Edisi Minggu ke 16: Selasa 16 April 2019
Laporan High Level Commision: Forum Regional Kesehatan Universal Abad 21
Tujuan Komisi ini untuk mengembangkan rekomendasi bagaimana memberi efek pada hak kesehatan sebagai hak asasi manusia yang mendasar, berdasarkan pada analisis kemajuan dan tantangan yang dihadapi oleh sistem kesehatan di Amerika. Dokumen ini mencerminkan posisi Komisi mengenai pelayanan kesehatan primer (primary health care/PHC), pencarian solusi untuk memastikan hak atas kesehatan, dan pendekatan yang diambil dalam diskusi, analisis, dan rekomendasi tentang cara menjamin hak ini. Hal ini didasarkan pada laporan yang disiapkan oleh lima kelompok tematik yang membahas: a) model pelayanan kesehatan, b) model kelembagaan, c) model pembiayaan, d) kesehatan dan perlindungan sosial, dan e) sumber daya manusia untuk kesehatan. Kelompok – kelompok tematik dipimpin oleh anggota Komisi, menyatukan sejumlah besar pakar akademis dan gerakan sosial dari berbagai negara. Dalam laporan ini, Komisi menyajikan sepuluh rekomendasi untuk mencapai kesehatan bagi semua orang di wilayah Amerika pada abad ke – 21. Komisi juga berpartisipasi aktif dalam proses yang menghasilkan deklarasi baru tentang perawatan kesehatan primer (Deklarasi Astana), yang diadopsi oleh Konferensi Global Perawatan Kesehatan Dasar yang diadakan di Astana (Kazakhstan) pada Oktober 2018. Forum diskusi global dan regional ini sangat tepat waktu, tidak hanya memungkinkan Komisi untuk mengadvokasi nilai – nilai dan prinsip – prinsip Alma – Ata, yang tetap berlaku hingga saat ini, tetapi juga memperkaya laporan ini dengan menekankan aspek -aspek kunci yang menurut Komisi tidak dapat diabaikan untuk mencapai kesehatan universal. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 Tahun 2019 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah sakit Dalam rangka mewujudkan kualitas kesehatan lingkungan rumah sakit perlu ditetapkan standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan. Untuk mencapai pemenuhan standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan serta melindungi petugas kesehatan, pasien, pengunjung termasuk masyarakat di sekitar rumah sakit dari berbagai macam penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang timbul akibat faktor resiko lingkungan perlu diselenggarakan kesehatan lingkungan rumah sakit. Pada 2004, Kementerian Kesehatan telah menertibkan surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Akan tetapi mengingat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan industri, serta kebutuhan hukum, Kementerian Kesehatan dirasa perlu membuat keputusan baru yakni Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 Tahun 2019 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Mengemas Program Preventif dan Promotif Rumah Sakit Di Era Disrupsi World Health Day diperingati pada 7 April tiap tahunnya. 2 tahun terakhir, WHO mengambil tema Universal Health Coverage (UHC). Menurut data WHO, banyak negara berkembang yang sudah mulai menerapkan UHC. Ini menunjukkan bahwa berbagai negara di dunia sudah menyadari pentingnya jaminan kesehatan bagi rakyatnya, karena bisa mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat. Ada lebih dari 100 juta penduduk yang menjadi jatuh miskin karena harus menanggung biaya pelayanan kesehatan. Jika pemerintah menanggung biaya pelayanan kesehatan dasar, setidaknya jumlah masyarakat yang jatuh miskin karena sakit bisa dikurangi. Blended Learning Pelatihan Implementasi Renstra Rumah Sakit (Sistem Penerjemahan, Penjabaran, dan Pelaksanaan Renstra Rumah Sakit) Dalam rangka meningkatkan pengetahuan mengenai implementasi renstra rumah sakit para pengelola RS, Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (PKMK FK-KMK UGM) akan menyelenggarakan Blended Learning Pelatihan Implementasi Renstra Rumah Sakit (Sistem Penerjemahan, Penjabaran, dan Pelaksanaan Renstra Rumah Sakit). Pelatihan dimulai pada bulan Mei sampai dengan September 2019 (1 sesi webinar per 2 minggu) |
|||
Website ini akan update setiap Selasa pagi. Nantikan Informasi terbaru setiap minggunya. | |||
+ Arsip Pengantar Minggu Lalu |
|||
|
Perlunya Berbagai Pihak Berperan dalam Penanggulangan TB |
Archive for 2019
RSUD Pangkep Kini Berganti Nama Jadi Rumah Sakit Batara Siang, Ini Maknanya
PANGKAJENE – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pangkep kini telah mempunyai nama baru dan resmi berganti.
