MEULABOH – Pembayaran jasa medis (jasmed) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Nyak Dhien (CND) Meulaboh, Aceh Barat menunggak sejak September hingga Desember 2019. Eksesnya, sejumlah dokter spesialis di rumah sakit pelat merah itu memilih tidak masuk kerja selama setengah hari pada Selasa (4/2/2020), karena mereka fokus membahas persoalan yang membelit di RSUD tersebut.
Hanya saja, pihak dokter mengaku, aksi mereka tersebut bukan mogok kerja, akan tetapi sebagai bentuk keprihatinan para dokter terhadap persoalan yang terjadi di RSUD Cut Nyak Dhien, sehingga tidak sempat melayani pasien selama setengah hari. Karena itu, ruang poli rawat jalan di RSUD CND pada Selasa hari itu, sepi sejak pagi hingga siang hari lantaran tak adat petugas dan dokter yang melayanan pasien. Sedangkan pada ruang UGD dan ruang rawat lainnya tetap ada petugas yang bertugas seperti biasa.
Meski hanya berlangsung setengah hari, sejumlah pasien yang ingin berobat di poli rawat jalan seperti poli saraf, THT, serta penyakit dalam dan kulit, merasa kecewa dengan ketiadaan petugas pelayanan pada Selasa hari itu. Mereka mengaku telah menunggu dari pagi hingga siang, namun tidak ada pelayanan sebagaimana yang mereka harapkan. Sebagian pasien kemudian tidur-tiduran di kursi ruang tunggu, sedangkan lainnya langsung pulang karena mendapat informasi bahwa hari itu tidak ada dokter bertugas dengan dalih sedang mengikuti rapat medik.
“Saya dari pagi menunggu dokter hingga siang di ruang poli, tapi tidak ada dokter yang terlihat, termasuk ruangan sepi semua, bahkan hingga siangnya juga tidak terlihat. Saya mengalami patah tulang sehingga harus diperiksa kembali, sebab sebelumnya telah dioperasi di Banda Aceh,” ungkap Syafi’i Zen (60), seorang pasien kepada Serambi, Selasa (4/2/2020).
Syafi’i mengaku kecewa lantaran dirinya tidak mendapatkan pelayanan medis sebagaimana yang diharapkannya. Ia berharap, agar para tenaga medis bisa disiplin dalam bertugas karena masyarakat sangat butuh pelayanan kesehatan.
Secara terpisah, Ketua Komite Medik, dr Said Fuadi MKep (Surg) SpB kepada wartawan, Selasa (4/2/2020), menjelaskan bahwa sikap tidak bertugas para dokter di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh selama setengah hari tiu bukan aksi mogok kerja. Akan tetapi, ucapnya, hal itu sebagai bentuk keprihatinan para dokter terhadap sejumlah persoalan yang terjadi saat ini di rumah sakit milik Pemkab Aceh Barat tersebut.
“Perlu saya luruskan, bahwa kami para dokter tidak ada mogok kerja, tetap ini hanya sebagai bentuk keprihatinan kita terhadap rumah sakit saat ini, termasuk salah satunya masalah jasa medis yang belum dibayar dan banyak obat tidak tersedia di rumah sakit,” terang dr Said Fuadi saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa kemarin.
Ia mengungkapkan, pada hari itu pihaknya bersama para dokter lain melakukan rapat medik untuk membahas semua persoalan yang terjadi di RSUD CND, sehingga ruang poli sempat sepi. Disebutkan dia, jasa medis yang belum dibayar itu mencapai lima bulan sejak September hingga Desember 2019, dan Januari 2020, serta persoalan kelangkaan obat yang tidak tersedia.
“Banyak obat-obatan yang sudah habis dan ini perlu disikapi oleh pihak manajemen RSUD Cut Nyak Dhien karena saudara-sudara kita butuh obat. Kami sebagai dokter hanya melayani, dan saat kami buat resep obatnya tidak ada kan sayang. Serta banyak persoalan lainnya yang harus dibenahi,” tukasnya.
Sementara itu, Humas RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh, Aceh Barat, Susi Maulhusna kepada Serambi, Selasa (4/2/2020), memaparkan, tidak ada dokter yang mogok kerja pada Selasa tersebut. Yang ada, urai Susi, para dokter melaksanakan rapat medik bersama di rumah sakit tersebut, sehingga sempat membuat ruang poli tanpa pelayanan.
Menyangkut dengan jasa medis, beber dia, sebagian telah dilakukan pembayaran. “Namun memang tidak semua terbayarkan, sebab semua klaim BPJS termasuk jasa medis sedang dalam proses saat ini. Yang pasti, jasa medis tersebut tetap dilakukan pembayaran sesuai dengan jumlahnya,” tegasnya.
Terkait ketersediaan obat-obatan, Humas RSUD CND mengakui, pada awal tahun memang stok obat masih ada kekurangan karena sedang dilakukan pengadaan secara bertahap. “Obat-obatan tetap ada, namun pengadaan dilakukan secara bertahap dan semua obat yang dibutuhkan tetap akan menjadi prioritas manajemen rumah sakit,” tutupnya.(c45)
Sumber: tribunnews.com