PONTIANAK – Gubernur Kalimantam Barat, H Sutarmidji hadir di peringatan hari ulang tahun RSUD Sudarso yang diselenggarakan di halaman RSUD Sudarso, Minggu (24/11) .
Pada kesempatan tersebut ia berharap jajaran RSUD Soedarso harus serius dalam mengurus rumah sakit.
“Saya serius mengubah rumah sakit ini dan saya paham tidak gampang mengurus rumah sakit.”
“Kalau ada perawat yang masih ketus-ketus itu sampaikan ke saya dan dia harus keluar dari RSUD Soedarso, mau dia tenaga ahli apa pun tetap keluar,” tegasnya.
Ia katakan bisa siapkan yang lebih baik dari itu.
Dikatakannya gedung rumah sakit dana pembangunannya mencapai 184 miliar bisa dibangun apa lagi cuma mencari untuk 100 orang tenaga profesional yang betul-betul bisa dibayar dan tinggal diberikan kesempatan kepada jajaran rumah sakit sudarso mau berubah apa tidak.
“Mengubah fisik itu gampang tetapi mengubah mental itu tidak gampang.”
“Saya meminta kepada jajaran rumah sakit untuk terus melakukan inovasi-inovasi dalam pelayanan dan melakukan evaluasi dalam pelayanan,” ujarnya.
Masih kata mantan Wali Kota Pontianak, pelayanan itu harus dengan hati bukan dengan mulut, apalagi mulutnya suka ketus dengan pasien.
“Perawat dan dokter tidak boleh marah dengan pasien, seberapa ketersinggungan kita dari sikap mereka kita harus melayani dan kita harus maklumi karena mereka sakit ,” pungkasnya.
Harap Prosedur BPJS Disederhanakan
Putri kedua mantan Gubernur Kalbar dua periode, Cornelis yakni Angeline Fremalco mengunjungi satu diantara pasien di RSUD Soedarso Pontianak, Jumat (22/11/2019).
Anggota DPRD Kalbar ini pun berharap agar prosedural yang ada untuk pengguna BPJS dapat disederhanakan.
Hal ini ditegaskannya usai mendengar keluh kesah dari pasien BPJS yang juga berasal dari Landak, yakni Aloysius asal Desa Gombang, Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak.
“Banyak warga kita dari daerah mungkin mereka kurang informasi sehingga, mengeluh tentang pelayanan BPJS Kesehatan. Udah datang dari jauh, kemudian di sini bolak-balik ngurusnya, satu hari satu dokter, one day one poli,” katanya.
“Saya sebagai wakil rakyat tentunya menyuarakan, saya tau ini kebijakan pusat tapi kitakan bisa saja menyampaikan keluhan ini, dan saya rasa BPJS harus banyak berbenah, apalagi dengan kenaikan iuran tentu pelayanannya juga lebih baik, yang namanya pasien harus cepat ditangani.”
“Kenapa kita harus menghabiskan tiga hari jika bisa diselesaikan satu hari, toh perintah Pak Jokowi jugakan untuk disederhanakan, intinya jangan berbelit-belit,” timpal adik Bupati Landak Karolin Margret Natasa ini.
Saat datang ke rumah sakit Pemprov Kalbar ini, Angeline langsung menuju ke ruang Poli Bedah di lantai dua dan disambut oleh keluarga pasien dan sapaan dari sejumlah petugas rumah sakit.
Ia pun mencoba bertanya ke petugas rumah sakit untuk mengetahui perihal prosedur pelayanan peserta BPJS Kesehatan.
“Saya tanyakan ke petugas di poli, mereka sepertinya kurang memahami prosedur pelayanan BPJS Kesehatan dari sisi manajemen. Intinya, pasien yang sudah melalui prosedur dan masuk ke poli, itulah yang akan dilayani,” tiru politisi PDI Perjuangan ini.
Setelah itu, ia pun diarahkan ke bagian informasi di lantai dasar.
Namun Angeline tidak memperoleh jawaban yang memuaskan dan diarahkan oleh petugas informasi untuk bertanya langsung ke perwakilan BPJS Kesehatan yang ada di loket.
Dengan langkah cepat, peraih suara terbanyak DPRD Kalbar ini pun meminta keterangan dari petugas yang berada di loket BPJS Kesehatan.
Dua orang berpakaian batik di loket Pelayanan Penerbitan Jaminan Rawat Inap dan Keluhan Pelayanan Peserta BPJS Kesehatan ini pun tak bisa berkomentar banyak karena bukan dari pihak perwakilan BPJS melainkan masih karyawan di Rumah Sakit.
“Kami petugas rumah sakit yang diperbantukan di unit layanan rawat inap, bukan dari BPJS Kesehatan Bu,” ucap satu diantara karyawan tersebut.
Setelah hampir satu jam berada di di rumah sakit yang akan dibangun 12 lantai tersebut, Angeline akhirnya bertemu dengan Direktur RSUD Soedarso drg. Yuliastuti Saripawan.
Dari sang Direkturlah akhirnya penjelasan detail tentang proses klaim asuransi sampai dengan teknis perawatan pasien BPJS Kesehatan diperoleh dengan gamblang.
Maka dari itu, Angeline menilai perlu ada perbaikan menyeluruh dari layanan BPJS Kesehatan sehingga kenaikan iuran sebanding dengan manfaat dan layanan yang dirasakan.
“Ini menurut saya harus kita kaji lagi bagaimana caranya, saya tau ini kebijakan dari pusat, ini perlu dibicarakan lebih lanjut,” katanya.
Selain itu, ibu tiga anak ini pun mendorong agar terus ada perbaikan pelayanan di RSUD Soedarso.
Terlebih, kata dia, mengurus orang yang sedang sakit, maka dibutuhkan pelayanan prima.
“Namanya bentuk pelayanan, masyarakat nanya, marah kan wajar. Kita sebagai orang pelayanan, terimalah jangan marah-marah.”
“Kalau memang ada yang bertanya, dijelaskanlah dengan baik. Tapi saya lihat sudah ada penataan ke arah sana, perbanyak senyum ya,” ucap Angeline. (*)
Sumber: tribunnews.com