Kesejahteraan masyarakat dapat terjamin melalui layanan kesehatan yang berkualitas, minimalnya kesalahan medis, dan peningkatan kinerja profesional kesehatan. Untuk mencapai tujuan ini, sistem informasi kesehatan telah diterapkan di rumah sakit, dan penerapan ini mewakili kemajuan dalam bidang kedokteran dan teknologi informasi. Hasilnya, angka harapan hidup meningkat secara signifikan, standar layanan kesehatan meningkat, dan kesehatan masyarakat meningkat. Kemajuan ini dipengaruhi oleh proses pengelolaan organisasi kesehatan dan sistem informasi.
Meskipun rumah sakit cenderung mengadaptasi sistem informasi kesehatan untuk mengurangi kesalahan terkait kesalahan identifikasi pasien, peningkatan kejadian dan pencatatan kesalahan medis di Lebanon akibat kegagalan dalam mengidentifikasi pasien dengan benar menunjukkan bahwa tindakan tersebut masih belum memadai karena faktor-faktor yang tidak diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh sistem informasi kesehatan (HIS) dan faktor-faktor lain yang terkait dengan kondisi terkait pekerjaan terhadap pengurangan kesalahan identifikasi pasien dan konsekuensi terkait. Data empiris dikumpulkan dari 109 karyawan di Rumah Sakit Neioumazloum di Lebanon.
Hasilnya mengungkapkan korelasi antara HIS dan komponen serta pengaruh faktor lain pada identifikasi pasien. Faktor-faktor lain tersebut antara lain beban kerja, kelelahan perawat, budaya keselamatan pasien, dan kurangnya penerapan kebijakan identifikasi pasien. Makalah ini memberikan bukti dari sebuah rumah sakit di Lebanon dan membuka jalan bagi penelitian lebih lanjut yang bertujuan untuk mengeksplorasi peran teknologi informasi dalam mengadopsi HIS untuk kinerja kerja dan kepuasan pasien.
Peningkatan pelayanan terhadap pasien dapat membantu mencapai kesetaraan kesehatan, meningkatkan kinerja pemberian layanan kesehatan dan keselamatan pasien, serta mengurangi jumlah kesalahan medis.
Artikel ini dipublikasikan pada 2022 di jurnal MDPI.