JOMBANG – Program Humas RSUD Jombang menyapa terus hadir memberikan edukasi kesehatan kepada masyarakat. Kali ini mengangkat tema ”Epilepsi pada Perempuan dan pada Kehamilan”. Sebagai narasumber, yakni dr Intan Nurswida SpN.
Dokter Intan Nurswida adalah salah satu dokter spesialis saraf di poli saraf RSUD Jombang. Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang dan Spesialis Universitas Airlangga Surabaya ini memberikan informasi tentang apa itu epilepsi khususnya pada perempuan.
”Epilepsi pada dasarnya di masyarakat banyak sekali kita temui, namun sebagian orang beranggapan bahwa epilepsi ini dikaitkan dengan hal-hal gaib seperti kesurupan atau kerasukan makhluk halus,” ungkap dr Intan.
Karena itu maka harus diberikan edukasi kepada masyarakat bahwa epilepsi adalah kelainan medis. Kepedulian masyarakat tentang epilepsi masih sangat minim bahkan dianggap sepele. “Sehingga kesadaran untuk memeriksakan diri dan berobat masih kurang,” ujar dia.
Epilepsi pada perempuan memperlihatkan hal yang unik terkait dengan interaksi antara hormon endokrin dan mekanisme epilepsi. Di mana adanya perubahan hormon akan bisa menyebabkan atau memperparah terjadinya epilepsi.
Epilepsi pada kehamilan dengan peningkatan kadar estrogen dan progesteron yang bermakna serta perubahan metabolisme hormon akan berpengaruh terhadap metabolism obat anti epilepsi. “Kedua hal tersebut akan memengaruhi frekuensi bangkitan,” lanjutnya.
Epilepsi pada kehamilan dapat menyebabkan komplikasi maternal dan fetal/neonatal. “Komplikasi maternal yang dapat terjadi yaitu perdarahan pervaginam, aborsi spontan, pre-eklampsia, persalinan lama, bangkitan berulang (hipoksia), status epileptikus, bangkitan saat persalinan, hipertensi kehamilan, persalinan preterm, dan sudden unexplained death in epilepsy (SUDEP),” jelas Intan memerinci.
Penanganan epilepsi pada perempuan dan kehamilan harus mendapatkan perhatian khusus, sebelum kehamilan dan saat kehamilan. Saat persalinan pun tidak boleh sembarangan.
Adapun proses persalinan pada penyandang epilepsi antara lain, sebaiknya dilakukan di klinik atau rumah sakit dengan fasilitas untuk perawatan intensif untuk ibu dan neonatus. Persalinan dapat dilakukan secara normal per vaginam dengan persalinan tanpa nyeri dengan epidural anelgesia.
Selama persalinan obat anti epilepsi harus tetap diberikan, kejang saat persalinan dihentikan dengan menggunakan obat anti epilepsi injeksi serta pemberian vitamin. ”Harapannya terutama pada penderita epilepsi bahwa harus tetap mempunyai semangat untuk sembuh. Walaupun epilepsi ini jenis penyakit yang tidak menular, namun bisa juga disebabkan karena keturunan, trauma dan infeksi oleh karena itu dari awal harus benar-benar diperhatikan dari gejala awal sampai potensi risiko yang lebih tinggi,” pungkasnya.
Penyandang epilepsi bisa konsultasi dengan metode penyembuhan dan pengobatan yang tepat terutama di poli saraf RSUD Jombang. Jika masyarakat mengalami epilepsi ataupun konsultasi bisa datang ke RSUD Jombang dengan jam buka pelayanan hari Senin-Kamis 07.00-12.00 WIB dan untuk hari Jum’at jam buka pelayanan jam 07.00-11.00 WIB,(ang/naz/riz)
Sumber: jawapos.com