Nama baru RSUD Pangkep tersebut yakni Rumah Sakit Batara Siang.
Nama ‘Batara Siang’ adalah bentuk penghargaan kepada pahlawan dan Raja Siang yang pernah berjaya di Kabupaten Pangkep.
“Kita menghormati para leluhur terdahulu kita. Yang paling pas namanya adalah Batara Siang. Siang itu salah satu kerajaan tertua di Pangkep dan pernah berjaya di zamannya,” kata Bupati Pangkep, Syamsuddin A Hamid di Pangkajene, Rabu (10/4/2019).
Syamsuddin mengaku, makna yang diambil dari nama tersebut agar seluruh pengelola RS Batara Siang bisa mengambil contoh perjuangan dari Raja Siang.
“Intinya ini berjuang untuk terus memberikan pelayanan kesehatan yang baik kepada semua pasien dari 14 kecamatan di Pangkep,” ujarnya saat usai menghadiri syukuran Akreditasi RSUD Pangkep karena menerima Akreditasi Paripurna di Aula RS Batara Siang, Rabu (10/4/2019).
Syamsuddin menyebut, apa yang diperoleh RS Batara Siang ini perlu terus dilakukan perbaikan-perbaikan pelayanan kepada pasien.
“Semoga RS Batara Siang dengan nama barunya tidak mengecewakan saya dan kedepannya menjadi RS membanggakan,” ungkapnya.
Direktur RS Batara Siang, dr Annas Ahmad menjelaskan jika pihak RS telah mengikuti akreditasi dan memperoleh gelar tertinggi yakni akreditasi Paripurna.
“Alhamdulillah kita peroleh akreditasi paripurna dan bersamaan juga dengan pemberian nama baru dari RSUD Pangkep ke RS Batara Siang,” katanya.
Hasil yang diperoleh RS Batara Siang ini melalui 15 kelompok pokja dengan berbagai penilaian terutama pelayanan hingga aparat yang bekerja di rumah sakit.
“Paripurna bukan berarti tidak ada kekurangan, tetapi diupayakan perbaikan pelayanan kepada semua pasien. Kami akan terus berusaha agar semua pasien puas dengan pelayanan kami,” jelasnya.
Sumber: tribunnews.com
RSUD Ogan Ilir Minim Tenaga Medis
INDRALAYA – Akhir-akhir ini warga masyarakat mengeluhkan pelayanan medis yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Ogan Ilir (OI). Pasalnya, baik tenaga medis maupun fasilitas sarana prasarana yang dimiliki rumah sakit milik Pemerintah Daerah (Pemda) ini, tergolong minim.
Akibatnya, dengan alasan ingin mendapatkan pelayanan yang maksimal, warga masyarakat bumi “caram seguguk” meninggalkan rumah sakit milik Pemda tersebut, dan memilih rumah sakit yang ada di Palembang.
Akibatnya, dengan alasan ingin mendapatkan pelayanan yang maksimal, warga masyarakat bumi “caram seguguk” meninggalkan rumah sakit milik Pemda tersebut, dan memilih rumah sakit yang ada di Palembang.
Hal ini disampaikan juru bicara fraksi partai Nasdem Afrizal pada Rapat Paripurna pandangan fraksi terhadap LKPJ Bupati OI tahun 2018, Rabu (10/4). Kepada pihak eksekutif, Afrizal minta Bupati dan pejabat terkait untuk lebih mengoptimalkan anggaran di bidang kesehatan dan membenahi pelayanan medis yang ada di RSUD OI.
