SESIAP APA RUMAH SAKIT ANDA MENERAPKAN TELEHEALTH?
Lakukan self-assessment untuk mengetahuinya.
Telehealth adalah penggunaan informasi digital dan teknologi komunikasi untuk mengakses pelayanan kesehatan yang berlokasi jauh dan untuk mengelola kesehatan pasien. Telehealth dapat dilakukan oleh perawat, bidan, atau tenaga kesehatan lainnya melalui fasilitas kesehatan atau puskesmas keliling seperti di daerah pedesaan. Telehealth juga dapat berupa teknologi yang digunakan oleh dokter maupun tenaga kesehatan lainnya di RS untuk meningkatkan atau mendukung pelayanan kesehatan pada pasien-pasien mereka.
Selama pandemi COVID-19, telehealth telah meningkat pesat dari sisi teknologi maupun penggunaan kedalam praktik sehari-hari. Telephysical therapy, teleneurology, telemental health, tata laksana penyakit kronis seperti congestive heart failure (CHF), chronic obstructive pulmonary disease, dan diabetes; home hospice, home mechanical ventilation, dan home dialysis merupakan layanan-layanan telehealth yang paling banyak digunakan.[1] Dalam perkembangan saat ini, telehealth juga digunakan untuk tujuan mengoptimalkan operasionalisasi RS, mengurangi over-capacity, mencegah penyebaran/penularan penyakit infeksius tertentu seperti COVID-19, memberikan layanan kesehatan primer untuk berbagai kondisi kesehatan, memberikan akses lebih baik bagi pasien-pasien yang memiliki keterbatasan mobilitas dan waktu, memberikan akses untuk pelayanan spesialis dan subspesialis, serta meningkatkan komunikasi dan koordinasi antar-tenaga kesehatan dengan pasien/keluarga.[2]
Di Indonesia layanan telemedicine mulai berkembang cukup pesat sejak pandemi COVID-19, setelah sebelumnya selama bertahun-tahun tidak dipandang sebagai suatu inovasi pelayanan yang penting untuk segera dikembangkan. Saat ini sekitar 20% RS di Indonesia telah memiliki layanan telekonsultasi sebagai salah satu bentuk layanan telemedicine, meskipun penerapannya masih jauh dari ekspektasi. Padahal aspek keamanan, keandalan, profesionalisme, kemudahan penggunaan dan kualitas informasi merupakan faktor-faktor pertimbangan penting bagi masyarakat Indonesia dalam menggunakan layanan telemedicine.[3] Ini menjadi tantangan tersendiri bagi RS-RS di Indonesia untuk menghadirkan layanan telehealth yang bisa mendapatkan penerimaan secara luas di masyarakat.
Pengembangan layanan telehealth memang sudah terbukti memberikan banyak manfaat baik bagi pasien maupun bagi provider pelayanan kesehatan. Namun tidak mudah untuk menghadirkan dan menyelenggarakan pelayanan ini di RS. Ada banyak hal yang perlu dipersiapkan oleh RS agar layanan telehealth reliabel dan mampu menghadirkan pelayanan dengan mutu yang baik, serta menjamin safety pasien. Menurut Maryland Health Care Commission (MHCC), implementasi layanan telehealth mengharuskan fasilitas kesehatan untuk mengubah cara dalam mengoperasikan dan memberikan perawatan karena proses pelayanan di faskes biasanya diatur untuk mendukung pertemuan tatap muka. Untuk itu, MHCC merancang sebuah instrumen dimana fasilitas kesehatan dapat melakukan self-assessment untuk menilai kesiapan dalam menerapkan pelayanan telehealth. Setidaknya ada lima domain yang perlu dinilai untuk melihat kesiapan penerapan telehealth, yaitu kesiapan dasar, pertimabngan finansial, operasional, keterlibatan staf, dan keterlibatan pasien. Masing-masing domain terdiri dari satu sampai enam konsep, dimana masing-masing konsep memiliki bobot sendiri sesuai dengan tingkat kepentingannya dalam penerapan telehealth. Hasil penilaian akan menunjukkan sebuah fasilitas kesehatan masih lemah di doman dan konsep yang mana, dan telah baik/kuat di domain dan konsep yang mana.
Instrumen ini sebenarnya dirancang untuk asesmen di sebuah praktik dokter/klinik pratama, namun telah kami sesuaikan agar dapat digunakan untuk melakukan asesmen bagi RS. Silakan klik disini untuk mendapatkan instrumennya dan melakukan asesmen secara mandiri. (Putu Eka Andayani).
[1] https://www.liebertpub.com/doi/10.1089/tmj.2020.0448
[2] https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/consumer-health/in-depth/telehealth/art-20044878
[3] Steffi Alexandra, Putu Wuri Handayani, Fatimah Azzahro. Indonesian hospital telemedicine acceptance model: the influence of user behavior and technological dimensions. Heliyon. Volume 7, Issue 12, 2021, e08599. ISSN 2405-8440. https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2021.e08599. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S240584402102702X