Teknologi yang semakin berkembang kini menjadi salah satu peralatan yang tak lepas dalam dunia kesehatan. Rumah sakit menggunakan teknologi bukan hanya untuk memperkuat hubungan antar rumah sakit, antar tenaga kesehatan, melainkan juga hubungan tenaga kesehatan dan pasien. Salah satu aplikasi pemanfaatan teknologi di rumah sakit yaitu penggunaan rekam medis elektronik. Rekam medis elektronik sendiri merupakan kumpulan informasi kesehatan individu pasien dalam bentuk elektronik. Sebelumnya, pencatatan terkait rekam medis pasien adalah dalam bentuk kertas. Hal ini memiliki beberapa keterbatasan, salah satunya dalam mengakses rekam medis itu sendiri yang memakan waktu cukup banyak. Pemanfaatan rekam medis elektronik yang efektif dapat meningkatkan kemampuan membagian rekam medis antar rumah sakit serta antar tenaga kesehatan.
Rekam medis elektronik menjadi salah satu alat yang dapat digunakan untuk dengan mudahnya mengakses informasi kesehatan dan data, memasukan permintaan tes dan pengobatan, diagnose, demografi, hasil pemeriksaan dan berbagai informasi lainnya. Informasi ini dapat digunakan untuk memudahkan interaksi antar departemen, antar tenaga kesehatan serta antara tenaga kesehatan dan pasien. Melalui kemudahan ini maka diharapkan proses pelayanan kesehatan yang terjadi di rumah sakit dapat berjalan dengan efisien. Selain manfaat secara klinis, rekam medis elektronik juga memiliki aplikasi terhadap fungsi administratif, kebutuhan penelitian, finansial serta pelaporan sistem pelayanan kesehatan.
Dengan berbagai keuntungan yang didapat dari penggunaan rekam medis elektronik, terdapat beberapa hambatan dalam penggunaannya. Empat masalah utama dalam penggunaan rekam medis elektronik adalah terkait keamanan dan privasi, kurangnya interoperabilitas, digital divide dan kontinuitas bisnis. Keamanan menjadi masalah utama, dimana bila hal ini dapat dengan mudah diakses maka dapat memberikan informasi penuh terkait kondisi kesehatan pasien. Masalah berikutnya adalah terkait kurangnya interoperabilitas, dalam hal ini ketidaksesuaian sistem antar organisasi yang berkeinginan untuk mendapatkan informasi rekam medis. Digital divide adalah suatu terminologi untuk menyatakan gap antara individu yang memiliki atau memahami akses teknologi dengan individu yang tidak memiliki maupun memahami teknologi. Masalah terakhir yang dihadapi dengan penggunaan rekam medis elektronik adalah kontinuitas bisnis, dimana bila terjadi masalah dengan data baik gangguan koneksi, kegagalan perangkat dan masalah lainnya maka jalannya suatu bisnis dapat terganggu.
Beberapa rumah sakit di Indonesia juga kini mulai beralih dari rekam medis berbasis kertas menjadi rekam medis elektronik. Penelitian terkait hal ini pun masih sedikit. Selain perlu adanya proses adaptasi menuju rekam medis elektronik, rumah sakit maupun fasilitas kesehatan lainnya perlu mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin timbul dari penggunaan rekam medis elektronik. Jika penggunaan elektronik rekam medis dapat dimanfaatkan dengan baik, diharapkan dapat memfasilitasi pelayanan kesehatan menjadi lebih efisien dan dapat meningkatkan kepuasan pasien dalam pelayanan kesehatan. (Alvina Simanjuntak)
Referensi
Odekunle, Florence. (2016). Current Roles and Applications of Electronic Health Record in the Healthcare System. International Journal Medical Research and Health Sciences. 5. 48-51.
Yi, Myongho. (2018). Major Issues in Adoption of Electronic Health Records. Journal of Digital Information Management. 16. 180. 10.6025/jdim/2018/16/4/180-191.
Côrtes, Pedro Luiz, & Côrtes, Eliana Golfette de Paula. (2011). Hospital information systems: a study of electronic patient records. JISTEM – Journal of Information Systems and Technology Management, 8(1), 131-154.