“Dari pantauan yang kita lakukan, RSUD kita ini dinilai sangat minim fasililtas medis, terutama yang berkaitan dengan sarana prasarana termasuk juga sumber daya manusianya,” ujar Anggota DPRD OI Fraksi partai Nasdem ini.
Kondisi demikian, disebutkan Afrizal, membuat masyarakat terutama kurang mampu memilih untuk berobat ke Palembang. Tidak hanya itu saja, pelayanan kesehatan di Puskesmas-puskesmas di Kabupaten OI juga dikeluhkan oleh warga.
“Warga mengeluh lantaran saat sedang berobat, tidak ada petugasnya. Jadi kami minta kedepan supaya pihak eksekutif menganggarkan APBD untuk pengoptimalan bidang Kesehatan,” harap Afrizal. (cr7)
Sumber: tribunnews.com
PENGUMUMAN! RSUD KANJURUHAN SEGERA PUNYA LAYANAN BEDAH PLASTIK
KEPANJEN – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kepanjen terus melakukan penambahan fasilitas layanan medis untuk masyarakat. Dalam waktu dekat, pusat layanan medis plat merah ini akan menambah layanan bedah plastik.
“Belum dioperasikan, tinggal finishing, tapi untuk infrastrukturnya sudah siap,” terang Direktur RSUD Kanjuruhan Malang, drg. Marhendrajaya MM. Sp.Kg kepada radarmalang.id di kantornya hari ini (11/4).
Nantinya, layanan bedah plastik tersebut akan melayani berbagai jenis tindakan medis berkaitan dengan rekonstruksi atau perbaikan bagian tubuh pasien.
“Operasi plastik untuk tujuan estetika bisa, namun nantinya untuk biaya tidak di-cover BPJS Kesehatan. Yang discover operasi plastic untuk tujuan kesehatan, misalnya pemulihan bekas luka bakar,” terang Jaya, sapaan akrabnya.
Sebelumnya, RSUD Kanjuruhan juga melakukan penambahan mesin CT scan 128 slide dari yang sebelumnya masih berteknologi 16 slide. Jaya menambahkan, tahun depan akan ada dua alat baru yang didatangkan yaitu MRI dan cath Lab.
Magnetic Resonance Imaging (MRI) atau pencitraan resonansi magnetik adalah alat scanning yang memanfaatkan medan magnet dan energi gelombang radio untuk menampilkan gambar struktur dan organ dalam tubuh. MRI dapat memberikan gambaran struktur tubuh yang tidak bisa didapatkan pada tes lain, seperti rontgen, USG, atau CT scan.
Pada tes MRI, bagian tubuh yang akan dipindai ditempatkan pada sebuah mesin dengan magnet yang kuat. Gambar-gambar yang dihasilkan dari MRI berupa foto digital yang dapat disimpan di komputer dan dicetak untuk dipelajari lebih lanjut.
MRI adalah salah satu cara dokter memeriksa dan menghasilkan gambar organ, jaringan, dan sistem rangka dengan resolusi tinggi. Hal itu nantinya dapat membantu dokter mendiagnosis berbagai masalah seputar kesehatan. Pemeriksaan MRI juga dapat digunakan sebagai salah satu penentu langkah pengobatan dan mengevaluasi efektivitas terapi.
Sementara Cath Lab adalah alat katerisasi jantung dan angiograf. Dengan alat ini, RSUD Kanjuruhan bisa memberikan layanan pemasangan ring jantung, salah satunya bagi penderita jantung koroner.
