen |
13 | Ruang diskusi |
14 | Nurse station |
15 | Ruang istirahat perawat |
16 | Ruang istirahat dokter |
17 | Ruang persiapan Bencana Masal |
18 | Ruang administrasi |
19 | Gudang kotor |
20 | KM WC pasien |
21 | KM WC karyawan |
Tabel 2. Program Ruang IGD Infeksius
No | Nama Ruang |
1 | Anteroom |
2 | Ruang periksa isolasi |
3 | Ruang observasi isolasi |
4 | Ruang farmasi |
5 | Ruang linen steril |
6 | Ruang alat medis |
7 | KM WC pasien |
8 | KM WC karyawan |
Tabel 3. Program Ruang IGD Jiwa
No | Nama Ruang |
1 | Triase |
2 | Ruang Gaduh Gelisah |
3 | Ruang Observasi |
4 | Ruang farmasi |
5 | Ruang linen steril |
6 | Ruang alat medis |
7 | Ruang dokter konsulen |
8 | KM WC pasien |
9 | KM WC karyawan |
Setelah program ruang tersusun dan disepakati oleh manajemen rumah sakit dan user maka dibuatlah blocking pada site yang ada untuk memberikan gambaran denah yang akan dibuat dan jalur sirkulasinya. Kebetulan site dari rumah sakit ini berada di hook (sudut) sehingga memudahkan untuk membuat jalur sirkuasi ambulance maupun pejalan kaki.
Gambar 1. Blocking dan Sirkulasi Kendaraan
Keterangan:
Garis merah = alur pasien infeksius
Garis hijau = alur pasien jiwa
Garis biru = alur pasien umum
Masing-masing zona dihitung kebutuhan luasannya dan kemudian ditata pada site yang tersedia, karena arah datangnya pasien dari sebelah kiri maka area dekontaminasi dan triase diletakan di area terdekat dengan arah masuknya pasien. Dan zona jiwa diletakan di arah belakang namun memiliki akses langsung dari jalan raya. Untuk pasien-pasien infeksius yang harus melalui dekontaminasi akan melalui triase dan anteroom sebelum masuk ke area zona infeksius. Demi keamaanan bersama pasien infeksius yang menggunakan ruang dekontaminasi dikirim ke zona infeksius dengan infecius tranposter brankard. Setelah zona dan sirkulasi telah tertata maka dilanjutkan dengan pembuatan denah denah pada setiap zona
Penulis
Dyah Dewi.,ST.,M.Kes adalah konsultan arsitektur rumah sakit
sekaligus pemilik sebuah rumah sakit khusus bedah di DI Yogyakarta.