MADIUN – RSUD Caruban, Kabupaten Madiun resmi membuka pelayanan hemodialisis atau cuci darah bagi warga yang dirawat di rumah sakit milik pemerintah Kabupaten Madiun tersebut.
Meski demikian, pelaksanaan pelayanannya akan dilakukan secara bertahap, karena masih dalam masa uji coba yang didampingi pihak Perhimpunan Neforologi Indonesia (Pernefri).
Direktur Utama RSUD Caruban, dr. Djoko Santoso ditemui petisi.co, Senin (6/7/2020) mengatakan pelayanan hemodialisis ini sebagai bentuk upaya RSUD Caruban dalam mendekatkan serta melayani masyarakat Kabupaten Madiun.
“Ini bentuk mendekatkan kami dengan masyarakat dan memberikan pelayanan yang terbaik kepada pasien,” terangnya.
Selain itu menurut dr. Djoko, layanan hemodialisis di RSUD Caruban ini merupakan upaya pemerintah daerah dalam meringankan biaya pasien saat berobat. Informasi yang diperoleh hampir 90 persen pasien hemodialisis menggunakan BPJS dan rata-rata pasien hemodialisis berobat di luar Kabupaten Madiun.
“Pasien kita saja sekarang ada 80 sampai 90 persen menggunakan BPJS dan mereka berobat hemodialisis kebanyakan keluar Kabupaten Madiun. Maka oleh Pernefri kami diarahkan bahwa RSUD Caruban ini bisa membangun satu unit lagi gedung hemodialisa dengan kapasitas sejumlah 15 TT lagi untuk mencukupi kebutuhan yang sementara ini kita rujuk ke rumah sakit yang lain. Hampir 50 persen pasien yang ada di Soedono dan Sogaten Kota Madiun itu berasal dari wilayah Caruban dan sekitarnya,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Unit Hemodialisis RSUD Caruban, dr Anik Mulyaningsih, menyatakan sudah menerima pendaftaran pasien sebanyak 13 pasien reguler dan juga ada beberapa pasien yang waiting list.
“Sudah siap sekitar, 13 pasien reguler untuk berobat ke RSUD Caruban. Juga ada yang sudah waiting list. Kalau tidak ada masalah, pasien akan ditambah,’’ terang Aniek.
Terpisah, saat dikonfirmasi Kabid Pelayanan RSUD Caruban Ali Murtadlo menambahkan, selama soft opening pelayanan hemodialisis di RSUD Caruban Pernefri dan RSUD Soedono Madiun untuk observasi. Untuk mengetahui sesuai tidaknya pelayanan tersebut dengan standar kesehatan.
‘’Untuk memberikan pelayanan yang bagus dan berstandar, pihak Pernefri dan RSUD Soedono melakukan Observasi. Mulai saat pasien datang, pendaftaran, pemeriksaan dokter, sampai cuci darah,’’ pungkasnya.
Sekedar diketahui, gedung Hemodialisis RSUD Caruban senilai Rp.3,1 miliar tersebut sudah divisitasi oleh tim Pernefri maupun dinas kesehatan provinsi Jawa timur. Penilaian Pernefri mulai dari tenaga medis yang menangani hingga gedung sangat layak untuk operasional. (adv/iwe)
Sumber: petisi.co