Reportase
“Webinar Merajut Jejaring Pelayanan Primer Dan Rujukan Dalam Transformasi Sistem Kesehatan”
27 Mei 2023
Webinar ini dilaksanakan secara hybrid oleh Minat Manajemen Rumah Sakit, Departemen HPM, FK-KMK UGM yang berkolaborasi dengan PKMK UGM, dan IKA MMR dengan tujuan untuk memberikan informasi mengenai update sistem rujukan di pelayanan primer, sekunder, dan tersier dalam transformasi sistem kesehatan. Webinar dibuka oleh sambutan dari dr. Lutfan Lazuardi, M.Kes., Ph.D selaku Ketua Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan, FK-KMK UGM) dan dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes selaku Ketua IKA-MMR. Webinar ini terbagi menjadi 2 sesi dengan narasumber pada sesi 1 yaitu dr. Obrin Parulian, M.Kes dan beberapa narasumber pada sesi 2 yaitu drg. Pembajun Setyaningastutie, M.Kes, Prof. Dr. dr. Agus Dwi Susanto, Sp. P(K), FISR, FAPSR, dr. Purwoadi Sujatno, Sp.PD, MPH , dr. Bima Achmad B N., MPH dan dr. V. Evita Setianingrum, M.Kes beserta para pembahas yang hadir antara lain dr Tri Hesty Widyastuti Sp.M MPH (Sekretaris Jenderal PERSI), dr. Trisna Setiawan, M.Kes (Ketua Umum Asosiasi Puskemas Indonesia), dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes, dan Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc, Ph.D (Direktur BPJS Kesehatan).
Sesi 1: Strategi Penguatan Jejaring Rujukan Dari FKTP ke FKRTL dan Rujuk Balik Serta Indikator Outcome Sistem Rujukan
Obrin memaparkan hal-hal yang bisa dilakukan untuk penguatan sistem rujukan antara lain: 1) melakukan penguatan faskes primer, sekunder dan tersier 2) melakukan penguatan ketersediaan sumber daya di FKTP termasuk pemenuhan sumber daya manusia, sarana prasarana, alat dan obat serta sistem rujuk balik; 3) Pemanfaatan sistem teknologi dan informasi; serta 4) penguatan sistem rujukan berbasis kompetensi dengan SISRUTE.
Sesi 2
drg. Pembajun menyampaikan situasi sistem rujukan di wilayah DIY yang telah melaksanakan permenkes tentang jejaring pengampuan pelayanan prioritas. Pembayun kemudian mengusulkan solusi untuk permasalahan-permasalah rujukan yaitu dapat dilakukan open P-Care di layanan rumah sakit khususnya tipe C dan D serta memberlakukan sistem rujukan berbasis kompetensi rumah sakit. Hal ini dapat dilakukan dengan keterlibatan semua pihak termasuk penguatan kendali mutu biaya, pertimbangan klinis, dan optimalisasi program JKN.
2.2 Peran Provider Pelayanan Tingkat Lanjut Dalam Penguatan Sistem Rujukan Dan Sistem Rujuk Balik
Prof Agus menyampaikan terkait alur sistem rujukan berjenjang yang sudah berjalan di RS Persahabatan sebagai faskes rujukan dan tersier serta penanganan di layanan tersier sebagai rujukan dari RS tipe B/C. Agus menyatakan FKRTL memiliki peran dalam upaya penguatan sistem rujukan dan rujuk balik yaitu melakukan perluasan akses kerja sama FKRTL dengan BPJS Kesehatan, meningkatkan kualitas pelayanan administrasi, meningkatkan akuntabilitas pelayanan FKRTL, meningkatkan sosialisasi dan pelatihan mengenai sistem rujukan dan rujuk balik serta peningkatan SDM, fasilitas, dan ketersediaan obat-obatan di FKRTL.
2.3 Peran Provider Pelayanan Tingkat Lanjut dalam Penguatan Sistem Rujukan Dan Sistem Rujuk Balik
Purwoadi menyampaikan terkait penguatan sistem rujukan dan sistem rujuk balik berdasarkan perspektif rumah sakit swasta sebagai FKRTL kelas B yang merujuk dan menerima rujukan dalam transformasi layanan rujukan. Rumah sakit dapat berperan dalam optimalisasi semua aspek strategi baik dalam peningkatan akses layanan terutama layanan terhadap penyakit-penyakit prioritas secara lebih jelas, pengembangan fasilitas pelayanan kesehatan, perbaikan mutu pelayanan, dan pengembangan pemanfaatan teknologi informasi. Kerjasama dan kolaborasi penting untuk tercapainya transformasi pelayanan rujukan.
2.4 Optimalisasi Sistem Rujukan dan Sistem Rujuk Balik Di RS Tipe C
Bima memaparkan terkait bagaimana implementasi sistem rujukan dan sistem rujuk balik di Rumah Sakit Tipe C dan optimalisasinya sebagai rumah sakit sekunder. Beberapa perspektif sebagai upaya yang dapat dilakukan untuk optimalisasi pelayanan sistem rujukan yang terintegrasi yaitu mengoptimalkan SISRUTE dan Sistem rujukan berbasis kompetensi yang dapat menjadi solusi apabila telah disiapkan sistem yang rigid dan detail dalam pengaturannya untuk mengurangi risiko terjadinya pembengkakan anggaran.
2.5 Merajut Jejaring rujukan layanan Primer dalam Tranformasi Kesehatan
Evita berfokus pada pandangan puskesmas mengenai sistem rujukan pelayanan kesehatan kaitannya dengan transformasi pelayaan kesehatan primer. Masih ada kendala terkait SISRUTE, kendala rujukan dalam sistem P-Care, diperlukan tenaga atau SDM khusus untuk memantau SISRUTE 24 jam, respon RS yang kurang, masih menggunakan double system untuk rujukan yaitu penggunaan SISRUTE dan WA. Berdasarkan hal tersebut diharapkan akan ada perbaikan-perbaikan yang dapat dilakukan agar sistem rujukan di puskesmas bisa optimal.
Masukan dan Saran dari Pembahas
Pembahas pertama, dr Tri Hesty Widyastuti Sp.M MPH (PERSI) menyatakan ketidaksinkronan regulasi membuat disharmoni dalam implementasi program termasuk sistem rujukan dengan kategori rumah sakit pendidikan dan klasifikasi rumah sakit. Solusi yang dapat ditawarkan yaitu koordinasi, kolaborasi dan advokasi secara komprehensif dan masif antar stakeholder, kementerian lembaga termasuk BPJS agar secara bersama-sama mengoptimalkan sistem rujukan berbasis kompetensi. Pembahas kedua, dr. Trisna Setiawan, M.Kes (APKESMI) menanggapi terkait sistem rujukan yang berlangsung di fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP). Perlu digarisbawahi rujukan pada kemampuan kewenangan klinis tenaga kesehatan di FKTP. Pembahas ketiga, dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes menyatakan belum adanya pembinaan pada sistem rujukan sehingga perlu adanya pembinaan dan pengawasan pada SISRUTE. Terakhir, pembahas 4 yaitu Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc, Ph.D menegaskan BPJS saat ini sudah mulai berbenah dan terus melakukan optimalisasi pada pelayanan dan peningkatan mutu di FKTP maupun FKRTL dengan beberapa kemudahan dalam sistem rujukan berbasis digital. Simak video kegiatan melalui: Video
Reporter: Arista Tegu dan Iztihadun Nisa (IKM FK-KMK)