SOE – Unit transfusi darah ( UTD) PMI Kabupaten TTS telah dua tahun mati suri. Akibatnya, RSUD SoE Kesulitan mendapatkan pasokan darah guna melakukan transfusi darah.
Untuk mengatasi maslah tersebut, pihak manajemen RSUD SoE terpaksa meminta donor darah dari keluarga pasien atau relawan yang ada di Kota SoE. Tak jarang, manajemen menggunakan media sosial untuk mencari relawan pendonor untuk memenuhi kebutuhan darah untuk transfusi.
” Jujur saja sejak UTD PMI mati suri kita juga mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan darah kita. Selama ini kita minta pendonor ke Keluarga pasien atau relawan yang sudah kita kenal,” ungkap Direktur RSUD SoE, dr. Ria Tahun kepada POS-KUPANG.COM, Kamis (22/8/2019) di ruang kerjanya.
Terkait kebutuhan darah di RSUD SoE sendiri lanjut Ria, dalam sebulan RSUD SoE membutuhkan sekitar 50 kantong darah.
Dalam waktu dekat, dr. Ria akan berkomunikasi dengan Bupati Tahun guna mengaktifkan kembali UTD PMI Kabupaten TTS. Pasalnya keberadaan UTD PMI sangat dibutuhkan untuk menunjang pelayanan RSUD SoE.
” Saya akan bicara dengan pak bupati agar UTD PMI Kabupaten TTS bisa dihidupkan kembali. Apalagi salah satu syarat Agreditasi adalah adanya UTD PMI di Kabupaten TTS,” jelasnya.
Terpisah, Ketua sementara DPRD Kabupaten TTS Marcu Mbau mengatakan prihatin dengan UTD PMI yang mengalami mati suri. Dirinya mendorong agar Pemda TTS bisa segera menghidupkan kembali UTD PMI akan kebutuhan darah rumah sakit bisa dipenuhi.
” Kita sayangkan kalau sudah dua tahun UTD PMI mengalami mati suri. Padahal setiap hari RS membutuhkan darah untuk menolong pasien. Oleh sebab itu kita dorong agar UTD PMI bisa segera dihidupkan lagi,” pintanya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Dion Kota)
Sumber: tribunnews.com