Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wonosari saat ini tengah merawat 13 orang pasien yang dinyatakan positif COVID-19, kemudian Pasien Dalam pengawasan ada 4 orang. Dengan demikian kapasitas ruang isolasi yang mawar yang ada di rumah sakit ini telah penuh.
Direktur Utama RSUD Wonosari, Heru Sulistyowati menuturkan sebenarnya ruang isolasi Mawar sebenarnya ada 15 ruang tetapi ada 17 tempat tidur. Kemudian untuk ruang isolasi anak Sebenarnya ada dua ruangan namun kali ini juga sudah penuh karena digunakan untuk mengisolasi dua anak.
“Untuk anak-anak ada dua Orang Dalam Pemantauan (ODP) juga anak-anak,” paparnya, Rabu (13/5/2020) saat buka bersama dengan Forkominda.
Oleh karena itu, pihaknya berencana akan menambah jumlah ruang isolasi di bangsal sebelahnya. Rencananya api hanya akan menambah 7 ruang dengan 14 tempat tidur. Bisa saja saat ini pihaknya telah mengerjakan pembuatan ruang antara ruangan satu ruangan dengan ruangan yang lain.
Untuk pembangunan ruang antara tersebut Rencananya akan dilaksanakan pada hari Jumat besok karena masih menunggu seorang pasien lagi sembuh. Namun tanggal 11 Mei 2020 mendatang ada pengiriman spesimen untuk yang isolasi 8 orang di rumah sakit.
“Tak hanya itu, ada yang baru itu 12 orang. Kami takutnya yang baru dari 12 orang ini ada yang positif,”ucapnya.
Ia mencontohkan pada tanggal 10 kemarin telah ada pengambilan swab sehingga 3 hari kemudian muncul hasilnya. Sehingga ketika pengambilan swab tanggal 11 Mei 2020 maka kemungkinan besar tanggal 14 Mei 2020 hasilnya sudah keluar sehingga kemungkinan juga ada penambahan pasien baru yang positif dan harus diisolasi di RSUD Wonosari.
Sehingga ketika ada pasien positif anak baru maka pihaknya akan kebingungan untuk menempatkan di ruang apa mengingat ruang isolasi di rumah sakit ini sudah penuh. Dan ini yang harus segera dicarikan solusi dimana pasien yang baru tersebut akan ditempatkan.
“Kalau yang sudah sembuh dari RSUD Wonosari yang sudah pulang kemarin ada 11 orang,” ungkapnya.
Ujian pasien yang dikirim pada tanggal 13 ada beberapa orang yang dinyatakan positif dan juga yang dikirim tanggal 13 masih ada. Terlebih ketika ada masalah maka akan semakin banyak yang ditemukan tentu saja hal ini akan menjadikan persoalan tersendiri mengingat kapasitas ruang isolasi RSUD Wonosari terbatas.
Dia berharap untuk pemeriksaan swab jika selama ini berada di BBTKLP Piyungan namun sekarang sudah bisa menambah di RSKA UGM. Untuk yang BBTKLPP, mereka tidak pernah libur bahkan untuk malam sekalipun mereka tetap bisa menerima spesimen yang dikirim oleh pihak rumah sakit.
“Dan alhmadulilkah 3 hari paling lama 4 hari sudah jadi. Dengan kami meminta agar ada antisipasi melonjaknya pasien reaktif rapid test atau cofirm COVID-19 ini,” harapnya.
Sumber: