Pada awal tahun ini, beberapa daerah di Indonesia diterpa bencana. Bencana di Indonesia dipicu oleh faktor hidrometeorologi dan geologi. Banjir, banjir bandang, tanah longsor, gelombang pasang, gempa bumi, gunung meletus. Pemerintah pusat dan daerah saling bersinergi dalam penanganan bencana. BNPB sebagai lembaga terdepan dalam penanganan bencana juga saling berkolaborasi dengan lembaga lain.
Tidak dipungkiri bahwa terjadinya bencana mempengaruhi beberapa faktor keberlangsungan kehidupan. Masyarakat terdampak bencana terpukul dari sisi psikis maupun finansial. Kehilangan keluarga tercinta karena menjadi korban bencana dan kehilangan harta benda merupakan hal yang tidak terlepaskan dari terjadinya bencana. Pemerintah melalui berbagai lembaganya serta lembaga sosial swasta lainnya bekerjasama guna melakukan penanggulangan bencana. Pasca bencana tidak hanya berfokus pada masyarakat yang terdampak di pengungsian, namun pemulihan kembali daerah bencana juga menjadi prioritas pemerintah.
Dikutip dari cnnindonesia.com, bahwa Indonesia resmi mendapat pinjaman sebesar US$500 juta atau setara Rp7,05 triliun dari Bank Dunia. Hutang tersebut bertujuan memperkuat ketahanan finansial dan fiskal Indonesia terhadap resiko bencana alam, perubahan iklim, dan resiko yang berasal dari sektor kesehatan. Biaya penanganan bencana ditengah terjadinya pandemi COVID-19 akan terus meningkat, hal itu menjadi tambahan beban bagi belanja pelayanan pemerintah. Diharapkan dukungan dana dari Bank Dunia dapat membantu pemerintah dalam memberikan respon yang cepat dan tepat sasaran dalam menanggulangi bencana alam maupun non alam di Indonesia.