Sumber: radarmalang.id
Edisi Minggu ke 15: Selasa 09 April 2019
Edisi Minggu ke 15: Selasa 09 April 2019
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 Tahun 2019 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah sakit Dalam rangka mewujudkan kualitas kesehatan lingkungan rumah sakit perlu ditetapkan standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan. Untuk mencapai pemenuhan standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan serta melindungi petugas kesehatan, pasien, pengunjung termasuk masyarakat di sekitar rumah sakit dari berbagai macam penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang timbul akibat faktor resiko lingkungan perlu diselenggarakan kesehatan lingkungan rumah sakit. Pada 2004, Kementerian Kesehatan telah menertibkan surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Akan tetapi mengingat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan industri, serta kebutuhan hukum, Kementerian Kesehatan dirasa perlu membuat keputusan baru yakni Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 Tahun 2019 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Mengemas Program Preventif dan Promotif Rumah Sakit Di Era Disrupsi World Health Day diperingati pada 7 April tiap tahunnya. 2 tahun terakhir, WHO mengambil tema Universal Health Coverage (UHC). Menurut data WHO, banyak negara berkembang yang sudah mulai menerapkan UHC. Ini menunjukkan bahwa berbagai negara di dunia sudah menyadari pentingnya jaminan kesehatan bagi rakyatnya, karena bisa mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat. Ada lebih dari 100 juta penduduk yang menjadi jatuh miskin karena harus menanggung biaya pelayanan kesehatan. Jika pemerintah menanggung biaya pelayanan kesehatan dasar, setidaknya jumlah masyarakat yang jatuh miskin karena sakit bisa dikurangi. Blended Learning Pelatihan Implementasi Renstra Rumah Sakit (Sistem Penerjemahan, Penjabaran, dan Pelaksanaan Renstra Rumah Sakit) Dalam rangka meningkatkan pengetahuan mengenai implementasi renstra rumah sakit para pengelola RS, Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (PKMK FK-KMK UGM) akan menyelenggarakan Blended Learning Pelatihan Implementasi Renstra Rumah Sakit (Sistem Penerjemahan, Penjabaran, dan Pelaksanaan Renstra Rumah Sakit). Pelatihan dimulai pada bulan Mei sampai dengan September 2019 (1 sesi webinar per 2 minggu) |
|||
Website ini akan update setiap Selasa pagi. Nantikan Informasi terbaru setiap minggunya. | |||
+ Arsip Pengantar Minggu Lalu |
|||
|
Perlunya Berbagai Pihak Berperan dalam Penanggulangan TB |
Mengemas Program Preventif dan Promotif Rumah Sakit Di Era Disrupsi
World Health Day diperingati pada 7 April tiap tahunnya. 2 tahun terakhir, WHO mengambil tema Universal Health Coverage (UHC). Menurut data WHO, banyak negara berkembang yang sudah mulai menerapkan UHC. Ini menunjukkan bahwa berbagai negara di dunia sudah menyadari pentingnya jaminan kesehatan bagi rakyatnya, karena bisa mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat. Ada lebih dari 100 juta penduduk yang menjadi jatuh miskin karena harus menanggung biaya pelayanan kesehatan. Jika pemerintah menanggung biaya pelayanan kesehatan dasar, setidaknya jumlah masyarakat yang jatuh miskin karena sakit bisa dikurangi.
Penggunaan Lift RSUD Dibatasi, Ini Alasannya
MUARA TEWEH- Lift untuk umum di RSUD Muara Teweh sempat rusak selama 4 bulan. Setelah diperbaiki pada Maret 2019, lift kembali normal. Tetapi, lift itu tidak dioperasionalkan di luar jam besuk.Ketentuan ini ditentukan oleh pihak Rumah Sakit setempat. Padahal sebelumnya, lift tersebut bisa digunakan di luar waktu besuk.
“Gimana nasib penunggu pasien, apabila ada keperluan mendadak. Contoh, ketika pergi ke apotek, harus bolak balik pakai tangga ke lantai atas,” ucap Anggota DPRD Batara, Wardatun Nur Jamilah, menyayangkan hal tersebut.
