WAINGAPU–Kebutuhan darah di RSUD Umbu Rara Meha Waingapu, Kabupaten Sumba Timur untuk bulan Juli 2019 mencapai 325 kantong darah. Sedangkan rata-rata perhari 10 sampai 11 kantong darah untuk kebutuhan darah bagi pasien.
Direktur RSUD Umbu Rara Meha Waingapu Dokter Lely Harakai, M.Kes menyampaikan itu kepada POS-KUPANG.COM, Senin (19/8/2019) siang.
Dokter Lely mengatakan, jika stok darah tidak mencukupi dibantu dengan donor dari pihak keluarga pasien atau donor sukarela melalui himbauan di media sosial (FB atau grup WA).
UTD juga selalu meminta pihak keluarga untuk menyediakan donor pengganti untuk menjaga kesinambungan jumlah stok darah di blood bank.
“Stok darah di UTD RSUD saat ini 8 kantong PRC yaitu 2 kantong darah A, 2 kantong darah B, 1 kantong darah AB, 3 Kantong darah O. Sedangkan, darah hasil mobil unit dari mesjid kampung got hari ini belum tiba sehingga belum dihitung,”jelas Dokter Lely.
Dokter Lely juga mengatakan, golongan darah yang paling dibutuhkan atau karena sulit didapat adalah golongan darah AB dan golongan A. Golongan darah O dan B lebih mudah didapat, dan khususnya golongan darah yang paling sering diminta adalah golongan darah O.
Dokter Lely juga mengatakan, pemenuhan kebutuhan darah RSUD diperoleh selama ini dari hasil mobil unit bekerja sama dengan PMI Sumba Timur, donor pengganti dari keluarga pasien, donor sukarela yang datang secara rutin ke UTD setiap 3 bulan.
“Yang terakhir ini jumlahnya sangat sedikit 5 sampai dengan 10 orang perbulan. Jumlah perolehan darah terbanyak dari donor pengganti dari keluarga pasien,”akunya.
Direktur RSU Imanuel Waingapu Dr. Danny Christian kepada POS-KUPANG. COM, Senin (19/8/2019) siang mengatakan, insidentil kebutuhan darah di RSU Imanuel, kadang ada kasus yg perlu tranfusi darah, namun, kadang dalam beberapa bulan tak pernah ada darah yang dibutuhkan.
Kata dia, jika ada pasien yang membutuhkan darah, biasanya pasien yanh mencarikan pendonor darah. Di RSU Imanuel tersedia peralatan bank darah, namun hampir tidak ada darah yang tersedia.
“Kalau ada darah yg dibutuhkan biasanya keluarga yg mencarikan donornya. Di RS ada tersedia peralatan bank darah, tetapi hampir tak ada darah yang disiapkan,”ungkap dokter Danny.
Ketika ditanya terkait apakah pihak manajemen RSU Imanuel memiliki cara, agar stok darah tetap stabil di bank darah RSU tersebut, kata dokter Danny, susah karena daya simpan darah terbatas.
Darah hanya mampu disimpan selama 28 hari, jika waktu simpan lebih dari itu maka akan ekspire.
“Susah karena daya simpannya terbatas, hanya sekitar 28 hari, kalau tidak digunakan akan ekspire. Dulu kami menyimpan banyak darah di frezer bank darah, akhirnya ekspire, makanya sejak itu kami memutuskan menyadap darah donor kalau mau digunakan saja, tidak disimpan lagi,”tutup dokter Danny. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Robert Ropo)
Sumber: tribunnews.com