Hari tuberculosis (TB) sedunia diperingati pada 24 maret. Adanya hari peringatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai bahaya penyakit TB dan pada ujungnya masyarakat diharapkan juga peduli terhadap penanggulangannya. Penyakit TB merupakan penyakit yang mewabah di Indonesia, saat ini Indonesia berada di peringkat ke – 3 jumlah penderita TB setelah India dan China. Untuk menekan jumlah pendertia TB bukan merupakan perkara mudah, penyebaran TB yang melalui udara sangat mudah sekali terjadi. Sementara pengobatan TB membutuhkan waktu yang relatif lama yakni 6 bulan pengobatan tanpa putus, sehingga seringkali pendertia TB terbentur dengan kondisi sosial ekonominya, dimana banyak penderita TB berada pada usia produktif.
Pengobatan TB yang tidak maksimal dapat menyebabkan resistensi yang berakibat lebih fatal, karena pemberian obat akan lebih banyak dan memberikan efek samping yang lebih besar dibandingkan pengobatan TB biasa. Problematika di atas merupakan pekerjaan rumah dari berbagai pihak, termasuk rumah sakit. Peran rumah sakit sangat besar dalam penanggulangan TB karena rumah sakit merupakan tonggak awal penegakkan diagnosis TB, dimana pada fasilitas kesehatan tingkat pertama, masih belum memiliki fasilitas yang mencukupi, sehingga rumah sakit memang merupakan langkah awal penanggulangan TB.
Proses rujuk balik ke fasilitas kesehatan tingkat pertama harus dilaksanakan secara baik, sehingga proses pengobatan pasien TB dapat dilakukan secara efektif. Pendekatan psikis juga perlu dilakukan terutama dukungan dari keluarga untuk menuntaskan pengobatan TB, karena dalam proses pengobatan ini banyak penderita TB merasa menjadi beban keluarga, karena tidak dapat beraktivitas secara bebas dan tidak dapat melakukan kegiatan seperti orang lain.
Keluarga merupakan tonggak penanggulangan TB sekaligus orang yang sangat berisiko terpapar TB. Sehingga proses edukasi harus segara dilaksanakan ketika pasien suspect TB sudah dapat ditegakkan diagnosis TB-nya. Peran konseling di klinik TB DOT rumah sakit sangat diperlukan sekali untuk memberikan pemahaman apa yang harus dilakukan keluarga untuk mendukung penderita TB agar segera dapat dengan cepat pulih dari penyakitnya. Selain itu, kehati – hatian juga harus ditanamkan sehingga dapat meminimalisir risiko penularan penyakit.
Kesimpulannya untuk menanggulangi TB ini merupakan pekerjaan rumah bagi semua pihak, keluarga, masyarakat, fasilitas kesehatan, pemerintah dan seluruh elemen. Harapannya dengan peringatan hari TB dapat meningkatkan awareness kita semua terhadap permasalahan ini.