Tulungagung (ANTARA) – Bupati Tulungagung Maryoto Birowo mangatakan saat ini banyak pemerintah daerah antre studi banding ke daerah itu karena dinilai berhasil dalam mengelola rumah sakit umum daerah sehingga menjadi rumah sakit terbaik tingkat nasional maupun internasional.
“Dalam dua pekan ini saja ada tiga daerah yang ingin studi banding ke Tulungagung. Sabtu (16/10) besok itu dari Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat,” kata Maryoto kepada awak media di Tulungagung, Rabu.
Maryoto bahkan mengaku sudah banyak kolega kepala daerah yang menghubunginya. Namun jadwal kunjungan harus disesuaikan agar masing-masing rombongan yang datang bisa terlayani dengan baik.
Ada banyak keunggulan yang dimiliki RSUD dr. Iskak, dan itu diakui oleh dunia kesehatan nasional. Selain berbagai prestasi yang berhasil direngkuh, bahkan hingga level internasional, manajemen perumahsakitan RSUD dr. Iskak dinilai luar biasa.
Tolak ukurnya adalah capaian laba pendapatan akhir 2020. Rumah sakit rujukan Provinsi Jawa Timur bagian barat ini mencatatkan keuntungan di atas Rp300 miliar.
Padahal selama kurun 2020 pandemi COVID-19 sedang menjadi. Banyak rumah sakit daerah maupun swasta yang kelimpungan karena tren kunjungan masyarakat ke rumah sakit turun akibat phobia COVID-19.
Selain itu, RSUD dr. Iskak dinilai sukses melahirkan banyak inovasi dalam upaya modernisasi pelayanan kesehatan yang murah, menjangkau semua level ekonomi masyarakat namun tetap berkualitas.
“Kita tidak keberatan, ilmu itu harus dibagikan,” tegas Maryoto.
Keberhasilan RSUD dr. Iskak juga tak lepas dari tangan dingin dr. Supriyanto Dharmoredjo, Sp.B, M.Kes selaku direktur rumah sakit terbaik dunia versi International Hospital Federation (IHF) tahun 2019 .
Dokter Pri, panggilan akrab dr. Supriyanto, Sp.B, M.Kes, saat ini pihaknya saat ini hanya menerima dan melayani studi banding apabila manajemen RS daerah bersangkutan datang bersama kepala daerah.
Pertimbangannya, kata dia, sistem dan model penatalaksanaan perumahsakitan yang saat ini dijalankan RSUD dr. Iskak berhasil karena sinergi dengan pemerintah daerah.
“Pengelolaan RS harus dilakukan secara sinergis dengan OPD lainnya, tidak bisa berdiri sendiri. Makanya sekarang saya hanya menerima kunjungan kalau kepala daerah (bupati/walikota) ikut,” kata Supriyanto.
Lanjut Supriyanto, dari sekian banyak kunjungan ke RSUD dr. Iskak, dirinya menyebut hanya 10 persen yang bisa mengaplikasikan konsep manajemen seperti RSUD. dr. Iskak.
Supriyanto mengklaim sudah sekitar 500 rumah sakit yang melakukan studi banding, mulai RS swasta hingga milik pemerintah.
“Faktor kegagalan karena kolaborasi (yang tidak terjalin), yang sukses itu yang langsung kloning (meniru),” ujarnya.
Kata Dokter Pri, manajemen RSUD dr. Iskak mirip dengan manajemen Illahi. “Kalau kita kejar Akhirat, maka dunia akan mengikuti,” tutupnya.
Sumber: antaranews.com