KUDUS – Langkanya oksigen saat pandemi yang telah melanda Indonesia menjadi pelajaran yang sangat berharga.
Hal itu mendorong Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Loekmono Hadi Kabupaten Kudus untuk memiliki oksigen generator dari alokasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) 2021.
Wakil Direktur Pelayanan RSUD Kudus, dr Noor Hadi menjelaskan, keberadaan oksigen generator itu dapat menjadi solusi di tengah langkanya pasokan.
Seperti yang terjadi pada saat pandemi lalu, banyak rumah sakit yang kesulitan memperoleh oksigen.
Dengan adanya oksigen generator itu, maka RSUD Kudus bisa memproduksi oksigennya secara mandiri.
“Berkaca dengan kondisi kemarin yang membuat kami kesulitan oksigen. Makanya kami usulkan untuk melakukan pengadaan oksigen generator,” ujar dia.
Adapun alokasi anggaran yang disiapkan untuk pengadaan tersebut sebesar Rp 6 miliar.
Namun, pihaknya belum mengetahui berapa jumlah oksigen yang bisa dihasilkan dari alat tersebut.
“Kami belum tahu kapasitas produksi oksigennya berapa, karena rencana presentasi dari penyedia baru dimulai besok Kamis (28/9/2021),” ujar dia.
Noor menceritakan, oksigen generator yang akan dibeli RSUD Kudus itu masih alat yang standar.
Sebenarnya masih ada yang ukurannya jauh lebih besar, tetapi terbentur keterbatasan anggaran yang dialokasikan.
“Jadi tahun ini kami rencana beli yang standar dulu, meskipun masih ada yang lebih besar lagi,” ujar dia.
Di tengah kondisi pandemi yang belum diketahui pasti akan berakhir hingga kapan.
Rumah sakit plat merah di Kudus berupaya untuk mencoba solusi dengan membuat oksigen sendiri.
“Dengan asumsi bisa mencukupi kebutuhan oksigen di rumah sakit. Kalau lebih bisa dipakai untuk rumah sakit yang lainnya,” ujar dia.
Terpisah sebelumnya, Direktur RSUD dr Loekmono Hadi Kudus, Abdul Aziz Achyar menyebutkan tidak ada jaminan pasokan oksigen dari distributor.
Hal itu membuatnya merasa khawatir ketika stok oksigen yang terdapat dalam tangki penampungan kosong.
Aziz menceritakan, pasokan mulai tersendat sekitar tanggal 12 Juni 2021 pada saat sejumlah daerah mulai terasa lonjakan kasus Covid-19.
Padahal, pada saat kasus Covid-19 meledak di Kudus pasca Lebaran kondisi stok oksigen masih terbilang aman.
“Ketika lonjakan kasus di daerah lain mulai naik, pasokannya mulai terasa. Mungkin rebutan dengan rumah sakit lainnya,” ujar dia.
Dia menjelaskan, kondisi tersendatnya distribusi oksigen likuid itu membuat pihaknya melakukan takedown selama tiga jam.
Sehingga pihaknya perlu menyuplai tabung oksigen gas kepada pasien yang membutuhkan bantuan.
“Memang takedown total tidak sampai, ketika stok kosong selama tiga jam. Kami pakai stok tabung oksigen gas,” ujar dia.
Kebutuhan oksigen RSUD Kudus mencapai tiga ton per hari saat puncak pandemi.
Padahal sebelumnya kebutuhan oksigen 5-6 ton cukup untuk 12 hari.
Apalagi, tangki penampungan berkapasitas 10 ton yang ada di RSUD Kudus saat ini merupakan milik PT Samator Gas.
Sehingga tidak bisa diisi perusahaan lain.
Keberadaan oksigen generator yang disiapkan di dekat ruang Edelweiss harapannya dapat melayani kebutuhan oksigen pasien RSUD Kudus. (raf)
Sumber: tribunnews.com