GUNUNGKIDUL – RSUD Wonosari berencana untuk meminjam dana ke bank untuk menyeimbangkan neraca keuangan.
Pasalnya, hingga saat ini tunggakan klaim dari BPJS yang mencapai Rp 26 milliar belum terbayarkan.
Direktur RSUD Wonosari, Heru Sulistyowati mengatakan, pihaknya sudah berupaya melakukan penghematan, satu di antaranya adalah dengan meniadakan makanan ringan untuk suguhan saat jajaran RSUD rapat.
“Kami sudah melakukan penghematan, RSUD juga sudah diberi bantuan dari Pemkab Gunungkidul berupa dana talangan sebesar Rp 5,7 milliar,” ucapnya, Senin (17/11/2019).
Dirinya menjelaskan, saat ini pihaknya bersama Pemkab Gunungkidul sedang melakukan kajian untuk meminjam dana ke bank.
Namun meminjam dari bank tidak mudah, lantaran ada aturan utang jangka pendek yang tertuang pada Peraturan Menteri Dalam Negeri No.79/2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah, pasal 87 ayat 2.
“Kami berharap tunggakan klaim BPJS bisa dibayarkan, tidak harus semuanya, satu bulan tunggakan sudah bisa membuat operasional lebih stabil,” katanya.
Lebih lanjut Heru menjelaskan, utang ke bank menjadi pilihan untuk menyeimbangkan neraca keuangan.
“Tapi utang ini akan kami ambil saat cash flow kita sudah habis dan belum ada transfer dari BPJS. Apalagi utang ini bukan jadi masala, karena daerah seperti Bantul dan Kulon Progo telah berutang terlebih dahulu,” katanya.
Sementara itu Bupati Gunungkidul, Badingah dalam jawaban terhadap pandangan umum fraksi tentang RAPBD 2020 juga menyinggung terkait klaim BPJS yang belum dibayarkan.
“Perlu dilakukan konsultasi ke BPK dan Kemendagri untuk kebijakan ini ditambah lagi akan melakukan kaji banding ke RSUD Panembahan Senopati di Bantul,” katanya.
Sumber: tribunnews.com