SLEMAN – RSUD Sleman menerjunkan tim tenaga Kesehatan atau nakes handal untuk menyukseskan kegiatan khitanan massal. Tak tanggung-tanggung, nakes yang dilibatkan dalam bakti sosial ini ada sebanyak 50 orang.
“Kami melibatkan tenaga kesehatan handal. Mereka adalah tenaga kesehatan dokter, perawat, operator, dan peserta didik magang RSUD Sleman,” kata Ketua Panitia Khitanan Massal RSUD Sleman dr. Risa Dumastoro Sp. OT kepada TIMES Indonesia, Senin (30/5/2022).
Selain tenaga kesehatan, RSUD Sleman juga melibatkan tenaga non medis. Keterlibatan para pihak ini penting agar penyelenggaraan khitanan massal berlangsung lancar dan tertib. Apalagi, kegiatan ini digelar masih dalam situasi pandemi Covid-19.
“Sebelum mengikuti khitanan massal, peserta harus mengikuti screening seperti dapat menunjukan kartu vaksin Covid-19,” terang Risa.
Selain itu, sebelum pelaksanaan ada proses screening dilakukan pemeriksaan bagi para peserta yaitu cek suhu tubuh, cuci tangan sebelum masuk area rumah sakit, dan tetap memakai masker selama dalam rumah sakit. Selain itu, ada pula cek kesehatan bagi peserta seperti fimosis atau adanya kasus kelainan yang lain dimana lubang kencing berada dalam posisi yang tidak semestinya.
“Nah, RSUD Sleman siap menangani jika ada kasus seperti itu dalam kegiatan khitan massal ini,” terang Risa.
Kepala Instalasi Bedah Sentral RSUD Sleman, dr. Abraham Moeljono Sp.U mengatakan, dalam screening peserta khitanan massal tidak ditemukan masalah krusial. Namun, untuk penanganan kasus Phimosis atau fimosis yakni kelainan pada penis yang belum disunat berupa kulup atau kulit kepala penis yang melekat erat pada kepala penis sudah biasa dilakukan.
Selain itu, RSUD Sleman juga siap menangani kasus kelainan kongenital hipospadia atau kelainan bawaan di mana lubang pembukaan uretra tidak berada di ujung penis. Uretra merupakan saluran kemih untuk mengalirkan urine dari kandung kemih keluar tubuh.
“Jika saat khitan masal ditemukan adanya kasus hipospadia. Maka akan dilakukan jadwal ulang karena butuh tindakan operasi dengan bius dan RSUD Sleman siap untuk menanganinya,” jelas dr Abraham, dokter spesialis urologi RSUD Sleman ini.
Terpisah, Irfan, warga Sumberejo, Tempel, Sleman orang tua peserta khitan massal yang bernama Affan, 8 tahun mengaku sangat terbantu dengan adanya kegiatan khitanan massal yang diselenggarakan RSUD Sleman. Ia berharap kedepannya keberadaan khitan massal dalam momentum seperti itu tetap terus dilaksanakan rutin setiap tahun. “Semoga tahun depan ada lagi sehingga anak-anak dari keluarga kurang mampu dapat mengikuti khitanan massal gratis ini lagi,” terang Irfan.
Direktur RSUD Sleman dr. Novita Krisnaeni MPH mengatakan, kegiatan khitanan massal gratis ini didukung oleh Baznas, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sleman, Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Cabang Sleman, Korpri unit RSUD Sleman dan berbagai pihak. Sebagian besar peserta khitnan massal adalah warga Kabupaten Sleman. “Hanya 4 orang saja dari luar Sleman,” jelas Novita.
Sebagai instansi pelayanan kesehatan milik Pemkab Sleman, RSUD Sleman akan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Pihaknya akan terus mengoptimalkan sarana dan prasarana serta terus berinovasi.
“Mudah-mudahan nanti pelayanan RSUD Sleman sebagai RS tipe B serta Rumah Sakit pendidikan bisa lebih maju dan lebih bermutu. Tenaga kesehatan atau nakses juga semakin profesional,” harap Novita Krisnaeni. (*)
Sumber: timesindonesia.co.id