Memulai dari Dalam:
Masalah Komunikasi Internal pada Umumnya Dalam Layanan Kesehatan yang Mempengaruhi Pasien
Masalah komunikasi internal dalam pelayanan kesehatan terus terjadi pada skala yang mengkhawatirkan. Komunikasi buruk dalam pelayanan kesehatan mengarah pada hasil pasien yang buruk: hingga 57% dari kasus miskomunikasi yang dilaporkan, terjadi diantara penyedia layanan kesehatan itu sendiri. Miskomunikasi dalam pelayanan kesehatan dapat menyebabkan komplikasi kesehatan yang dapat dihindari; kematian yang tidak perlu, prosedur malpraktik dan kelalaian mungkin terjadi. Komunikasi adalah elemen penting dalam memberikan perawatan yang tepat kepada pasien. Strategi komunikasi efektif sangat penting untuk pengembangan pengalaman pasien yang hebat.
Miskomunikasi Saat Pergantian Shift
Gangguan komunikasi dalam pelayanan kesehatan sering terjadi selama pergantian shift. Perubahan shift melibatkan penyerahan tugas perawatan kesehatan dari satu perawat atau dokter ke yang lain, termasuk juga melibatkan transfer informasi. Selama proses inilah miskomunikasi biasanya terjadi, atau informasi penting pasien diabaikan. Bagaimana informasi lengkap dapat berhasil dikomunikasikan selama penyerahan? Serah terima yang efektif harus berisi detail pasien yang terperinci dan lengkap, karena hal ini memberikan informasi cukup untuk perawatan pasien kepada pengasuh berikutnya. Kegagalan untuk mengomunikasikan semua detail pasien dapat merugikan pasien. Telah dilaporkan kasus di mana pasien diberikan obat yang salah karena informasi yang tidak memadai.
Setidaknya, 80% kesalahan medis dilaporkan selama pergantian shift. Oleh karena itu, institusi layanan kesehatan harus menyusun strategi serah terima shift yang efektif, misalnya, pengarahan singkat tentang pasien yang dirawat. Cara lain untuk meningkatkan komunikasi adalah dukungan data elektronik yang juga mencakup data penyerahan. Ini memastikan bahwa informasi pasien yang komprehensif diteruskan ke penyedia layanan kesehatan berikutnya selama pergantian shift.
Volume Informasi Tinggi
Jumlah informasi yang dihasilkan dari proses layanan kesehatan sebagian besar bervolume tinggi. Informasi datang dengan kecepatan tinggi, menghasilkan informasi yang berlebihan. Kelebihan informasi merupakan ancaman besar bagi komunikasi dan produktivitas staf layanan kesehatan. Alih-alih memfasilitasi komunikasi efektif, hal itu menghambat penyampaian informasi yang benar.
Pola komunikasi yang buruk sering terlihat ketika, misalnya, terjadi penurunan kesehatan pasien secara cepat. Perawat harus menyampaikan informasi tentang riwayat medis pasien, tanda-tanda vital, dan pengobatan yang diberikan, yang mengarah ke perburukan. Informasi ini penting bagi praktisi kesehatan, tetapi jika disajikan dengan cara yang tidak masuk akal, mungkin dapat terlewatkan, sehingga mengakibatkan pemberian pengobatan atau terapi yang salah. Mungkin juga informasi tercampur dan kemudian diteruskan ke departemen yang salah. Kesalahan tersebut dapat menular ke manajemen pasien di rumah sakit.
Untuk mengurangi efek dari informasi yang berlebihan pada komunikasi, lembaga kesehatan harus mengintegrasikan solusi teknis ke dalam sistem mereka yang membantu dalam menyimpan dan menyebarkan informasi.
Teknologi Komunikasi yang Buruk
Institusi pelayanan kesehatan menggunakan sistem komunikasi yang berbeda untuk menyebarkan informasi penting. Mengintegrasikan teknologi dalam sistem perawatan kesehatan adalah langkah menuju efisiensi. Namun, teknologi yang buruk dapat menyebabkan masalah komunikasi internal.
Dengan solusi teknologi di bawah standar, informasi dapat diteruskan dengan benar, tetapi tidak ada jaminan bahwa penerima akan melihatnya. Demikian juga kurang aman, sehingga dapat menjadi mangsa risiko keamanan siber. Ketika itu terjadi, informasi rahasia pasien dapat dilanggar atau hilang. Hal ini berdampak negatif terhadap penyampaian layanan kesehatan yang efektif dan efisien. Oleh karena itu, ada kebutuhan untuk berinvestasi dalam platform komunikasi yang sangat aman dan konektivitas luar biasa.
Kolaborasi yang Buruk antar Departemen Kesehatan
Untuk meningkatkan perawatan kesehatan bagi pasien, staf dari departemen yang berbeda dapat berkolaborasi dalam prosedur tertentu. Upaya kolaboratif pelayanan kesehatan ini memerlukan perencanaan, koordinasi, dan pengelolaan yang baik. Kegagalan untuk mengelola kolaborasi ini menghasilkan masalah miskomunikasi.
Oleh karena itu, setiap upaya kolaboratif antar departemen membutuhkan kepemimpinan dan perencanaan yang efektif. Kebijakan dan prosedur harus ditetapkan untuk diikuti oleh penyedia layanan kesehatan selama kolaborasi. Masalah komunikasi dalam kerjasama antar departemen kesehatan dapat merugikan kesehatan pasien.
Perbedaan Kekuasaan
Pola komunikasi yang buruk juga dapat terjadi antara staf kesehatan dalam posisi kekuasaan yang berbeda. Misalnya, asisten kesehatan mungkin ragu untuk berbicara dengan kepala praktisi kesehatan tentang masalah tempat kerja. Ketakutan datang dari budaya hierarki organisasi yang hadir di semua institusi. Hirarki kekuasaan ini mempersulit petugas kesehatan tingkat junior untuk mengungkapkan kekhawatiran, atau merekomendasikan solusi yang bermanfaat bagi lini bawah perawatan kesehatan. Akibatnya, komunikasi akan terputus.
Untuk mengatasi masalah ini, penting untuk mengadakan lokakarya pembangunan tim yang terdiri dari staf kesehatan di semua lini organisasi. Lokakarya ini akan mendorong interaksi antara semua staf kesehatan dan akan meningkatkan komunikasi internal dalam perawatan kesehatan.
Kunci
Masalah komunikasi internal meluas ke solusi perawatan kesehatan dan mempengaruhi pengalaman pasien secara keseluruhan. Institusi layanan kesehatan harus menyiapkan strategi komunikasi yang efektif. Investasi infrastruktur sistem komunikasi sangat penting. Sistem ini harus terintegrasi dengan teknologi perawatan kesehatan lainnya.
Institusi layanan kesehatan didorong untuk komunikasi berbasis cloud lebih efektif karena menggunakan database pusat. Secara keseluruhan, pimpinan layanan kesehatan harus secara konsisten memantau struktur komunikasi internal, memastikan bahwa masalah komunikasi internal dapat dideteksi sejak dini.