Gangguan pada sistem gerak cukup banyak dialami masyarakat Indonesia. Kelainan pada sistem gerak adalah sekelompok penyakit saraf yang menyebabkan gerakan tubuh menjadi bermasalah. Misalnya kesulitan untuk bergerak, gerakan melambat, atau gerakan tidak terkontrol.
Gangguan ini cukup mengganggu karena menghambat seseorang untuk melakukan hal-hal sederhana seperti berjalan, menulis, atau bahkan tersenyum.
Jika kamu mengalami hal itu, jangan buru-buru panik. RSUD dr. Iskak Tulungagung memiliki fasilitas layanan Ortotik Prostetik, yakni pelayanan kesehatan untuk pembuatan dan pemasangan alat bantu pada pasien yang kehilangan anggota gerak tubuh.
Seorang Ortotis Prostetis merawat beragam pasien dengan berbagai anggota gerak tubuh yang tidak normal. Seperti anak-anak yang lahir dengan defisiensi tungkai kongenital atau cerebral palsy, orang yang mengalami amputasi setelah kecelakaan, pasien dengan kelemahan otot setelah stroke atau cedera tulang belakang, pasien dengan ulkus kaki diabetik atau lansia yang kehilangan anggota tubuh karena penyakit pembuluh darah.
“Tindakan ortotik prostetik dilakukan guna mencegah deformitas (kecacatan) lebih lanjut, meningkatkan kemandirian pasien dalam beraktivitas secara normal serta memperbaiki gangguan gerak yang mengalami masalah,” terang Ortotis Prostetis Pelaksana Instalasi Rehabilitasi Medik RSUD dr. Iskak Tulungagung, Weby Daleanur Selygha, A.Md. OP.
Proses layanan ini tidak dapat dilakukan sembarangan. Terdapat lima tahapan dari ortotik prostetis yang harus dilakukan:
- Assesment (tanya jawab kepada pasien)
- Measurement (proses pengukuran anggota tubuh yang akan dibuatkan alat bantu)
- Casting (proses pencetakan gips yang dibalutkan pada tubuh yang akan dibuatkan alat bantu)
- Assembling (proses produksi alat bantu yang dimulai dari pengecoran casting yang telat dibuat, kemudian proses rektifikasi yaitu memperbaiki ukuran bila tidak sesuai dengan measuremet diawal, sampai proses moulding atau pembuatan rancangan bangun
- Fitting (proses pengepasan alat bantu apakah sudah sesuai dan nyaman, dengan mengidentifikasi pada bagian tubuh adakah bagian-bagian tersebut mengalami kendala atau tidak, misalnya alat terlalu sempit atau kebesaran, atau alat setelah dipakai mengalami kemerahan atau gatal).
Ortotis Prostetis bekerja secara tim yang tergabung dalam tim Rehabilitasi Medis. Terdiri dari dokter rehab yang bertugas memeriksa keluhan pasien serta meresepkan alat untuk dipakai, Ortotis Prostetis bertugas untuk membuat alat bantu, fisoterapi bertugas untuk melatih kekuatan otot pasien. Di luar itu, tim ini bekerja sama juga dengan dokter orthopedi dan dokter saraf untuk menganalisa keluhan pasien.
Produk yang dihasilkan dari layanan Ortotik Prostetik antara lain; foot ortosis, insole, ankle foot ortosis (AFO), KAFO, HKFO, denis brown splint, sepatu ortopedi, cock up splint, korset, knee brace, scoliosis brace, collar, dsb. (HUMAS/KAR)
Sumber: rsud.tulungagung.go.id