KRAKSAAN – Pandemi Covid-19 tahun ini membuat sejumlah sumber pendapatan asli daerah (PAD) di Kabupaten Probolinggo anjlok. Tidak hanya di sektor pariwisata. Di bidang kesehatan, pendapatan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) pun menurun. Bahkan, dua minggu menjelang akhir tahun, masih kurang Rp 60 miliar dari target.
Faktor dominan yang membuat pendapatan BLUD anjlok karena warga ketakutan datang ke puskesmas atau RSUD. Mereka termakan berita hoaks yang menyebutkan, pasien yang berobat ke puskesmas atau RSUD akan di-Covid-kan.
“Selama pandemi Covid-19, tidak sedikit masyarakat yang sangat alergi terhadap pelayanan kesehatan di rumah sakit atau puskesmas. Berita hoaks beredar di masyarakat bahwa kalau berobat ke rumah sakit akan di-Covid-kan. Akhinya mereka takut berobat, karena takut di-Covid-kan,” terang Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo dr. Shodiq Tjahjono.
Kondisi ini membuat jumlah pasien menurun drastis. Pasien di puskesmas dan RSUD jadi sepi, karena takut berobat. Dan akhirnya, pendapatan BLUD dari dua RSUD dan puskesmas yang ada di Kabupaten Probolinggo juga menurun.
Tahun ini, menurut Shodiq, seharusnya pendapatan BLUD mampu menyumbang sekitar Rp 181 miliar pada PAD, sesuai target.
Namun, saat ini baru tercapai sekitar Rp 121 miliar atau masih kurang Rp 60 miliar. Jumlah itu dialokasikan dari pendapatan RSUD Waluyo Jati, Kraksaan; RSUD Tongas; dan 33 puskesmas di Kabupaten Probolinggo.
”Ya akhirnya, realisasi capaian pendapatan BLUD masih jauh dari target di awal APBD,” lanjut Shodiq. (mas/hn)
Sumber: jawapos.com