SEMARAPURA, BALIPIOST.com – Setahun pandemi COVID-19, menandakan bahwa virus ini tak akan hilang dalam waktu dekat. Maka, upaya lain untuk membantu tingkat kesembuhan pasien terus dipersiapkan.
Seperti RSUD Klungkung, mulai berencana menerapkan terapi plasma darah atau plasma konvalesen. Ini untuk membantu tingkat kesembuhan pasien COVID-19, yang keadaannya sudah berat, sehingga mampu menekan angka kematian karena COVID-19.
Direktur RSUD Klungkung, dr. Nyoman Kesuma, Senin (8/2) mengatakan sudah banyak mendengar bagaimana pengaruh plasma darah dari penyintas COVID-19, dalam membantu kesembuhan pasien terpapar COVID-19 yang sudah berat. Menurutnya, inilah yang sekarang amat dibutuhkan rumah sakit, karena dampak COVID-19 ini belum dapat diprediksi kapan akan berakhir. “Kami sudah catat pasien-pasien terpapar COVID-19 sembuh yang bisa dihubungi nanti, untuk diminta plasma darahnya,” kata dr. Kesuma.
Plasma darah yang dibutuhkan untuk penanganan medis bagi pasien terpapar COVID-19, maksimal dua minggu setelah keluar dari rumah sakit. Agar tetap efektif berperan saat ditransfuksikan bagi pasien.
Sebab, kalau lebih dari itu, menurut dr. Kesuma biasanya sudah berkurang anti bodinya yang terkadung dalam plasma darahnya. “Dari informasi pihak rumah sakit lain, plasma darah ini cukup signifikan membantu penyembuhan pasien COVID-19. Terutama pasien-pasien dengan kondisi berat. Jadi sudah terbukti,” tegasnya.
Bahkan, dr. Kesuma mengungkapkan sudah menyampaikan ke Instalasi Lab RSUD Klungkung, untuk segera mempersiapkan diri, agar ke depan Klungkung juga mampu melakukannya. Saat in di RSUD Klungkung, belum bisa diterapkan terapi plasma darah, karena orang-orang yang dilibatkan di dalamnya perlu pelatihan khusus, terutama cara pengambilan plasma darahnya maupun pelaksanaannya. Baik dokternya, tenaga kesehatannya maupun peralatannya.
“Pelatihannya saat pandemi COVID-19 ini masih jarang. Kecuali bisa diikutkan saat magang di rumah sakit yang sudah menerapkan itu,” katanya.
RSUD Klungkung tergerak untuk memanfaatkan plasma darah, mengingat ancaman virus ini tak akan ilang dalam waktu dekat. Saat ini saja pasien sudah bertambah lagi, hingga memenuhi kapasitas 72 persen ruang perawatan COVID-19.
Bahkan untuk instalasi VIP, dari ketersediaan 16 pasien, sekarang sudah terisi 19 orang, hingga kekurang 3 bed, karena ada klaster keluarga. “Kami juga harus berkontribusi untuk menekan angka kematian, agar terus bisa diturunkan,” tutup dr. Kesuma.
Untuk diketahui, saat ini jumlah pasien COVID-19 sekarang sudah naik lagi jadi 45 orang. Terdiri dari Ruang Isolasi Intensif sebanyak 12 orang, Isolasi Kedondong 12 orang, Isolasi Leci kosong, Isolasi VIP 19 orang, Isolasi Ruang Bulin 2 orang. Dari 45 orang ini, 38 di antaranya terkonfirmasi positif covid-19 dan 7 sisanya suspek. (Bagiarta/balipost)
Sumber: balipost.com