Pandemi COVID-19 yang berlangsung sejak 2020 sampai dengan saat ini, mempengaruhi seluruh sisi kehidupan. Hampir semua sektor kehidupan terpengaruh adanya COVID-19, mulai dari sektor industri, jasa, pendidikan serta tentu saja kesehatan. Semua sektor yang disebutkan diatas mengalami kelesuan, kecuali sektor kesehatan yang membutuhkan banyak inovasi dan pengembangan, guna mendukung penanganan COVID-19.
Rumah sakit merupakan salah satu tulang punggung dalam melaksanakan penanggulangan dampak dari pandemi COVID-19. Selain rumah sakit rujukan COVID-19 tentu saja memerlukan rumah sakit lain yang mampu untuk menampung pasien non COVID-19. Rumah sakit swasta merupakan salah satu pendukung baik sebagai rujukan COVID-19 maupaun yang bukan. Keberadaan rumah sakit swasta dapat membantu dalam memberikan pelayanan kesehatan yang layak dan sesuai dengan standar kepada masyarakat.
Melihat fenomena COVID-19 ini, menarik untuk mencermatinya dari sisi rumah sakit swasta di Indonesia. Terutama rumah sakit yang sudah mencatatkan diri sebagai emiten di BEI. Pencermatan terhadap laporan keuangan rumah sakit akan memberikan sekilas gambaran untuk melihat operasional rumah sakit selama pandemi COVID-19 ini.
Berdasarkan data laporan keuangan dapat dilihat operasional/pelayanan rumah sakit seperti berikut ini:
Tabel. Pendapatan Rumah Sakit
Pelayanan rumah sakit pada masa pandemi COVID-19 mengalami penurunan yang signifikan pada triwulan 2 tahun 2020. Pada saat itu, COVID-19 belum dipahami secara kemprehensif, sehingga terjadi penurunan pelayanan yang disebabkan adanya antisipasi dari masyarakat yang menunda untuk berkunjung ke rumah sakit, atau bisa juga dari faktor kehati – hatian rumah sakit yang membatasi pelayanan sehingga volume pelayanan menjadi menurun. Selain itu, bisa juga dari sisi rumah sakit ada kemungkinan bahwa bukan merupakan rumah sakit rujukan COVID-19. Penurunan volume ini dapat dipastikan dengan melihat COGS rumah sakit, sebagai berikut:
Tabel. COGS Rumah Sakit
Tabel di atas menunjukkan COGS selaras dengan pendapatan dimana pada triwulan 2 tahun 2020 juga mengalami penurunan biaya pokok untuk memberikan pelayanan kepada pasien. Sehingga bisa disimpulkan bahwa jumlah pelayanan pasien mengalami penurunan.
Tabel. Laba Komprehensif Rumah Sakit
Dilihat dari laba rumah sakit maka dapat terlihat pada triwulan 2 tahun 2020 semua rumah sakit mengalami penurunan laba akan tetapi hanya sebagian yang sampai pada status rugi. Dari ketiga tabel di atas kita dapat menyimpulkan bahwasanya pada rumah sakit swasta yang terdaftar di BEI mengalami dampak penurunan kinerja yang signifikan di triwulan 2 tahun 2020. Namun, adanya inovasi dan kecepatan untuk menyesuaikan diri dengan situasi, maka pada triwulan ketiga tahun 2020 semua rumah sakit dapat meningkatkan kinerjanya, setara dengan tahun sebelumnya bahkan lebih baik lagi.
Tabel. Grafik Kenaikan Penurunan Harga Saham RS
Dilihat dari grafik kenaikan dan penurunan harga saham kondisi terpuruk juga teradi pada triwulan I sampai triwulan ke 2 tahun 2020. Penurunan harga saham ini tidak terkait dengan kinerja rumah sakit secara langsung, akan tetapi faktor kelesuan pasar saham juga mempengaruhi harga saham. Namun saat ini sudah ada tanda-tanda kenaikan harga saham menjadi lebih baik dari tahun 2020. Hal ini mengindikasikan adanya kepercayaan pada investor tentang kemampuan dari rumah sakit untuk terus memberikan pelayanan kepada masyarakat.