WONOGIRI—Layanan medis di RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso Wonogiri bakal semakin lengkap setelah memiliki gedung poliklinik (poli) atau rawat jalan II tiga lantai senilai Rp20,5 miliar yang baru saja selesai dibangun Desember 2021 ini.
Ke depan RSUD Wonogiri bakal memiliki layanan onkologi atau penyakit kanker dan electroencephalography (EEG) atau alat untuk merekam gelombang aktivitas listrik di otak di gedung baru tersebut.
Direktur RSUD Wonogiri, dr. Adhi Dharma, saat ditemui di gedung poli II, Rabu (22/12/2021), menyampaikan sesuai kontrak pembangunan gedung dimulai 27 Juni dan dipastikan 100 persen pada 24 Desember mendatang. Gedung dibangun di lahan berukuran 55 meter x 10,8 meter yang sebelumnya terdapat gedung rawat inap Flamboyan. Lokasinya di antara gedung poli I dan bangsal Anggrek. Jika sudah difungsikan tiga gedung tersebut akan terintegrasi.
“Tahun depan tinggal pengadaan sarpras [sarana dan prasarana] yang belum ada. Kebanyakan sarpras sudah ada, tinggal dipindahkan ke gedung baru. Gedung poli II diperkirakan bisa difungsikan tahun depan,” kata Adhi.
Dia melanjutkan, lantai I akan digunakan untuk layanan farmasi termasuk layanan onkologi. Di sudut lantai I dibangun sejumlah ruangan khusus yang ke depan akan digunakan untuk meracik obat sitostatika atau kelompok obat kanker. Ruang tersebut dibangun menggunakan material khusus dan dilengkapi alat-alat khusus.
“Pintunya bisa membuka dan menutup otomatis dengan hanya disentuh pakai kaki. Cara mengambil obatnya juga di alat khusus agar tetap steril,” ucap mantan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Wonogiri itu.
Lantai II akan digunakan untuk layanan rehabilitas (rehab) medik. Salah satunya layanan EEG. Di lantai II terdapat sangkar faraday atau ruang tertutup yang dibangun menggunakan bahan penghantar listrik. Ruang khusus itu untuk praktik layanan EEG.
Layanan itu tersebut harus dilakukan di sangkar faraday agar medan listrik statik eksternal tidak bisa masuk. Sementara, lantai III akan dipakai untuk penyimpanan dokumen rekam medik dan terdapat penunjang layanan elektromedik.
Menurut Adhi, ruang peracikan obat sitostatika dan sangkar faraday sebelumnya sudah ada di RSUD, yakni terdapat di gedung rawat inap Flamboyan. Namun, kedua ruang tersebut tidak standar, sehingga tidak difungsikan.
Layanan Kanker
Kondisi itu membuat RSUD tak bisa memberi layanan terhadap pasien kanker dan pasien yang membutuhkan layanan EEG. Jika ada pasien yang masuk, RSUD selalu merujuk ke tiga rumah sakit di Kota Solo yang sudah memiliki layanan. Adhi memastikan RSUD bakal bisa melayani, sehingga pasien tidak perlu lagi dirujuk ke rumah sakit lain.
RSUD Wonogiri sudah memiliki petugas farmasi yang dahulu sudah belajar tentang peracikan obat sitostatika ke RSUD dr. Moewardi, Kota Solo. Mereka akan dikhursuskan lagi agar pengetahuan mereka meningkat. Setelah siap mereka akan ditugaskan di layanan peracikan obat sitostatika.
Terkait pengadaan dokter spesialis onkologi, RSUD Wonogiri sudah berkoordinasi dengan RSUD dr. Moewardi. RSUD Wonogiri juga sudah memiliki dokter spesialis saraf dan dokter bedah spesialis saraf yang akan ditugaskan di layanan EEG. Khusus dokter bedah spesialis saraf sedang menyelesaikan pendidikan dan diperkirakan selesai pada 2023 mendatang.
“Berdasar data, pasien peserta BPJS [Badan Penyelenggara Jaminan Sosial] Kesehatan di Wonogiri yang membutuhkan layanan onkologi selama Januari-Oktober 2021 ada 189 orang. Itu belum termasuk pasien umum. Berarti pasien yang butuh layanan onkologi di Wonogiri cukup banyak. Sampai saat ini semua dirujuk ke rumah sakit di Solo. Jika nanti layanan sudah dibuka, pasien tidak perlu dirujuk lagi,” ulas Adhi.
Sebelumnya, Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, menyebut pembangunan gedung poli II RSUD Wonogiri sudah rampung. Gedung itu siap difungsikan tahun depan.
Sumber: solopos.com