KOTA, Jawa Pos Radar Madura – Instalasi gawat darurat (IGD) menjadi ujung tombak pelayanan di RSUD Syamrabu Bangkalan. Tidak heran jika IGD rumah sakit terbesar di Bangkalan tersebut terus mengoptimalkan pelayanan kepada pasien.
Salah satu tujuannya untuk meminimalkan risiko buruk yang terjadi pada pasien. Penanganan yang diberikan disesuaikan dengan tingkat kegawatdaruratan. ”IGD suatu unit di rumah sakit yang menyediakan penanganan awal pasien,” ucap Kepala Ruangan IGD RSUD Syamrabu Homsiyah, S.Kep., Ns.
Dalam melaksanakan tugas, petugas skrining di RSUD Syamrabu memilih pasien berdasar kelompok triage. Yakni, merah, kuning, dan hijau. Pasien yang masuk kategori merah menandakan bahwa membutuhkan penanganan cepat dan tepat. ”Sebab jika tidak segera ditolong, bisa mengancam keselamatannya,” ujarnya.
Sedangkan pasien gawat yang masuk kategori kuning tandanya tidak darurat. Sementara hijau, pasien tidak gawat dan tidak darurat. ”Tujuan dan fungsi penentuan triage untuk mengidentifikasi pasien sesuai tingkat kegawatdarutan,” imbuhnya.
Lalu, kapan seseorang harus dilarikan ke IGD? Yaitu, saat mengalami serangan dan jantung terhenti. Kemudian, mengalami cedera fisik akibat kecelakaan, kesulitan bernapas, stroke, dan keracunan.
Homsiyah menambahkan, selama ini RSUD Syamrabu berkomitmen memberikan pelayanan terbaik. Karena pelayanan yang diberikan bersifat urgensitas, pasien dan keluarga harus memahami jika tidak langsung ditangani. ”Pasien yang tidak langsung ditangani bisa karena kondisi IGD crowded. Bisa juga karena kondisinya stabil atau masuk triage hijau,” katanya. (jup/yan)
Sumber: jawapos.com