Reportase Webinar
Pelayanan PCR Mandiri di Rumah Sakit sebagai Salah Satu Inovasi Pelayanan Terpadu
6 Agustus 2020
Webinar kali ini merupakan pertemuan lanjutan pembahasan mengenai PCR kerjasama PKMK FK-KMK UGM dengan National Hospital. Prof Dr. Aryati, dr. MS. Sp.PK(K) dan Prof Dr. Jusak Nugraha, dr. MS. Sp.PK(K) selaku pembicara pada pertemuan webinar kali ini. Prof Jusak sebagai pembicara pertama menyampaikan mengenai pengalaman implementasi multiplex PCR di rumah sakit dan studi kasus di National Hospital. Sejak 6 april 2020 laboratorium National Hospital sudah mengerjakan sendiri qRT-PCR SARSCov2, karena kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat maka per 1 juli 2020 mulai menggunakan PCR super kilat. Prof Aryati pembicara selanjutnya menyampaikan tentang multiplex PCR sebagai salah satu pemeriksaan yang dibutuhkkan pada saat pandemi COVID-19. Pemeriksaan idealnya tidak hanya pada yang bergejala, namun juga pada yang tidak bergejala bisa dilakukan. Disampaikan juga mengenai prosedur PCR mulai dari pengambilan sampel hingga keluar hasilnya. Jenis PCR juga bervariasi yaitu PCR Konvensional (seministed, nested, multiplex), realtime PCR (qPCR), dan lainnya (NASBA, RT-LAMP).
dr Zahrotunnisa sebagai pembahas pertama menyampaikan peran dan tugas BBTKLPP Surabaya, selain melakukan pemeriksaan juga melakukan pelatihan pemeriksaan COVID-19 dengan PCR untuk rumah sakit pemerintah maupun swasta melalui diklat BBTKLPP dan inhouse training bagi para relawan PPSDM. Selain itu disampaikan juga alur pemeriksaan laboratorium spesimen COVID-19 di BBTKLPP Surabaya, proses yang dilalui paling tidak memakan waktu 3 hari sampai keluar hasil. Di Jawa timur terdapat 27 laboratorium berlisensi yang siap melakukan pemeriksaan PCR, namun tidak semua laboratorium melaporkannya sehingga target pemeriksaan yang ditetapkan oleh Presiden tidak bisa tercapai. Spesimen yang telah diperiksa di BBTKLPP Surabaya hingga 5 agustus 2020 sebanyak 30.437.
Adj. Prof. Hananiel Prakasya Widjaja pembahas selanjutnya bagaimana kaitan tren teknologi dengan implikasinya secara manajerial di rumah sakit. manajemen dan klinisi bahu membahu untuk memberikan inovasi pelayanan. PCR merupakan standar untuk menegakkan diagnosa semakin banyak PCR maka akan semakin membantu pemerintah dalam menghadapi pandemi. Prof Hans menyampaikan pengalaman melakukukan pelayanan PCR yang dilakukan di National Hospital, pemeriksaan sebanyak 250 – 300 testing per bulan.
Diskusi
Sampel yang sudah masuk VTM bisa sampai beberapa hari, jadi bisa dikirimkan dari tempat lain untuk dilakukan pemeriksaan PCR. Ada kasus sampel dengan 2 hasil yang berbeda setelah berganti hari, itu bukan berarti negatif, kembali ke pre analitik dan penyimpanannya. Prof Aryati menyampaikan bagus sekali kalau BBTKLPP melakukan pemetaan, juga apakah yang di – swab nasopharing itu ada yang co infeksi. selain itu juga ada pengambilan sampel yang ct value sudah mendekati cut off, jadi bisa saja terjadi negatif atau positif padahal sebetulnya sudah tidak menularkan. Tidak masalah asal bisa dijelaskan kepada dokter yang mengirimkan sampel tersebut, ada juga yang baru negatif pada hari ke 33. Prof Jusak menyampaikan jika pasien sudah mau pulang tidak perlu mempertimbangkan ct value, karena vasiasinya sangat besar, masing masing punya spesifikasi sendiri sendiri, laboratorium hanya menunjang dan harus digabungkan dengan klinis yang lain.
Penutup
Pada akhir pertemuan Adj Prof. Hans menyampaikan bahwa National Hospital menyambut baik, ada 3 alat dengan berbagai modalitas, apabila memerlukan bantuan fasilitas maka National Hospital siap untuk membantu. Prof Hans juga mengucapkan terimakasih kepada pembicara dan pembahas. Juga jangan takut melakukan inovasi, namun inovasi yang terukur.
Materi:
Reporter:
Husniawan Prasetyo