Performa atau kualitas dari rumah sakit dipengaruhi oleh banyak hal, salah satunya adalah performa kerja dari tenaga medis dan staf yang ada. Hal ini menyebabkan pengukuran performa kerja staf dan tenaga medis penting untuk mencapai level performa rumah sakit yang lebih baik. Manajer dalam hal ini dapat mengukur performa pekerja di rumah sakit dengan mengembangkan sebuah sistem yang mengukur kuantitas dan kualitas pekerjaan seseorang sesuai dengan jabatan dan deskripsi pekerjaan jabatan tersebut.
Beberapa manfaat dari mengukur performa kerja yaitu :
- Kepatuhan : evaluasi membuat manajemen memiliki dokumentasi atas kinerja dari karyawannya, dengan dokumentasi tersebut manajer atau dalam hal ini manajer sumber daya manusia yang ada di rumah sakit dapat menentukan apakah terjadi sebuah kesalahan yang mencapai titik dimana pekerja tersebut harus diberi peringatan sampai dengan diberhentikan dari pekerjaannya. Di sisi lain manajemen juga dapat melihat ketika seorang karyawan layak diberikan penghargaan baik dalam bentuk promosi jabatan, hadiah atau kenaikan upah. Dengan demikian ketidakadilan kepada karyawan rumah sakit (tenaga medis & staf) dapat dihindari
- Komunikasi : komunikasi yang ada harus memfasilitasi umpan balik terhadap performa staf /tenaga medis. Hal ini dibutuhkan dalam hal evaluasi yang harus dikomunikasikan langsung kepada masing – masing individu oleh pihak manajemen, Dengan itu masing – masing individu dapat mengetahui apa yang sudah baik dan apa yang perlu ditingkatkan dari kinerjanya di rumah sakit.
- Motivasi : manajemen SDM yang baik harus dapat mendorong karyawannya mencapai performa kerja yang memuaskan atau dapat berkerja dengan performa pada standar yang lebih tinggi. Seorang karyawan yang termotivasi adalah karyawan yang bekerja dengan perasaan bangga terhadap apa yang dia kerjakan setiap harinya. Manajemen dapat memberikan dorongan kepada karyawannya dengan memberikan informasi dan pemahaman tentang kontribusi yang diberikannya terdapat kesuksesan rumah sakit tersebut, dengan demikian karyawan tersebut dapat termotivasi untuk meningkatkan performanya
- Pengembangan : penilaian performa karyawan sangat penting dalam menyadarkan manajemen tentang pentingnya pelatihan dan pengembangan terhadap seluruh karyawan. Melalui pelatihan – pelatihan, performa dan kualitas layanan yang diberikan staf dan juga tenaga medis akan lebih maksimal dan tentunya lebih berkompeten.
Ketika manajemen sudah membuat pengukuran performa sebagai sebuah prioritas, makan manajemen sebaiknya mengikuti langkah – langkah ini untuk memastikan proses pengukuran performa berjalan secara akurat dan sistematis.
- Menentukan standar dan kriteria evaluasi untuk setiap posisi / jabatan pekerjaan
- Menentukan bagaimana dan seberapa sering pengukuran performa kerja dilakukan dan siapa yang akan menilai / mengukur hal ini.
- Menentukan cara pengumpulan data dari performa kerja staf & tenaga medis
- Melakukan evaluasi performa kerja pada akhir masa percobaan dan dilakukan secara kontinyu
- Mendiskusikan semua area dari performa yang dinilai termasuk memberikan umpan balik kepada karyawan yang bersangkutan
- Menentukan tujuan / goals dari peningkatan performa kerja dan rencana penerapannya / plan of action
- Melakukan penyimpanan yang baik terhadap hasil evaluasi kedalam personnel files.
Terdapat beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk mengukur performa dari tenaga medis & staf yang ada di rumah sakit. Kriteria – kriteria ini dapat dipecah menjadi kualitas personal & professional. Berikut adalah kriteria performa yang disarankan,
Kualitas Personal diantaranya:
- Integrity : kejujuran
- Diversity : menghargai perbedaan
- Initiative : mengambil tindakan
- Innovation : menciptakan ide – ide baru
- Respect : memperlakukan orang lain dengan baik
- Growth : pengembangan dan peningkatan diri
Kualitas Profesional mencakup:
- Interpersonal skills : komunikasi dan kerjasama dalam tim
- Quality of work : secara kontinyu memenuhi / melewati ekspektasi
- Stewardship : bertanggung jawab dalam mengelola sumber daya
- Availability of work : dapat diandalkan
- Productivity : persentase output kerja
- Knowledge : memahami ekspektasi kerja yang diemban
Selain kualitas personal dan profesional, terdapat kriteria lain yang dapat dijadikan acuan dalam mengukur performa kerja yaitu Essential Job Fungtions atau fungsi penting dalam pekerjaan, yang meliputi :
- Duties and Responsibilities : melakukan pekerjaan dengan kepatuhan yang baik terhadap semua peraturan yang ada di tempat kerja, standar prosedur operasional, ekspektasi dan value atau nilai dari pekerjaan tersebut
- Health and Safety : mendemonstrasikan kesehatan dan keamanan dari pasien, pengunjung dan rekan kerja
- Profesionalism : menyapa dan melayani semua pasien, pengunjung, dan rekan kerja dengan sikap profesional
- Efficiency and Effectiveness : mengantisipasi dan bersikap responsif terhadap kebutuhan rumah sakit, pasien, pengunjung, dan rekan kerja
- Continuous Development : menunjukkan komitmen untuk meningkatkan efektivitas, mengambil keuntungan dari kesempatan berlatih, dan mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan / improvement
Pengukuran terhadap performa kerja yang baik disarankan untuk dilakukan dengan menggunakan Rating System. Sistem ini menggunakan skala ukur angka untuk mengkategorikan performa kerja, sebagai contoh :
- 5 = konsisten / selalu memenuhi ekspektasi
- 4 = berkali – kali memenuhi ekspektasi
- 3 = mencapai / memenuhi ekspektasi
- 2 = tidak konsisten dalam memenuhi ekspektasi
- 1 = performa di bawah ekspektasi
Rencana peningkatan kinerja juga penting untuk disusun agar memungkinkan manajer dan karyawan kesempatan untuk mengatasi dan menyelesaikan masalah kinerja. Ini digunakan ketika karyawan menerima dan tingkat kinerja kurang dari mencapai atau memenuhi harapan. Dalam rangka mencegah masalah kinerja di masa depan, staf harus ditempatkan pada status percobaan formal.
- Tetapkan kerangka waktu untuk peninjauan dokumen pelatihan dan / atau pelatihan tambahan (disarankan 90 hari).
- Evaluasi karyawan lagi setelah jangka waktu 90 hari, jika karyawan tidak memenuhi harapan, karyawan menerima peringatan tertulis.
- Setelah jangka waktu 90 hari kedua, dan karyawan tidak memenuhi harapan, karyawan menerima peringatan tertulis final.
- Kerangka waktu 90 hari ketiga dimana karyawan tidak memenuhi harapan, karyawan akan diberhentikan.
Kebijakan dan prosedur rumah sakit mengenai pengukuran kinerja staf kantor medis harus dilaksanakan dengan hati – hati untuk mencegah kemungkinan tuntutan hukum untuk praktik yang salah atau tidak adil. (Saraswati S Putri)
Source : verywellhealth.com