Menggunakan Social Determinants untuk Mempromosikan Keadilan Kesehatan Selama Krisis
Kesenjangan kesehatan adalah hal yang sulit diatasi di kalangan masyarakat. Terlebih lagi di negara demokrasi dan berkembang seperti Indonesia, terlihat jelas disparitas sosioekonomi antara warga, yang seterusnya mempengaruhi perbedaan kondisi kesehatan mereka. Krisis pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung telah memperluas kesenjangan tersebut.
Dikutip dari HealthItAnalytics, Helen Dowling, MPH, ahli dalam ilmu kesehatan masyarakat, menyatakan bahwa ada banyak perbincangan mengenai COVID-19 sebagai equal opportunity killer, atau pembunuh dengan peluang yang sama untuk semua. Namun, faktanya tidak seperti itu. Ada sebagian komunitas yang meninggal dengan kecepatan yang lebih cepat dibanding kelompok lain, dan sangat krusial untuk melihat data epidemiologi korban yang terkena, agar kita dapat berfokus untuk meningkatkan kondisi kelompok rentan tersebut.
Pengumpulan Data
Untuk identifikasi persebaran pasien dengan penyakit, diperlukannya akses data individu. Hal ini menunjukan adanya banyak rintangan. Privasi, keamanan, dan infrastruktur yang tidak memadai adalah sebagian dari permasalahan yang dihadapi untuk pengumpulan data. Terlebih lagi, periode COVID-19 pandemi telah mempersulit pengumpulan data secara konvensional. American Heart Association (AHA) berupaya untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan mendirikan sistem dimana himpunan data COVID-19 dapat diakses oleh peneliti di penjuru dunia untuk bekerja sama menyelidiki hubungan antara COVID-19 dan disparitas kesehatan. Sistem yang didirikan oleh AHA adalah hanya salah satu dari upaya lain yang dilakukan oleh organisasi kesehatan dan pemangku kepentingan untuk identifikasi kesenjangan kesehatan pandemi ini.
Akan tetapi, Dowling menambahkan jika banyak alat yang hanya menunjukkan penyebaran kematian COVID-19, dan sedikit yang mendalami rincian informasi mengenai kondisi komunitas yang memperburuk infeksi virus. Maka diperlukan pengembangan peta yang disensus sedetil mungkin dan setiap perumahan. Dikarenakan, dalam satu daerah, ada kemungkinan komunitas yang sangat kaya, sementara ada juga komunitas yang sangat miskin. Jika kita melihat data geografis yang tinggi dan keseluruhan akan sulit untuk mendapatkan penemuan tersebut.
Dari Data ke Intervensi
Pengumpulan data hanyalah permulaan jalan menuju keadilan kesehatan. Setelah peneliti mendapatkan informasi yang diperlukan, langkah seterusnya adalah untuk mengembangkan intervensi untuk meningkatkan kualitas kesehatan. Dowling menjabarkan, peta dengan persebaran faktor resiko COVID-19 dapat digunakan sebagai sumber intervensi. Faktor resiko, atau dapat juga disebut sebagai indikator intervensi, perlu dipastikan dapat menghasilkan kebijakan yang dapat diaplikasikan. Sebagai contoh, departemen kesehatan masyarakat mungkin akan tertarik akan daerah konsentrasi tinggi dengan kelompok lansia atau dengan diabetes, jadi mereka dapat mengirimkan test kit pada lokasi tersebut. Untuk pihak sektor tranportasi atau perencanaan, mereka mungkin akan tertarik pada siapa yang sering menggunakan transportasi umum untuk mobilisasi, jadi pihak berwenang akan lebih mudah untuk memahami cara mendukung individu tersebut. Intinya, kita dapat melihat sebuah indikator dalam sebuah peta dan dapat membuat kebijakan sesuai dengan indikator tersebut.
Implementasi Kebijakan untuk Perubahan Jangka Panjang
Pandemi yang terjadi sekarang ini tidak hanya membuat permasalahan baru, tetapi juga memaparkan berbagai isu yang sudah ada di dunia kesehatan, dimana kesenjangan kesehatan adalah salah satunya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan kerja sama antar kelompok ilmuwan seperti yang telah dilakukan oleh AHA dalam pengumpulan himpunan data kesenjangan korban COVID-19. Kerjasama juga perlu diperluas untuk hubungan antar sektor, dimana akan membantu dalam ketepatan alokasi sumber daya. Pandemi ini diharapkan dapat menjadi katalis untuk mengubah sistem menuju lebih adil dan merata bahkan di luar sektor kesehatan. Terlihat jelas bahwa dampak dari pandemi akan terus menerus dirasakan, bahkan jauh setelah kondisi sekarang mereda. Harapannya adalah, sistem di berbagai sektor industri telah berkembang lebih baik setelah melalui periode krisis yang kita rasakan sekarang ini. (Diringkas oleh Eugeu Yasmin)
Sumber :