Sementara itu, Pimpinan RSUD Muara Teweh, Dwi Agus Setijowati saat ditemui di ruang kerjanya,membenarkan hal itu, bahwa ada aturan mengenai penggunaan lift. Aturan itu diberlakukan karena rumah sakit melakukan penghematan dan uang kas rumah sakit sedang defisit.
Meski begitu, tambah dia, untuk evakuasi pasien, pihaknya ada khusus lift bagian belakang, yang siap digunakan setiap saat, yang juga digunakan untuk mengantar makanan.
“Rumah Sakit RSUD Muara Teweh memiliki dua lift satu pada bagian depan dan yang satu lagi bagian belakang. Jam besuk pasien mulai pukul 10.00-12.00 Wib dan 16.00-18.00 Wib. Artinya jika di luar jam besuk, keluarga pasien ingin berkunjung silakan, tapi naik tangga pada bagian samping,” katanya.
Ia menjelaskan, lift bagian belakang dikhususkan untuk evakuasi pasien dan mengantarkan makanan, karena sudah ada oksigen sentral, artinya hanya untuk pasien dan bukan untuk umum. (*adl/aza)
Sumber: prokal.co
Sambut HUT ke-103 Kabupaten Sleman, RSUD Murangan Gelar Operasi Katarak Gratis
SLEMAN – Sebanyak 45 pasien mendapat kesempatan untuk menjalani operasi katarak secara gratis di RSUD Murangan, Sleman.
Kegiatan tersebut dilakukan pada Minggu (07/04/2019).
Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun, yang juga hadir mengatakan Operasi Katarak Gratis ini merupakan rangkaian untuk menyambut HUT Kabupaten Sleman ke-103.
“Operasi Katarak Gratis ini rutin dilaksanakan sejak 2016 silam. Ini sudah keempat kalinya,” kata Muslimatun.
Sementara itu, Koordinator Operasi Katarak, dr Widya Prafitri, menyatakan ada sebanyak 191 orang yang mendaftarkan diri.
Menurutnya, jumlah ini meningkat dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya.
Setelah melewati proses screening atau pemeriksaan, sebanyak 90 pasien penderita katarak lolos untuk menjalani prosedur operasi.
“Pada hari ini kami menangani 45 pasien yang membutuhkan operasi katarak dengan segera,” jelas Widya.
Usai membuka kegiatan secara resmi, Sri Muslimatun sempat meninjau langsung proses operasi di ruangan khusus.
Sebanyak 3 ruangan operasi digunakan untuk kegiatan tersebut. (*)
Sumber: tribunnews.com
Layanan Penyakit Jantung RSUD Kota Bogor untuk Semua Lapisan
Bogor – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor mengembangkan layanan jantung terpadu, meliputi fasilitas, prasarana, serta Sumber Daya Manusia (SDM) yang menangani berbagai jenis penyakit jantung dan pembuluh darah. Selain itu cakupan pelayanan penyakit jantung menyasar seluruh lapisan masyarakat, meskipun tata laksana penyakit ini memerlukan teknologi dan biaya tinggi.
Direktur RSUD Kota Bogor Dewi Basmala menuturkan, berdasarkan data nasional Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia, penyakit jantung dan pembuluh darah menjadi penyebab kematian nomor satu di Indonesia. Terlebih ada perubahan profil sosial ekonomi dari penderita penyakit jantung dan pembuluh darah yang tadinya hanya kelompok sosial menengah ke atas tetapi sekarang menyasar kelompok sosial ekonomi rendah.
“Karena itulah kami mengembangkan layanan jantung terpadu. Saat ini kami memiliki dua poliklinik jantung, tujuh tempat tidur ruang Intensive Cardio Unit (ICVCU), satu laboratorium katerisasi (cathlab), dan satu unit medical cek up jantung. Dengan adanya fasilitas tersebut diharapkan mampu melayani deteksi dini, tindakan diagnosik, dan intervensi kardiovascular,” ungkap Dewi kepada INILAH, Minggu (7/4/2019).
Dewi melanjutkan, untuk layanan Cathlab di RSUD Kota Bogor bagi peserta layanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dipastikan sudah terlindungi sepenuhnya. Umumnya, peserta BPJS harus membayar sebagian biaya apabila ingin mendapatkan layanan cathlab.
