JAYAPURA (PB.COM)—Merespon tingginya permintaan kebutuhan darah oleh pasien akhir-akhir ini, manajemen RSUD Jayapura membangun kerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Papua untuk penyediaan stok kantong darah. Sebab dua bulan terakhir seiring tingginya angka kunjungan pasien di rumah sakit rujukan tertinggi di Tanah Papua itu, kebutuhan permintaan darah pun turut meningkat drastis.
Kepastian kerja sama itu diperoleh usai pertemuan yang dipimpin Direktur RSUD Jayapura dan jajaran manajemen bersama Ketua PMI Provinsi Papua Zakius Degei, ST dan pengurusnya, Kamis, 3 Agustus 2023 di ruang kerja Direktur RSUD Jayapura.
“Ya tadi dalam pertemuan kami sudah sepakat kerja sama penyediaan stok darah bagi kebutuhan pasien, terutama masyarakat kecil yang kesulitan ketika transfusi darah di RSUD Jayapura. Nanti kita buat penandatanganan kerja sama. Dana cukup tidak cukup, kami siap berusaha penuhi kebutuhan darah bagi pasien. Sebab ini adalah layanan kegawatdaruratan, keselamatan nyawa pasien jauh lebih penting,” kata Direktur RSUD Jayapura Aloysius Giyai kepada papuabangkit.com usai pertemuan.
Menurut Aloysius, sebenarnya RSUD Jayapura memiliki Bank Darah Rumah Sakit (BDRS), tetapi setahun belakangan ini macet atau tidak aktif. Merasa prihatin, pria yang sejak 3 Mei 2023 resmi menjabat kembali sebagai Direktur RSUD Jayapura itu berkomitmen menghidupkan lagi sarana itu sebagai solusi atasi kelangkaan darah.
“Supaya ketika kantong darah dari PMI tiba, tidak langsung dibawa ke ruangan pelayanan, tapi disimpan di BDRS dulu. Kebutuhan darah akhir-akhir ini sangat tinggi, maka kami terpaksa kami melakukan PMI Provinsi Papua. Tetapi kerja sama dengan PMI Kota Jayapura juga tetap jalan. Dengan demikian kami berharap, ketika kami sangat butuh darah untuk pasien, kami bisa mudah dapatkan dari PMI Provinsi Papua,” tegas mantan Kepala Dinas Kesehatan Papua ini.
Ketua PMI Provinsi Papua Zakius Degei mengatakan, pihaknya menyambut gembira dan mengapresiasi inisiasi Direktur RSUD Jayapura dan jajarannya untuk membangun kerja sama dengan PMI Papua dalam rangka penyediaan stok darah bagi kebutuhan pasien.
“Kami berharap, kiranya kerja sama ini menjadi solusi untuk menolong masyarakat kecil yang membutuhan darah, dan menjadi salah satu bentuk contoh pelayanan publik yang baik yang bisa ditiru rumah sakit lain di seluruh Tanah Papua,” tegas Zakius.
BDRS Aktif Jadi Solusi
Penanggung Jawab BDRS RSUD Jayapura dr. Elim Yubelina Mangayun mengaku berterima kasih kepada Direktur RSUD Jayapura dan Ketua PMI Provinsi Papua yang telah bersepakat membangun kerjasama penyediaan stok darah. Ia berharap, dengan kerjasama ini, BDRS di RSUD Jayapura kembali diaktifkan sehingga mempermudah pelayanan bagi pasien yang membutuhkan darah.
“Ya selama ini memang BDRS tidak aktif dan untuk atasi kebutuhan darah kami ambil dari dari UTD milik PMI Kota Jayapura. Salah satu kendala selama ini yang kami alami adalah BHP yang terbatas. Kami berharap dengan kerjasama RSUD Jayapura dan PMI Provinsi Papua, BDRS kita aktif lagi,” bilang dr. Elim.
Sementara itu, Kepala Bidang Penunjang Pelayanan Medik dan Rekam Medik RSUD Jayapura John Turot, SKM,M.Kes mengakui selama ini kerjasama penyediaan stok darah dengan PMI Kota Jayapura belum mampu menutupi tingginya permintaan.
“Selain membantu penyediaan darah, rencananya juga di dalam PKS akan dibahas tentang kerja sama dengan tim teknis PMI Provinsi Papua untuk membantu proses pemindahan darah dan stoking di BDRS. BDRS memang punya 10 anggota tim yang sudah dilatih terkait ini, tapi tidak hanya membantu di BDRS tetapi juga merangkap di anatomi dan mikrobiologi sehingga mereka kewalahan. Makanya nanti akan di-back up oleh tim teknis PMI dan mereka bersedia,” kata John Turot. (Gusty Masan Raya)
Sumber: papuabangkit.com