Field Visit Ringkasan Hari I Hari II
-
Hari II
Prince Mahidol Award Conference (PMAC) 2019
Addressing Determinants of NCDs:
The Whole of Government and System Response
Boyd Swinburn, Sally Casswell, Prakit Vathesatogkit, Susan Mercado, Douglas Bettcher
Plenary 2, Sabtu, 2 Februari 2019
”We need legally binding framework to control industry” – Prakit Vasthesatogkit, Secretary General Thailand’s Smoking and Health Foundation
(Prof. Boyd Swinburn)
Komitmen adalah hal yang bagus, namun tindakan akan lebih memberikan pengaruh. Diketahui bahwa NCD yang disebabkan oleh obesitas, konsumsi alkohol dan tembakau semakin meningkat rasionya. Mengapa kita perlu mengatasinya? Faktanya, pemerintah tidak dapat mengatasi pemasaran industri konsumsi dan tidak dapat berupaya untuk membuat kebijakan yang efektif.
Diperlukan regulasi dan kebijakan serta pemantauan independen terhadap industri makanan dan pajak terhadap alkohol dan tembakau. Untuk itu, kerja sama multi sektor perlu diperkuat. Hal tersebut tentunya tidak lepas dari bantuan pendanaan agar dapat mengimplementasikan regulasi dan kebijakan tersebut. Bagaimana untuk mencapainya? Tentu saja dengan melakukan tatap muka kepada pemerintah level tertinggi, penggunaan media, dan pemberdayaan masyarakat.
Reporter : Elisabeth Listyani
-
Hari II
Prince Mahidol Award Conference (PMAC) 2019
Imperative Need for Paradigm Shift of Health System : A Holistic Response to NCD
A.H.M (Enayet) Hussain, Mouly Ieng, Yogan Pillay, Melisa Mei Jin Tan, Tomás Reinoso
Parallel 2.3, Sabtu, 2 Februari 2019
“It might not be a happy end, but a better world possible” – Tomás Reinoso, Professor National School of Public Health, Havana, Cuba
(Prof. Tomás Reinoso)
Pemerintah seharusnya mengatur kebijakan kesehatan nasional terkait NCD. Saat ini kurangnya kepemimpinan dari setiap personil maupun masyarakat dirasa masih kurang untuk terlibat mengatasi NCD. Tenaga kerja medis juga masih terpusat pada model biomedis. Di sisi lain meningkatnya prevalensi NCD juga dipengaruhi oleh penduduk yang kurang memperhatikan gaya hidup sehat dan ketidaksetaraan sosial ekonomi.
Respon terhadap NCD membutuhkan kepemimpinan dan kolaborasi dari setiap personil yang terlibat dalam sistem kesehatan. Selain itu, promosi dan edukasi kesehatan dapat dilakukan dengan memberdayakan masyarakat. Sudut pandang politis perlu diubah dan lebih berfokus pada layanan primer. People Centered Approach perlu untuk dibawa ke sistem kesehatan yang lebih luas dan pergeseran dari paradigma health system ke system of health.
Reporter : Elisabeth Listyani
-
Hari II
Prince Mahidol Award Conference (PMAC) 2019
Governance of the NCD Response – Who is in Control ?
Andrew Black, James Hospedales, Kwanele Asante, Pablo Ferreri, Tamu Davidson, Geoff Parker
Plenary 3, Sabtu 2 Februari 2019
“Governments can’t do this alone. We need to work with other groups to support governments from technical viewpoints, especially the Ministry of Health, to translate information into packages that can be understood by others.” – Tamu Davidson, MoH, Government of Jamaica
Pemerintah merupakan mediator dan pemimpin dalam upaya mengelola NCD serta membutuhkan kolaborasi antar sektor. Selain itu pemangku kepentingan (masyarakat, kelompok pasien, dan industri) perlu untuk membantu pemerintah dalam memberikan layanan dan intervensi. Kurangnya pemahaman pengaruh ekonomi terhadap NCD akan mempengaruhi respon pemerintah. Selain itu kurangnya sinergi internasional dan kebijakan pajak tentunya akan memperlambat respon terhadap NCD.
Untuk mengatasi kesenjangan dan kurangnya pemahaman terhadap NCD maka perlu mengembangkan kebijakan berbasis bukti dan proses untuk menyatukan berbagai sumber di dalamnya termasuk industri. Selain itu, dibutuhkan kolaborasi internasional antar kementerian untuk mendapatkan pengaruh yang besar. Menerapkan pajak yang lebih progresif akan berpengaruh terhadap penurunan prevalensi NCD. Sektor privat juga perlu dirangkul dan untuk meminimalkan kesenjangan maka industri diharapkan lebih transparan dan dapat memonitor aktivitas produksi mereka untuk mengurangi kontribusi negatif terhadap NCD.
Reporter : Elisabeth Listyani
-
Hari II
Prince Mahidol Award Conference (PMAC) 2019
No Progress Without Action : A Whole New Era of Accountability to End Empty Promises for NCD Prevention and Control
Anna Gilmore, Kwanele Asante, Nick Watts, Kul Chandra Gautam, Majid Ezzati,
Thelma Alafia Samuels
Parallel 3.4, Sabtu, 2 Januari 2019
“Why are we removing their (private sector) humanity? We need to start personalizing and humanizing, as it is the most effective ways of approach” – Kwanele Asante, Lawyer & Bioethicist African Organization for Research & Training in Cancer
(Anna Gilmore)
Diperkirakan pada 2030 kematian karena NCD akan mencapai 40.5 juta jiwa. Resiko yang lebih tinggi akibat NCD berdampak pada lebih dari separuh negara di dunia dikhawatirkan tidak dapat mencapai SDG 3.4. Prevalensi NCD akan semakin tinggi terutama di negara berpenghasilan menengah ke bawah (low middle income countries). Dibutuhkan berbagai upaya seperti pengendalian alkohol dan tembakau, upaya preventif dan perawatan terhadap kasus penyakit darah tinggi, akses mudah terhadap upaya preventif dan kuratif yang berkualitas terhadap NCD, meningkatkan pendanaan, memperkuat sistem kesehatan nasional sebagai mekanisme seting prioritas berdasarkan epidemiologi dan biaya, mempercepat infrastruktur, sumber daya, pengadaan, dan teknologi informasi.
Selain itu, validasi terhadap makanan, meningkatkan pendidikan kesehatan, melibatkan sektor privat di bidang industri makanan agar mereka mengembangkan makanan sehat, dan membentuk serta melibatkan masyarakat maupun pasien NCD sebagai bagian dari solusi diharapkan akan dapat mengurangi NCD.
Reporter : Elisabeth Listyani