BULUKUMBA – Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Daeng Radja Bulukumba akhirnya mengakui pelayanan pasien di rumah sakit milik pemerintah itu buruk. Penyebabnya disebut adalah karena minimnya Sumber Daya Manusia (SDM).
“Kualitas pelayanan pada rumah sakit secara umum kita masih belum terpenuhi. Khusus untuk dokter Anastesi saja kita di sini masih dua orang yang seharusnya minimal tiga,” ungkap Kasubag Humas dan Promkes RSUD, Gumala Rubiah, Rabu (16/10/2019).
Saat ini, kata Gumala, RSUD Sultan Daeng Radja memiliki akreditasi B, sehingga seharusnya melakukan segala upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan secara berkelanjutan. Termasuk menghadirkan SDM yang mencukupi.
“SDM rumah sakit seharusnya memenuhi kuota dari standar akreditasi khususnya Dokter Spesialis dan subspesialis, dan ini selalu menjadi perhatian rumah sakit dalam meningkatkan kualitas pelayanan,” terang Gumala.
Gumala menjelaskan jika saat ini dokter spesialis dan subspesialis yang ada di Indonesia cukup minim. Manajemen RSUD Bulukumba diakuinya telah berulang kali mengajukan permohonan ke Kementerian Kesehatan untuk memberikan pemenuhan kebutuhan SDM.
“Terkait dengan dokter anastesi yang hanya dua orang di rumah sakit memang memiliki keterbatasan untuk menangani pasien yang setiap bulannya berkisar 300 pasien operasi. Sehingga memang butuh penambahan tenaga dokter,” ujarnya.
Diketahui, dari dua dokter yang dimiliki rumah sakit Bulukumba. Satu dokter lainnya yakni, dr Masri yang merupakan spesilis Anastesi diketahui saat ini tengah melanjutkan pendidikan. Sehingga selama kekosongan itu, dr Masri kerap digantikan oleh dokter Anastesi yang berasal dari Makassar. Pergantian itu berdasarkan kesepakatan pribadi dr Masri.
Sementara itu sebelumnya, terjadi insiden meninggalnya seorang bayi di dalam kandungan lantaran tidak mendapatkan pelayanan dari dokter di RSUD Daeng Radja Bulukumba.
Atas insiden tersebut, Bupati Bulukumba, AM Sukri A Sappewali sendiri telah menyampaikan permohonan maaf dan memastikan akan melakukan evaluasi terhadap Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RSUD Sultan Daeng Radja, dr Abdurrajab serta seluruh Dewan Pengawas (Dewas).
“Saya sudah menegur keras Direktur karena ini kesalahan yang berulang. Termasuk dewas akan kita evaluasi dan audit karena ini sudah sangat fatal,” tegasnya.
Sumber: sindonews.com