WAIKABUBAK—Direktur rumah sakit umum daerah (RSUD) Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat, dr.Beringin Pasaribu mengatakan akan memperbaiki penanganan sampah medis RSUD Waikabubak terutama pada saat dilakukan pembakaran.
Sistem pembakaran akan diperbaiki agar tidak mengganggu masyarakat sekitar.
Ia mengaku, RSUD Waikabubak tidak memiliki lahan lain menjadi lokasi penanganan sampah medis.
Selama ini, biasanya sampah medis dibakar dibagian belakang RSUD Waikabubak dengan menggunakan sistem pembakaran manual sehingga terkadang menimbulkan bau tak sedap bagi masyarakat sekitar kompleks rumah sakit.
Demikian disampaikan Direktur RSUD Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat, dr.Beringin Pasaribu di ruang kerjanya, Sabtu (13/4/2019). Menurutnya, sistem penanganan sampah medis RSUD Waikabubak telah mendapat rekomendasi Dinas Lingkungan Hidup Propinsi NTT dan terus terpantau Dinas Lingkungan Hidup Sumba Barat.
Meski demikian, menjadi satu keharusan RSUD Waikabubak untuk memperbaiki sistem penanganan sampah medis RSUD Waikabubak bila tak sesuai keadaan sekarang.
Dahulu, daerah sekitar bagian belakang RSUD Waikabubak sepih alias belum memiliki penghuni yang padat seperti sekarang.
Karena itu menjadi tugas bersama memperbaiki teknis penanganan sampah medis yang berada dibagian belakang RSUD Waikabubak itu.
Dalam kesempatan itu, berharap TPA Wone secepatnya beroperasi sehingga bisa mengakomodir sampah rumah sakit RSUD Waikabubak itu.
Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sumba Barat, Dedy Suyatno dikonfirmasi pos kupang ke telepon selulernya, Minggu (24/4/2019) terkait harapan direktur RSUD Waikabubak agar TPA Wone secepatnya beroperasi sehingga bisa menangani sampah rumah sakit,
ia menegaskan, TPA Wone hanya mengelolah sampah non medis. Hal itu berarti sampah medis hanya dapat dikelolah rumah sakit dengan memperhatikan masukan Dinas Lingkungan Hidup Sumba Barat. Direktur RSUD Waikabubak, SB, dr.Beringin Pasaribu. (*)
Sumber: tribunnews.com