CIMAHI, (PR).- Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cibabat mendapat bantuan pembiayaan hingga Rp 64 miliar. Dana tersebut digunakan membeli berbagai macam Alat Kesehatan (Alkes) guna mendukung layanan spesialis di RSUD Cibabat.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama RSUD Cibabat, Reri Marlia mengatakan, dana bantuan itu akan digunakan untuk pengadaan kelengkapan Alkes di ruang rawat inap, Instalasi Gawat Darurat (IGD), Intensif Care Unit (ICU), Labolatorium, Rehabiliasi Medik dan Unit Tranfusi Darah (UTD).
“Allhamdulilah tahun ini ada bantuan terutama untuk pengadaan alkes,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama RSUD Cibabat Reri Marlia, Senin, 26 Agustus 2019.
Dana tersebut sebanyak Rp 20 miliar dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Rp 44 miliar dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Dana dari DAK digunakan untuk pengadaan 35 item alkes, sedangkan bantuan dari provinsi akan digunakan untuk pemenuhan sekitar 79 item alkes.
“Yang paling menyedot anggaran terutama pengadaan peralatan bedah di Instalasi Bedah Sentral (IBS) RSUD Cibabat. Sekarang sudah banyak sub spesialis bedah, mengakomidir kebutuhan para dokter spesialis bedah sentral,” tuturnya.
Perihal pemeliharaan seluruh alat kesehatan di RSUD Cibabat, lanjut Reri, setiap bulan dilakukan uji fungsi dan kalibrasi atau melakukan pengecekan dan pengaturan akurasi alat kesehatan.
“Untuk pemeliharaan dilakukan berkala, tergantung masa pakai ada bulanan dan mingguan. Dikelola oleh Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit (IPSPRS) yang berperan, kalau sudah tidak layak dibuat berita acara bahwa maksimal tidak bisa diperbaiki lagi sehingga akan masuk daftar penggantian,” ucapnya.
Saat ini, Reri menjelaskan, Standar Peralatan Sarana Prasarana Rumah Sakit di RSUD Cibabat mencapai 58 persen, dari standar minimal 50 persen. “Angka ideal batas aman pada angka 80 persen. Kita terus dibantu provinsi dan Kemenkes tiap tahunnya,” katanya.
Reri menegaskan, pemenuhan dan pemeliharaan alkes semata-mata untuk meningkatkan mutu pelayanan RSUD Cibabat. Apalagi, rumah sakit tersebut termasuk rumah sakit regional atau rujukan dari berbagai daerah. Selain warga Kota Cimahi, banyak juga pasien berdatangan dari Kabupaten Bandung Barat (KBB), Kabupaten Bandung, dan Kota Bandung.
Reri mengungkapkan, jumlah tenaga kesehatan yang ada di RSUD Cibabat mencapai 900 orang, terdiri dari tenaga medis, dokter, perawat, tenaga administrasi dan sebagainya. Saat ini, daya tampung RSUD Cibabat dengan ruang rawat inap, rawat jalan hingga Intensif Care Unit (ICU) mencapai 350 unit.
Saat ini, kata dia, pihaknya terus berupaya untuk memperbaiki sejumlah kekurangan baik dari segi fasilitas maupun tenaga kesehatan. “Yang belum ada terutama spesialis paru forensik dan bedah mulut, yang lainnya sudah terakomidir,” ujarnya.***
Sumber: pikiran-rakyat.com