Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kanjuruhan, Kepanjen, diibaratkan orang yang sudah lama tertidur dan saatnya untuk bangun atau bangkit. Pasalnya, berbagai kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat, khususnya di Malang bagian selatan, terus meningkat dan membutuhkan pusat pengobatan yang representatif sekaligus modern dalam penanganannya.
Harapan itu di topang dengan berbagai hasrat pemerintah kabupaten (Pemkab) Malang untuk menjadikan RSUD Kanjuruhan sebagai rujukan Jawa Timur (Jatim) lewat program rumah sakit pendidikan yang telah dicanangkan beberapa tahun lalu. Bahkan, berharap RSUD Kanjuruhan bisa go internasional dengan mimpi yang kini sudah terbangun untuk mendirikan rumah sakit pendidikan bertipe atau kelas B.
Harapan inilah yang kembali dipertegas oleh Bupati Malang Sanusi kepada RSUD Kanjuruhan, yang sempat mengalami gonjang-ganjing atas kebijakan perpindahan direkturnya di beberapa bulan lalu.
“RSUD Kanjuruhan saatnya bangun dan mewujudkan rumah sakit pendidikan kelas B. Sehingga di tahun 2020 datang hal ini bisa diwujudkan,” kata Sanusi yang sempat melakukan kunjungan dalam hal tindaklanjut izin operasional rumah sakit dan persiapan visitasi rumah sakit pendidikan, Minggu (8/12/2019).
Kunjungan itu sebagai upaya untuk melongok kembali kesiapan seluruh awak RSUD Kanjuruhan dalam mewujudkan rumah sakit pendidikan dengan tipe atau kelas B. Sekaligus melihat progres pembangunan fisik dari rumah sakit pendidikan di Kanjuruhan serta administrasi untuk naik kelas dari kelas B non Pendidikan menjadi B Pendidikan.
“Saat itu kita tekankan pembenahan dan kelengkapan terkait sarana dan fasilitas rumah sakit pendidikan. Sekaligus manajemen dan kekompakan seluruh elemen di RSUD Kanjuruhan. Untuk teknis dan administrasinya sudah dipersiapkan manajemen RSUD Kanjuruhan,” ujar Sanusi yang menegaskan, saat ini seluruh elemen sudah lebih kompak dan siap untuk bangkit dari sekian lama tertidur.
“Harapan kita setelah jadi rumah sakit pendidikan, maka pelayanan semakin prima kepada masyarakat. Serta kebutuhan atas dokter di Kabupaten Malang pun bisa teratasi,” imbuhnya.
Seperti diketahui, sampai saat ini lulusan dokter di Indonesia sebanyak 220 ribu orang dari 85 fakultas kedokteran yang ada di Indonesia. Dengan total jumlah dokter tersebut, dibanding dengan jumlah penduduk Indonesia, sekitar 256 juta jiwa, maka rasio pelayanan kesehatannya adalah 1:5.000.
Padahal idealnya di dunia kedokteran, satu dokter berbanding seribu. Atau satu dokter berbanding 500 orang.
Terkait pernyataan Sanusi terkait teknis dan administrasi memang telah dipersiapkan sejak awal tahun 2019 ini. Bahkan, untuk mewujudkan rumah sakit pendidikan tipe B, RSUD Kanjuruhan telah siap. Seperti yang disampaikan oleh Prof Dr Djanggan Sargowo dari Dewan Pengawas Rumah Sakit Pendidikan, beberapa waktu lalu.
Dimana Djanggan menyampaikan, berbagai persiapan sarana-prasarana pendukung berdirinya rumah sakit pendidikan telah dipersiapkan dan telah tertata sedemikian rupa walau masih belum terselesaikan secara seratus persen tahun 2019 ini dikarenakan target penyediaan sarana prasarana (sarpras) pendukung sampai tahun 2020 datang.
Selain itu, RSUD Kanjuruhan juga telah memiliki dokter yang bekerja di sana serta adanya kurikulum. “Tiga syarat itu, di sini sudah siap semua. Misal, untuk jumlah dokter ada 40 orang di sini. Ini lebih dari cukup. Pun sarpras pendukung sebagai bagian dari syarat berdirinya rumah sakit pendidikan,” ujar Djanggan.
Djanggan pun menegaskan, dengan kondisi tersebut, RSUD Kanjuruhan sudah siap untuk mengajukan kepada Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk pendirian RS pendidikan.
“Sudah siap di sini untuk itu. Apalagi ditunjang dengan potensi kasus yang banyak dan bervarian di sini. Kasus itu bisa jadi persyaratan untuk jadi ajang pendidikan. Hal lain adalah dukungan bupati yang tinggi juga atas terwujudnya rumah sakit pendidikan,” ucapnya.
Senada, Kohar Hari Santoso Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jatim pun menyampaikan hal sama saat dirinya hadir di RSUD Kanjuruhan beberapa waktu lalu bersama Sanusi. Dimana Kohar mengatakan, RSUD Kanjuruhan bisa serupa RSUD dr. Iskak Tulungagung dengan adanya dukungan dari kepala daerahnya yang tinggi.
“Di sini, dukungan pak Bupati juga tinggi. Untuk itu harus dikuatkan dengan komitmen seluruh elemen, baik koordinasi, kebersamaan dan kinerja. Selain itu tentunya penambahan fasilitas,” ucapnya.
Kohar melanjutkan, bila hal itu telah tersedia dan berjalan, maka pelayanan akan semakin baik. “Jika sudah memberikan pelayanan yang baik, maka bisa menjadi tempat yang baik untuk memberikan pendidikan dan tempat meneliti pelayanan agar lebih baik lagi,” pungkasnya.
Sumber: malangtimes.com