“Ini terobosan terbaru kami dengan mengembangkan layanan jantung terpadu. Masyarakat kelas ekonomi rendah bisa merasakan fasilitas tanpa khawatir biaya asalkan menjadi peserta BPJS Kesehatan. Masyarakat mengetahui layanan cathlab memerlukan biaya tinggi. Tahun 2019 ini pelayanan jantung terpadu sudah bisa dilakukan 100 persen,” tambahnya.
Dewi menjelaskan, faktor penyebab tingginya angka kejadian penyakit jantung koroner atau gagal jantung adalah masyarakat belum sepenuhnya memahami faktor resiko penyakit jantung koroner. Dengan adanya central jantung di RSUD Kota Bogor, deteksi dini bisa dilakukan sehingga terlihat apakah pasien mempunyai potensi menderita penyakit jantung.
“Kami harapankan masyarakat bisa melakukan pemeriksaan dengan adanya layanan jantung terpadu di RSUD Kota Bogor ini,” jelasnya.
Kasi Pelayanan Medik RSUD Kota Bogor Andi Tatat menuturkan, dengan layanan cathlab pasien dapat dideteksi apakah pada pembuluh darah dijantungnya ada sumbatan atau tidak, dengan SDM yang sudah berpengalaman dan alat canggih layanan cathlab RSUD Kota Bogor 100 persen bisa dilakukan tahun 2019 ini.
“Karena layanan cathlab ini beresiko tinggi kami sudah siapkan SDM mumpuni dan alat yang canggih. Ketakutan masyarakat untuk melakukan pemeriksaan ketika merasakan kesemutan didada kiri menjadi faktor penyakit jantung tidak terdeteksi sejak dini. Maka saya sarankan apabila mengalami kesemutan didada kiri, segera lakukan pemeriksaan. Peserta BPJS Kesehatan dijamin biaya tercover semua di RSUD Kota Bogor untuk mendapatkan layanan jantung terpadu,” pungkasnya.
Sumber: inilahkoran.com
Edisi Minggu ke 14: Selasa 02 April 2019
Edisi Minggu ke 14: Selasa 02 April 2019
Perlunya Berbagai Pihak Berperan dalam Penanggulangan TB Hari tuberculosis (TB) sedunia diperingati pada 24 maret. Adanya hari peringatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai bahaya penyakit TB dan pada ujungnya masyarakat diharapkan juga peduli terhadap penanggulangannya. Penyakit TB merupakan penyakit yang mewabah di Indonesia, saat ini Indonesia berada di peringkat ke – 3 jumlah penderita TB setelah India dan China. Untuk menekan jumlah pendertia TB bukan merupakan perkara mudah, penyebaran TB yang melalui udara sangat mudah sekali terjadi. Sementara pengobatan TB membutuhkan waktu yang relatif lama yakni 6 bulan pengobatan tanpa putus, sehingga seringkali pendertia TB terbentur dengan kondisi sosial ekonominya, dimana banyak penderita TB berada pada usia produktif. Blended Learning Pelatihan Implementasi Renstra Rumah Sakit (Sistem Penerjemahan, Penjabaran, dan Pelaksanaan Renstra Rumah Sakit) Dalam rangka meningkatkan pengetahuan mengenai implementasi renstra rumah sakit para pengelola RS, Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (PKMK FK-KMK UGM) akan menyelenggarakan Blended Learning Pelatihan Implementasi Renstra Rumah Sakit (Sistem Penerjemahan, Penjabaran, dan Pelaksanaan Renstra Rumah Sakit). Pelatihan dimulai pada bulan April sampai dengan Agustus 2019 (1 sesi webinar per 2 minggu) |
|||
Website ini akan update setiap Selasa pagi. Nantikan Informasi terbaru setiap minggunya. | |||
+ Arsip Pengantar Minggu Lalu |
|||
|
Hari Air Sedunia |